Mengasah Keterampilan Menulis Kreatif
Oleh: A.S. Laksana
ISTILAH penulisan kreatif (creative writing) digunakan untuk menyebut jenis penulisan yang berfokus pada kreativitas, imajinasi, dan ekspresi-ekspresi kebahasaan untuk menghasilkan karya artistik, yang berbeda dari jenis penulisan lainnya yang mungkin lebih berfokus pada informasi atau fakta atau temuan-temuan riset.
Meskipun ada istilah “creative writing”, bukan berarti ada jenis penulisan yang tidak kreatif. Setiap bentuk penulisan, baik itu jurnalisme, penulisan ilmiah, atau tulisan bisnis, bagaimanapun selalu akan melibatkan elemen kreativitas di dalamnya, dalam tingkatan tertentu.
Bedanya, dalam penulisan kreatif kita memiliki kebebasan artistik untuk mengolah ide, mengembangkan imajinasi, dan menerapkan seluruh aspek pemikiran kreatif yang lebih luas. Hal itu tidak mungkin dilakukan pada jenis-jenis penulisan lain seperti jurnalisme atau penulisan akademik yang seringkali mengikuti struktur yang telah ditetapkan dan bersandar pada fakta, analisis, dan argumen yang didukung bukti.
Pada perkembangan selanjutnya, kita mengenal istilah nonfiksi kreatif (creative nonfiction), suatu genre penulisan yang menggabungkan elemen kreativitas dan narasi sastra dengan fakta dan informasi-informasi faktual.
Nonfiksi kreatif mencakup berbagai bentuk penulisan, termasuk esai pribadi, memoar, reportase, profil, artikel naratif, dan banyak lagi. Dalam genre ini, penulis dapat menggunakan dialog, deskripsi, alur naratif, dan bahasa figuratif untuk menghidupkan cerita dan menciptakan pengalaman yang lebih emosional bagi pembaca.
Di dunia akademis, yang paling awal menerapkan teknik narasi sastra adalah antropologi. Asosiasi antropolog Amerika, misalnya, rutin mengadakan pelatihan penulisan kreatif, dan setiap tahun memberikan penghargaan untuk etnografi yang penulisannya paling memikat.
Meskipun ada kata “kreatif” dalam nonfiksi kreatif, para penulis tetap tidak bisa sesuka hati mencampur aduk fakta dengan imajinasi. Mereka bisa menerapkan elemen-elemen naratif kesastraan untuk menjadikan tulisan nonfiksi semenarik karya sastra, mereka bisa menyampaikan cerita nyata dengan kekuatan dan daya tarik yang menyerupai fiksi, tetapi mereka tetap harus menghormati kebenaran. Mencampur-adukkan fakta dan imajinasi akan membuat mereka dituduh memanipulasi fakta.
Salah satu alasan mengapa anda perlu mengasah keterampilan menulis kreatif adalah ia memberi anda keterampilan untuk menyampaikan pesan dan ide secara efektif. Dalam penulisan kreatif anda belajar memilih kata-kata yang tepat, struktur narasi yang kuat, dan gaya penulisan yang menarik. Selain itu, orang selalu menyukai cerita.
Menguasai keterampilan menulis kreatif juga akan membantu anda mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas. Dalam menulis kreatif, anda akan menggali dunia imajinasi anda. Anda menciptakan dunia dan mengisinya dengan karakter-karakter yang membangun kehidupan mereka, memiliki tujuan, menghadapi tantangan, dan saling berinteraksi. Proses ini akan merangsang daya imajinasi anda dan membuka pintu untuk ide-ide baru. Kemampuan berpikir kreatif juga dapat membantu anda dalam memecahkan masalah dengan cara yang tidak konvensional.
Secara tidak langsung, belajar menulis kreatif juga akan membantu anda mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menulis kreatif melibatkan pemikiran analitis, pengamatan mendalam, dan pemecahan masalah. Anda akan belajar menganalisis karakter, membangun alur cerita, dan mengolah tema.
Anda pernah terpukau pada iklan-iklan yang menawarkan daya ajaib storytelling? Storytelling adalah nama lain untuk mendongeng. Anda hanya akan menjadi pendongeng yang baik jika anda menguasai aspek-aspek penceritaan, dan anda mempelajari aspek-aspek itu dalam penulisan kreatif.
Dan ini satu alasan lain kenapa anda perlu belajar penulisan kreatif. Para penulis fiksi yang baik biasanya mampu menyajikan nonfiksi secara menarik—hanya penyajiannya, bukan isinya. Isinya bisa menarik bisa tidak, tergantung apa yang ada di kepala masing-masing orang. Jika penulis fiksi tidak mampu menyajikan tulisan nonfiksinya secara menarik, kita bisa meragukan tulisan fiksinya.
Sebaliknya, para penulis nonfiksi yang baik, entah dia doktor ilmu sosial, doktor fisika, atau doktor ilmu sastra, belum tentu mampu menulis fiksi yang baik. Tidak banyak penulis nonfiksi, bahkan yang sangat baik sekalipun, mampu menulis fiksi yang menarik.[]