Yogyakarta, InfoMu.co – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PP NA) telah menggelar Muktamar XIV yang dilaksanakan pada 2-4 Desember 2022 di Bandung, Jawa Barat. Sidang Muktamar XIV NA tersebut menghasilkan keputusan terpilihnya Ariati Dina Puspitasari sebagai Ketua Umum PP NA periode 2022-2026.
Perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai Dosen Pendidikan Fisika di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sejak tahun 2015 ini menggeluti banyak hal di bidang fisika, terutama, fisika lingkungan, pendidikan fisika juga filsafat pendidikan.
Berawal dari mengikuti kegiatan keorganisasian di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah sebagai Pradana Ambalan Fatmawati Gudep 0624, Ariati kemudian aktif berorganisasi di Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) sebagai Ketua Bidang Perkaderan hingga terpilih menjadi Ketua Bidang Perkaderan Pimpinan Wilayah IRM. Kemudian barulah ia bergabung dengan Nasyiatul Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Sekretaris Departemen Komunikasi dan Informasi.
Aktif sejak muda, Ia pernah menjadi peserta Australia Award pada program Multifaith Senior Women Leader tahun 2018.
Tidak berhenti di sana, Ariati terus melanjutkan jenjang perkaderan ke tingkat pusat yakni menjadi Sekretaris Departemen Kader PP NA lalu menjadi Sekretaris Umum PP NA. Ia juga sempat menjadi Wakil Bendahara Lembaga cabang dan Ranting PP Muhammadiyah juga Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.
Dalam bidang pekerjaannya, Ariati juga aktif mendampingi mahasiswanya. Salah satu keberhasilannya saat ia menjadi Dosen Pendamping PKM didanai Kementrian Pendidikan Tahun 2020, 2021, 2022, PHP2D 2021 dan Asean Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair 2022.
Nasyiah Fokus pada Isu Perempuan dan Anak
Diamanahi menjadi Ketua Umum PP NA, Ariati, menyampaikan bahwa ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan untuk kemajuan NA ke depan. Terutama dalam isu perempuan dan anak, Ariati menyampaikan bahwa banyak sekali hal yang akan menjadi sasaran gerak NA.
Pertama, globalisasi telah memberikan dampak yang positif maupun negatif pada perempuan dan kelompok rentan. “Ini perlu menjadi perhatian bagi Nasyiatul Aisyiyah dalam melakukan program kerja atau membuat sebuah kegiatan. Karena ketika membicarakan tentang ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan. Ini akan memengaruhi perkembangan budaya, dan pemikiran termasuk pemikiran islam. Hingga kita bisa mempercepat arus informasi sehingga kita mudah dalam komunikasi dan mengakses pengetahuan. Ini merupakan dampak positifnya. Namun disisi lain, ini juga memiliki dampak negatif. Dikarenakan globalisasi, daya saing pada bidang-bidang tersebut memiliki dampak yang mempengaruhi wajah dari perempuan itu sendiri. Yang kadang perempuan menjadi korban dari globalisasi. Misalnya dalam bentuk pidana dan lain sebagainya,” terang Ariati saat menjadi pembicara dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah, Jumat (9/12).
Kedua, perkembangan narasi islam yang sangat beragam. “Ini telah memberikan pengaruh pada masyarakat termasuk perempuan islam dalam menterjemahkan posisi umat islam, negara, perempuan, dan kelompok rentan di masyarakat. Yang mana tidak jarang dari narasi-narasi ini jauh dari nilai-nilai progresifitas yang telah diyakini oleh muhammadiyah. Tidak heran banyak dari kalangan internal kita sendiri, khususnya di Nasyiatul Aisyiyah yang juga terjebak dalam narasi-narasi ini,” kata lulusan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta ini.
Ketiga, pembangunan. Menurutnya pembangunan dapat memberikan dampak positif dan negatif juga pada lingkungan yang akhirnya nanti akan berdampak pada kualitas hidup perempuan dan anak.
Arah Gerak Nasyiatul Aisyiyah 2022-2026
Setidaknya Ariati menyebutkan ada enam arah gerak NA periode 2022-2026 ini, diantaranya;
- Memberikan dukungan pada percepatan peningkatan kualitas dan kompetensi kader NA untuk berdiaspora baik untuk di garda depan baik itu akar rumput, skala lokal, nasional, dan global.
- Penguatan narasi serta mendorong penerapan nilai progresif Islam pada perempuan muda islam dan di tengah-tengah masyarakat hingga ke akar rumput.
- Pemberdayaan dan advokasi digital.
- Pengembangan program yang inovatif, responsif dengan situasi sosial.
- Upaya membangun resiliensi atau ketangguhan melalui edukasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan, tanggap bencana, keadilan iklim, sekaligus memberikan masukan-masukan kebijakan yang terkait lingkungan dan kemanusiaan.
- Penyusunan desain program NA yang berorientasi pada perumahan. Bahwa selama ini kegiatan Nasyiatul Aisyiyah itu menggembirakan, atau insidental namun kedepannya kegiatan kerja Nasyiatul Aisyiyah harus berorientasi pada perubahan atau berdampak, memiliki output atau impact dan perubahan.
Ariati menyampaikan bahwa isu dan arah gerak tersebut akan menjadi acuannya dalam membawa Nasyiah dan kadernya lebih maju ke depan.
“Nasyiatul Aisyiyah mengingatkan bahwa Al Birru Manittaqa yang menjadi semboyan dari Nasyiatul Aisyiyah mengandung makna yang dalam. Yaitu kebaikan bagi siapa saja yang bertakwa dan berbakti kepada Allah. Maka saya mengingatkan agar kita menjaga keimanan dan ketauhidan kita. Dan semoga kita semua menjadi orang-orang yang ditunjukkan yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah,” ujar Ibu dua anak itu.