Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (28)
Menyelusuri Wadi Rum, Gurun Pasir Berwarna Merah Menjadi Warisan UNESCO
Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co
Perasaan duka meninggalkan Palestina masih terus membayangi perjalanan menuju Yordania. Laut Mati kami tinggalkan. Perjalanan jauh kembali kami tempuh menembus berbagai gurun batu disepanjang jalan. Yordania, salah satu negeri syam yang menjadi rute perdagangan bangsa Arab jaman dahulu. Bila melihat kawasan ini, sulit membayangkan bangsa arab yang hidup berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain atau berdagang dari satu negeri ke negeri lain membawa dagangan dengan unta.
Bisa dibayangkan ketika Muhamamd kecil, saat berusia 12 tahun dibawa pamannya berdagang ke negeri Syam ini, kemudian melintasi berbagai jalur “sutra” perdagangan masa itu. Sekali kafilah berangkat bisa berbulan-bulan. Tiga sampai empat bulan dengan jumlah unta yang cukup banyak membawa barang dagangan. Bisa dibayangkan juga bagaimana suku badui berpindah dari satu tempat ketempat lain. Terkadang tidur di dalam gua batu atau dibawah atap lagit yang terbuka.
Langit mulai gelap. Gurun-gurun pasir berbatu tak tampak selain sedikit lampu kecil yang begitu terang. Akhirnya kami sampai di sebuah kawasan gurun terbuka. Wadi Rum, namanya. Wadi Rum bermakna “Lembah Pasir” yang terletak di Yordania sekitar 60 Km disebelah timur Kota Aqaba. Wadi Rum merupakan lembah terbesar yang ada di Yordania. Menurut riwayatnya Wadi Rum sudah dihuni sejak pra-sejarah, salah satunya adalah peradaban Nabatea yang telah meninggalkan lukisan batu.
Kami menjejakkan kaki di tanah berpasir. Tampak tenda-tenda kain dengan lampu kecil menghiasi malam yang dingin. Dibagian lain, bukit-bukit tampak lampu kecil menghiasi dinding batu.
Barang kami kemas untuk masuk ke kemah. Alhamdulillah, kami bisa singgah di kemah seindah ini. Kemah dengan pemanas ruangan, kami hidupkan di angka 28 derajat agar suhu kabar menjadi hangat. Kamar mandi kami coba. Air panas cukup membuat kami lega karena hangatnya bisa menghilangkan penat seharian di atas kendaraan.
Dari luar terdengar suara memanggil untuk makan malam. Alhamdulillah, kembali kami menikmati menu makan Arab yang spesial. Puluhan menu makan malam tersedia. Terakhir, kopi adalah penghangat yang dinikmati. Usai makan malam ada yang istirahat, langsung menikmati nyamannya kemah/tenda tapi sebagian kawan-kawan menikmati hiburan malam dengan musik (live) khas Arab. Pokoknya meriahlah…
Dari jendela kemah kami lihat keluar. Ada bulan kecil menggelantung di langit. Karena cahaya kecil tak cukup kuat untuk menerangi kawasan itu. Kami jadi penasaran seperti apa lokasi Wadi Rum yang kami tinggali saat ini. Rasa penasaran itu akhirnya membawa kami menjadi mimpi ….
Wadi Rum Menjadi Warisan Dunia
Subuh nyaris habis saat Kami terbangun. Mungkin karena letih tak terasa malam begitu cepat berlalu. Saat jendela kami singkapkan, cahaya pagi mulai memanjat dinding batu berwarna merah. MasyaAllah. Indahnya pemandangan di luar. Seperti sebuah kanvas yang digores pelukis ulung. Batu merah seperti diukir dengan pahat. Pasir merah bergelombang hingga kejauhan.
Pagi itu kembali kami menikmati sarapan pagi yang lezat. Barangkali karena rindu Indonesia, ada kawan kami yang menyempatkan memasak Indonie Kari Ayam. Aroma Indomie demikian akrab dengan hidung kita orang Indonesia. Tapi daging kambing tetap menjadi pilihan utama pagi itu.
Usai sarapan, Kami pun disarankan untuk mengenakapan pakaian berlapis, seperti kaus dalaman yan siap menahan angin. Kemudian jaket, topi, sarung tangan, sepati bot yang siap untuk bersilancar di tengah pasir berwarna merah.
Wadi Rum adalah salah satu situs warisan dunia menurut UNESCO, atau UNESCO World Heritage. Wadi Rum memiliki lanskap yang indah dan luar biasa, Wadi Rum menawarkan banyak cara bagi wisatawan untuk menjelajahi hamparan gurun Yordania yang luas. Bagi para pencari petualangan, busur batu yang terukir secara alami, tebing, dan bukit pasir merah adalah lokasi panjat tebing, bermain sandboard, dan haiking. Bagi pencinta sejarah dan budaya, biarkan penduduk Badawi setempat memandu Anda. Mereka akan menunjukkan semuanya, mulai dari petroglif berusia berabad-abad hingga tempat terbaik untuk melihat bintang.


