Selasa, 31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
mccc sumut
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Kolom

Kolom Talkisman Tanjung: Muhammadiyah Cerahkan Bangsa dan Semesta

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
20 Desember 2022
in Kolom, Opini
A A
0
SHARES
43
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Muhammadiyah Cerahkan Bangsa dan Semesta
Oleh : Drs. Talkisman Tanjung.
Muhammadiyah yang didirikan K.H.Ahmad Dahlan 114/110 tahun yg lalu telah tampil sebagai sebuah gerakan pencerahan. Kebodohan yg menjadi simbol ummat dan bangsa dikala itu menjadi obyek pergerakan Muhammadiyah. Polarisasi sistem pendidikan juga menyita perhatian Kyai Dahlan, sehingga sebagian gerakan pencerahan itu ada pada bidang pendidikan.
Sementara kondisi perekonomian ummat dang bangsa terjerat dalam lingkaran kemiskinan yang akut dan sangat sulit bisa melepaskan diri, disebabkan kemiskinan yg diderita ummat bersifat struktural dan kultural. Demikian juga persoalan sosial kemasyarakatan yg lain justru menambah kompleksitas permasalahan ummat dan bangsa. Namun Kyai Dahlan secara bertahap dan pasti mampu mengurai satu persatu dari persoalan persoalan tersebut, termasuk membongkar sikap keberagamaan ummat yg jumud dan stagnan.
Pemahaman yg komprehensif Kyai Dahlan terhadap ayat ayat Al-Qur’an merupakan solusi yg sangat ampuh bagi ummat. Sikap jumud dan taklid dalam beragama yg ada dikalangan ummat, oleh Kyai Dahlan dirubah nenjadi sebuah kekuatan yg superlatif, sehingga melahirkan sebuah gerakan pencerahan yg sangat dahsyat hingga hari ini, yaitu Persyarikatan MUHAMMADIYAH.
Maka dari masa ke masa Muhammadiyah mengurai persoalan persoalan ummat dan bangsa di Negeri ini ; reformasi pendidikan, pengembangan pranata pelayanan sosial dan pemberdayaan  masyarakat berbasis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), mempelopori kebangkitan kaum perempuan (‘Aisyiyah), dinamisasi peran kebangsaan, dan lain sebagainya yg semuanya bercorak pencerahan.
Semboyan Muhammadiyah ; _sedikit bicara banyak bekerja_ telah terbukti mendorong bangsa ini untuk merdeka, dan setelah merdeka mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan berbagai karya nyata yg tak terbantahkan. Muhammadiyah menjadi pelaku sejarah yg sangat aktif perannya disetiap periodesasi kepemimpinan bangsa ini.
Prof. Dr. Haedar Nashier, menguraikan dengan sangat apik dan tak terbantahkan tentang keberhasilan Muhammadiyah ini :
1. Memperbaharui paham Islam. Dengan semangat kembali kpd Al-Qur’an dan Sunnah, Muhammadiyah berhasil meluruskan pemahaman Agama  yg bersifat Taqlid, bermuatan syirik, tahayyul dan bid’ah kepada pemahaman Islam yg otentik yg bersumber kpd Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yg shahihah dan maqbulah.
2. Memperbaharui alam pikiran ke arah kemajuan dan kemoderenan. Muhammadiyah hadir melakukan modernisasi alam pikiran, cara berfikir, bersikap, dan bertindak yg mengarah pada kemajuan hidup. Bahwa menjadi muslim itu harus terbuka, maju, gagah dan sejajar dengan bangsa lain yg relatif lebih dahulu meraih kemajuan. Hidup menjadi modern dengan tetap berkepribadian muslim.
3. Membangun sistem pendidikan Islam Modern. Pendidikan merupakan ciri penting bahkan melekat dengan gerakan Muhammadiyah. Kepeloporan Muhammadiyah terbukti dalam membangun lembaga lembaga pendidikan Islam yg modern, terpadu atau holistik.
4. Gerakan Al-Ma’uun dan Penolong Kesengsaraan Umum. Muhammadiyah disamping sukses dibidang pendidikan,  juga berhasil dalam gerakan pelayanan sosial dan kesehatan. Dalam rentang waktu muncul dan berkembangnya Covid 19, muhammadiyah sampai hari ini yg sangat konsisten dengan penanganan dan penanggulangan covid 19. Bahkan untuk hadir ke ajang muktamar saja panitia mewajibkan seluruh peserta dan penggembira dipastikan telah selesai vaksin boster yg pertama, dan harus menggunakan masker di seluruh ajang muktamar termasuk fi lokasi lokasi yg disiapkan untuk lokasi bazzar dan sebagainya.
5. Membentengi ummat Islam dari berbagai ancaman luar. Terutama ancaman pemurtadan atau perpindahan agama. Dan semua langkah yg dilakukan adalah bersifat antisipatif, elegan serta tidak dengan cars konfrontatif dengan pihak lain.
6. Memodernisasi kehidupan masyarakat. Secara langsung ataupun tidak langsung, muhammadiyah telah melakukan  modernisasi sosial dalam jehidupan masyarakat Indonesia.
7. Memelopori kemajuan perempuan Islam ke ruang publik. Melalui gerakan ‘Aisyiyah,  berbagai terobosan gerakan perempuan diranah publik patut diapresiatif oleh kaum perempuan  bangsa ini. Bahkan satu satunya organisasi perempuan di dunia yg mampu mengelola lembaga pendidikan mulai dari Paud, TK sampai Perguruan Tinggi secara mandiri.
Pasca Muktamar ke 48, nampaknya perlu penajaman penajaman gerakan sebagai sokusi dari berbagai problem solving yg terkembang di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia. Dan sudah sa’atnya muhammadiyah terjun ke dalam kehidupan privat masyarakat Indonesia. Muhammadiyah harus menyentuh kebutuhan kebutuhan keluarga ummat, sehingga menjadi sebuah gerakan ekonomi yg solutif ditengah kegalauan masyarakat terhadap berbagai produk barang yg muncul dan beredar. Misalnya, muhammadiyah sudah memproduksi berasMU, mieMU, BakeryMU, AirMU, RendangMU dan sebagainya. Bahkan sampsi keranah sekunder, seperti TransMU (sarana transportasi darat dan laut), kemudian Surya airMU (transportasi udara). Sehingga dajwah yg mencerahkan dan memajukan itu tidak hanya ada arena lembaga pendidikan, masjid, rumah sakit, tetapi sudah maduk kepada kehidupan yg sangat pribadi dari madyarakat dan bangsa ini. والله اعلم
( Batahan, medio desember 2022)

