Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (32/PENUTUP))
Berpisah dengan Jejak Nabi dan Rasul, Negeri yang Memberi Banyak Inspirasi
Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co
Bus Almerah Plaza & Travel yang membawa kami mulai berjalan pelan dari kawasan Pohon Sahabi, pohon sahabat, pohon yang menjadi saksi betapa besarnya kuasa Allah atas Rasul yang dicintainya. Pohon yang memberikan kesejukan dan perlindungan. Pohon yang menjadi saksi akan jejak rasulnya di tanah yang gersang lagi tandus. Pohon yang bertahan hidup lebih dari 1.400 tahun, sendiri dalam menghadapi perubahan musim dan ganasnya gurun pasir.
Pohon Sahabi menjadi perjalanan terakhir Jamaah Almerah di rute jejak Nabi dan Rasul-Nya mulai dari Mesir, Palestine sampai Jordania. Perjalanan spesial yang memberikan banyak inspirasi dari perjuangan dakwah para nabi dan rasulnya dalam menegakkan Tauhid dan Ke-Esaa-an hanya kepadaNya, bukan pada gunung, matahari, anak sapi atau berhala yang dituhankan. Perjuangan dakwah yang membawa penderitaan sungguh berat. Andainya nabi dan rasul-Nya tidak mendapatkan hidayah dan bimbingan langsung dari ALLAH sulit bagi mereka untuk berdakwah ditengah umat yang murtad, ingkar, bahkan menjadikan dirinya tuhan baru di atas bumi Allah.
Sungguh ini merupakan perjalanan reliji yang tak akan pernah kami lupakan. Alangkah baiknya, bagi umat Islam yang sudah melakukan ibadah haji, maka rencanakanlah melakukan perjalanan ke negeri Syam, negeri-negeri asal nabi dan rasulNya. Sungguh negeri ini butuh kunjungan kita. Karena kunjungan ke negeri Syam, tanah suci Palestine adalah kunjungan yang memberikan spirit besar bagi pejuang Islam yang terus bertahan untuk menyelamatkan Aqsho dan berbagaia situs suci umat Islam sampai darah penghabisan.’
Catatan Pahit di Negeri Palestina
Ditengah catatan perjalanan ini ditulis, kita mendengar berbagai kasus terbaru bagaimana Zionis Israel terus memaksanakan kehendaknya dengan menganeksasi pemukiman Palestina di Tepi Barat dengan berbagai kekerasan tanpa rasa kasihan. Tembak, Bunuh dan hancurkan. Tak ada yang membela anak-anak Palestina itu kecuali kita Umat Islam dari berbagai belahan dunia. Bantu mereka dengan dana ( salurkan melalui jalur resmi, jangan kepada pihak-pihak yang mengaku Palestina dan Pembela Palestine tapi sebenarnya adalah pendusta), serta kehadiran kita di Palestina dan tentu saja, doa-doa Kita.’
Saat meninggalkan negeri Mesir, kita sulit untuk melupakan jejak nabi Musa, Nabi Haroen, Salahuddin Al-Ayubi, Imam Syafii, Masjid Al-Azhar yang menjadi candradimukanya para ulama Islam saat ini, Piramida dan sampai Fir’aun yang menjadi saksi sebuah kemurtadan.
Palestina, pastilah menjadi jejak utama dari perjalanan ini. Kita melihat dengan jelas jejak-jejak nabi dan rasul di negeri ini. Masjid Aqsho adalah masjid yang disunnahkan untuk dikunjungi setelah Masjidil Nabawi dan Masjidil Haram, kemudian kita terus melihat negeri Palestina dengan semua kegigihan pejuangnya dalam kondisi terzalimi.
Negeri Yordania, negeri yang menjadi benteng terdepan dalam membela dan mengawal Palestina. Cerita Ashabul Kahfi, Laut Mati, Pohon Sahabi, ada di sini.
Mengenal Negeri Kerajaan Hasyimiyah Yordania
Bis terus melaju menuju Kota Amman, Jordania. Tiga jam setelah ini kami harus meninggalkan negeri ini menuju Abu Dhabi/Dubai, selanjutnya ke Kuala Lumpur dan Indonesia. Perjalan ini berlangsung selama 12 hari dengan segudang catatan dan pengalaman batiniah.
