Jakarta, InfoMu.co – Jepang menghadapi permasalahan pengurangan populasi yang cukup ekstrem. Selama 15 tahun terakhir jumlah penduduk negeri matahari terbit itu terus menurun.
Diberitakan Japan Today, Kamis (25/7/2024) menurut data pemerintah, kelahiran di Jepang mencapai rekor terendah yaitu 730.000 kelahiran pada tahun lalu. Terhitung 1 Januari jumlah populasi Jepang adalah 124,9 juta.
Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri juga menunjukkan bahwa peningkatan penduduk asing sebesar 11% membantu populasi mereka melampaui 3 juta untuk pertama kalinya. Kini, warga asing berjumlah hampir 3% dari total populasi dan sebagian besar berusia kerja antara 15 hingga 64 tahun.
Bukan tanpa sebab angka kelahiran begitu rendah do Jepang. Berdasarkan survei, generasi muda Jepang enggan untuk menikah atau memiliki anak. Alasannya prospek kerja yang suram, tingginya biaya hidup yang tak setara dengan gaji yang segitu-gitu saja, dan budaya perusahaan yang bias gender menganggap ibu hamil adalah beban.
Pemerintah Jepang sampai mengalokasikan dana USD 34 miliar dari anggaran 2024 untuk mendanai insentif bagi pasangan muda agar memiliki lebih banyak anak, seperti meningkatkan subsidi untuk penitipan anak dan pendidikan.
Para ahli mengatakan langkah-langkah tersebut sebagian besar ditujukan bagi pasangan menikah yang berencana untuk memiliki atau sudah memiliki anak. Program ini tidak mengatasi meningkatnya jumlah generasi muda yang enggan menikah.
Bila kondisi ini terus berlanjut, populasi Jepang diproyeksikan turun sekitar 30% menjadi 87 juta pada tahun 2070, ketika empat dari setiap 10 orang berusia 65 tahun atau lebih. (dtk)