Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (30)
Dari Gua Ashabul Kahfii, Mengambil Iktibar Bagaimana Tujuh Pemuda Mempertahankan Akidahnya
Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co
Dari dua situs keajaiban dunia yang diakui UNESCO, Wadi Rum dan Petra, rombongan Almerah Plaza & Tour kembali ke Hotel di Kota Amman, Jordania. Amman disebut juga sebagai Kota Tujuh Bukit. Kota Amman sudah disebut-sebut sejak abad 12 sebelum masehi. Ketika itu nama Kota Amman disebut sebagai Kota Rabbath Ammon atau Raba karena kota ini dihuni suku Amon. Kemudian kota ini ditaklukkan Yunani lalu nama kota itu disebut Filadelfia.
Baru disebut Amman setelah bangsa Arab menguasai Kota ini dan kemudian menyebarkan agama Islam. Kota Amman yang modern didirikan pada tahun 1878. Amman adalah kota paling ujung dari Syam. Aman adalah salah satu kota tertua yang masih dihuni oleh peradaban manusia.
Kami makam malam di hotel dan melepas lelah untuk besoknya melanjutkan kunjungan ke Gua Ashabul Kahfi dan Pohon Sahabi. Tentu dua destinasi itu menjadi destinasi “wajibb” yang harus kami kunjungi karena terkait sejarah Islam yang perlu banyak diketahui.
Cerita Tujuh Pemuda yang Tertidue 309 Tahun
Pagi setelah sarapan, rombongan bersiap untuk berangkat ke Gua Ashabul Kahfi. Tentu saja rasa penasaran kami akan terjawab seperti apa gua Ashabul Kahfil yang populer dengan cerita tujuh anak muda yang tertidur selama 309 tahun. Kisah Ashabul Kahfi diceritakan dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 9-26.
Pada riwayat itu disebutkan ada tujuh kelompok pemuda yang teguh agamanya hidup di negeri yang bernama Afasus dengan pemimpin yang kejam dan penyembah berhala bernama Raja Daqyanus.
Pasalnya, ia tidak segan membunuh siapapun yang menolak untuk diajak mengikuti perintahnya dalam menyembah berhala. Hingga terdengar kabar bahwa ada sekumpulan pemuda yang menolak menaati perintahnya. Tujuh pemuda tersebut menyebutkan alasan mereka menolak menyembah berhala karena hanya ingin beribadah kepada Allah SWT. Raja Daqyanus pun tidak tinggal diam dan mulai menawarkan keuntungan bagi mereka, seperti harta hingga jabatan agar mau menyembah berhala.
Namun, mereka tetap teguh pada pendiriannya dan menolak semua tawaran menggiurkan dari Raja Daqyanus. Keteguhan para pemuda tersebut diceritakan dalam surah Al Kahfi ayat 13-14: Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.
Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.
Karena ancaman Raja Daqyanus yang ingin membunuh tujuh pemuda, maka ketujuhnya melarikan diri dan meninggalkan kota tempat tinggal mereka lalu bersembunyi disebuah gua untuk mempertahankan keimanannya. Kemudian ketujuhnya bersama seekor anjing bersembunyi di Gua Rajib yang letakkan disekitar 8 kilometer dari Kota Amman saat ini.
Kami sampai pagi saat matahari mulai naik. Cahayanya yang cerah memberi pantulan pada beberapa bangunan tua disekitarnya. Di depan ada pasar yang menjadi pusat perniagaan sejak dahulu. Dan pasar inilah yang menjadi penanda bahwa Gua Rajib tempat tujuh pemuda Kahfi tertidur benar yang berada di Kota Amman.
Gua Kahfi di Amman Paling Mendekati
Ustad Irwan Syahputra menjelaskan, beredar cerita ada sebanyak 13 lokasi yang menyebut sebagai gua Al-Kahfi. Namun Ustadz Irwan Syahputra meyakini bahwa gua yang mendekati kebenaran sesuai Al-Quran dan Hadist adalah yang berada di Kota Amman.
Para ulama memang berselisih pendapat mengenai letak gua yang sebenarnya. Ada yang berkata di negeri Aylah. Ada yang berpendapat di negeri Niinawa. Ada yang mengatakan di Balqa’. Ada juga yang berpendapat di negeri Ar-Ruum (Romawi). Namun, seperti dijelaskan Ustad Irwan Syahputra, gua yang ada di Amman inilah yang mendekati tanda-tanda yang disebutkan. Wallahu ‘alam.
Diceritakan, pada pelarian tujuh pemuda Kahfi itu, di tengah perjalanan menuju gua, mereka bertemu dengan seekor anjing yang kemudian turut mengikuti perjalanan mereka. Di gua tersebut, para pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi bisa bebas beribadah kepada Allah sekaligus memohon perlindungan agar terhindar dari kejaran tentara Raja Daqyanus.
Atas izin Allah SWT, Allah pun menutup pendengaran dan penglihatan para pemuda tersebut agar mereka tertidur dalam waktu yang lama. Diceritakan, mereka tertidur selama 309 tahun di gua tersebut sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al Kahfi ayat 10-11: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.“ Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun.
Sebab itu, Raja Daqyanus dan pasukannya yakin para pemuda tersebut telah meninggal . Hingga ratusan tahun terlewati, Allah SWT membangunkan para pemuda tersebut kala negeri Afasus telah dipimpin oleh raja yang sholeh dalam surah Al Kahfi ayat 12 : Artinya: Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara ke dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).
Melihat Tujuh Kuburan Pemuda Kahfi
Di gua itu Kami disambut seorang syech pemegang kunci Gua Al-Kahfi. Kami diantar masuk ke dalam kemudian dijelaskan apa yang ada di sana. Tampak ada tujuh kuburan dalam ukuran yang cukup panjang. Juga ada satu lubang yang memberi cahaya ke dalam gua. Dari lubang yang memberi cahaya dan udara itulah, Allah memberikan kehidupan berupa oksigen untuk tujuh pemuda yang tertidur itu.
Kisah Ashabul Kahfi itu terjadi setelah masanya Nabi Isa Al-Masih. Mereka itu Nashrani yang menyembah Allah Swt. Sementara mereka hidup bersama orang-orang musyrik yang menyembah berhala.
Setelah 309 tahun ketujuh pemuda itu ditidurkan Allah, kemudian Allah bangunkan mereka dari tidur seperti membangkitkan orang mati dari kubur mereka.
Cerita tujuh pemuda Alkahfi memberikan pembelajaran yang sangat berharga untuk dijadikan iktibar bagaimana kekuasaan Allah yang memiliki kuasa untuk menghidupan dan mematikan. Cerita pemuda Al-Kahfi juga memberikan pelajaran bagaimana seharusnya memegang teguh aqidah kepada Allah seberat apapun tantangan yang akan dihadapi.
Setelah mendapatkan banyak informasi, Kami pun keluar dari gua itu. Kami sedikit mengelilingi bagian luar dari gua. Ada puing-puing batu bekas masjid persis di atas gua. Bangunan masjid baru sudah dibangun. Dari Gua Al-kahfi telah menerima pelajaran yang paling berharga tentang Aqidah dan Keimnanan kepada Allah Swt. Kunjungan ini diharapkan dapat terus meneguhkan keimanan kepada ALLAH Swt… ( Bersambung )