Proses imigrasi Bandar Internasional di Yordania kami lalui. Kami pun istirahat di ruang tunggu setelah proses chek-ini selesai. Dari dinding kaca, terlihat banyak pesawat yang hilir mudik. Yordania, nama resminya Kerajaan Hasyimiyah Yordania (Al-Mamlaka al-Urduniyya al-Hashemiyya). Yordania adalah sebuah kerajaan di Tepi Barat dari Sungai Yordania yang air mengalir sampai ke Tiberias. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, dengan Irak di timur laut, dengan Suriah di utara, serta Israel dan Palestina di barat.
Yordania memiliki satu-satunya yakni di ujung barat daya di Teluk Aqaba yang sebagiannya juga dikuasai oleh Israel, Mesir dan Arab Saudi. Lebih dari separuh Yordania diliputi oleh Gurun Arab . Tetapi, bagian barat Yordania berupa hutan dan lahan layak tanam. Yordania adalah bagian dari Bulan Sabit yang Subur.
Yordania didirikan pada tahun 1921, dan diakui oleh PBB sebagai sebuah negara di bawah mandat Britania pada tahun 1922 yang dikenal sebagai Emirat Transyordania. Pada tahun 1946, Yordania bergabung ke PBB sebagai negara merdeka, yang secara resmi dikenal sebagai “Kerajaan Hasyimiyah Yordania”.
Seperti apa Kerajaan Hasyimiyah Yordania sebenarnya ? Berdasarkan situs World Atlas, Yordania menempati peringkat 12 dari 15 negara Timur Tengah dalam hal kekayaan. GDP per kapita Yordania sekitar 11.000 dolar AS. Posisi Yordania masih lebih baik dari kondisi Yaman, Suriah dan Irak. Perkembangan Yordania dapat dilihat dari kualitas Bandara Internasional Queen Alia. Ini adalah bandara utama dan terbesar di Yordania dan terletak di Zizya, 30 kilometer (20 mil) di selatan ibu kota, Amman didirikan pada tahun 1983. Dinamai menurut nama Ratu Alia yang meninggal pada tahun 1977.
Bandara ini memiliki terminal baru yang canggih diresmikan pada Maret 2013 untuk menggantikan dua terminal penumpang yang lebih tua dan satu terminal kargo. Pada tahun 2014, bandara baru ini menerima penghargaan “Peningkatan Terbaik menurut Wilayah: Timur Tengah” dan “Bandara Terbaik menurut Wilayah: Timur Tengah” oleh Airport Council International. Penghargaan diberikan kepada bandara yang mencapai kepuasan pelanggan tertinggi dalam Survei ASQ.
Ciri utamanya adalah atap yang terinspirasi dari tenda Badui dan terdiri dari 127 kubah beton yang masing-masing memiliki berat mencapai 600 metrik ton. Terminal ini menampung beberapa tempat makanan dan minuman internasional yang mencakup restoran, supermarket, dan pemanggang kacang; area Bebas Bea yang lebih besar; area bermain anak-anak; outlet belanja tambahan; dan konektivitas internet.
Alhamdulillah, di Bandara ini Kami sempat menikmati kopi Starbuck yang harganya selangit. Walaupun ini Kopi Starbuck, rasanya lebih enak Kopi Gayo yang biasa Kami nikmati di tanah air.
Terbang dari Bandara Internasional Queen Alia menuju Abudabi dengan pesawat Emirates selama tiga jam. Transit di sini sekitar enam jam untuk melanjutkan perjalanan menuju Bandara Internasional (KLIA) di Kuala Lumpur. Jamaah Almerah Plaza & Travel masih mendapat bonus untuk menikmati perjalanan satu malam dua hari di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tampak Malaysia mulai bangkit setelah terpuruk lama semasa Pandemi. Bukit Bintang sudah tampak ramai. Beberapa mall mulai bersolek lagi, menyosong kehidupan new-Covid yang semoga lebih baik.
Dengan menggunakan pesawat Malaysian Airlines, kami mendarat di Kuala Nanu Internasional di Deliserdang / Medan. Perjalanan yang indah pun berakhir. (SELESAI)