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: muhammadiyahtalkisman tanjung

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Salan Marpaung Ketia Fokal IMM Sumatera Utara
Kolom

Kolom Sahlan Marpaung: Catatan Kecil untuk Musywil ke-13 Muhammadiyah

30 Januari 2023
Kolom

Kolom Salmi Abbas: Menakar Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara

29 Januari 2023
Imam Shamsi Ali
Kolom

Kolom Imam Shamsi Ali : Membakar Kitab Suci: Kebebasan atau Pelecehan?

27 Januari 2023
Shohibul Anshor Siregar
Kolom

Kolom Shohibul Anshor Siregar: Muhammadiyah dan Politik

25 Januari 2023
Kolom

Kolom Talkisman Tanjung: Apakah Muhammadiyah itu ?

24 Januari 2023
ArifulHaq  A, S.Pd., M.Hum.
Opini

Teropong Awal Tahun 2023

16 Januari 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Salan Marpaung Ketia Fokal IMM Sumatera Utara

Kolom Sahlan Marpaung: Catatan Kecil untuk Musywil ke-13 Muhammadiyah

30 Januari 2023

Berkeliling Aqsho, Melihat Jejak Sejarah Islam dan Perjuangan Palestina Membaskan Tanah Suci

30 Januari 2023

Urgensi Kader Ulama dan Zu’ama dalam Menjaga Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

30 Januari 2023

Kiai Cholil: OKI Harus Lebih Lantang Lagi Sikapi Kasus Pembakaran Alquran

30 Januari 2023

Pemkot Medan terus pantau penanganan stunting di kelurahan

30 Januari 2023

Semangat Wal’ashri, Ajaran Kiai Dahlan yang Sering Dilupakan

30 Januari 2023

Sekretaris PPM Muhammad Izzul Muslimin Hadiri Hari Bermuhammadiyah Deli Serdang

30 Januari 2023
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com