Menjadi Islami di Era Disrupsi
Oleh : Adam Chairivo, Jurnalis InfoMu.co
Disrupsi merujuk pada perubahan yang mendalam dan cepat dalam suatu industri atau sektor yang disebabkan oleh perkembangan teknologi, inovasi, atau faktor-faktor lainnya. Ini dapat mengganggu model bisnis yang ada, mengubah cara kerja tradisional, dan bahkan menggantikan produk atau layanan yang sudah mapan dengan solusi baru yang lebih efisien atau efektif.
Ketika kita berbicara tentang “era disrupsi,” kita merujuk pada periode di mana perubahan teknologi dan inovasi mengubah fundamental cara kita menjalankan bisnis, berinteraksi dengan orang lain, bekerja, dan hidup sehari-hari. Era disrupsi teknologi adalah masa di mana perubahan ini terjadi lebih cepat dan lebih signifikan daripada sebelumnya, dan mungkin melibatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT),
blockchain, robotika, dan lain-lain.
Dalam konteks agama dan nilai-nilai Islami, era disrupsi teknologi juga membawa tantangan dan peluang baru. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menjadi Islami di era disrupsi berarti mengaplikasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam dalam menghadapi perubahan-perubahan ini, baik dalam penggunaan teknologi, pekerjaan, bisnis, maupun interaksi sosial.
Menjadi Islami di era disrupsi teknologi dan perubahan sosial memerlukan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam serta fleksibilitas dalam mengaplikasikannya dalam berbagai konteks baru. Berikut beberapa panduan yang dapat membantu Anda dalam menjalani kehidupan Islami di era disrupsi:
Pemahaman Ajaran Islam yang Mendalam
Pemahaman yang kuat tentang ajaran Islam adalah pondasi utama. Pelajari Al-Quran dan Hadis dengan bimbingan dari ulama atau guru yang dapat memberikan interpretasi yang tepat. Pahami esensi nilai-nilai Islam seperti keadilan, kasih sayang, kerja keras, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan sesama manusia.
Kontrol Diri dalam Penggunaan Teknologi
Teknologi memberikan kemudahan, tetapi juga dapat menjadi godaan yang mengganggu ibadah dan kewajiban keagamaan. Tetaplah menjaga disiplin dalam menggunakan teknologi, termasuk media sosial, agar tidak mengganggu ibadah, waktu bersama keluarga, atau pekerjaan. Manfaatkan teknologi sebagai wadah dalam berdakwah dan belajar agar pemanfaatan teknologi berdampak dengan lebih positif dan tak mendegradasi nilai agama yang ada.
Beradaptasi dengan Lingkungan
Era disrupsi membawa perubahan besar dalam cara kerja dan interaksi sosial. Sikapi perubahan ini dengan bijak, tetapi tetap pertahankan prinsip-prinsip Islami dalam berinteraksi dengan rekan kerja, mitra bisnis, dan komunitas. Intinya tidak boleh terlalu kolot dalam menghadapi perkembangan zaman dengan melesatnya perkembangan teknologi. Hadapi dengan adaptasi yang sesuai agar tidak tergerus oleh sistem yang ada.
Etika Berbisnis Islami
Jika Anda terlibat dalam bisnis atau usaha, pastikan bahwa praktik bisnis Anda selaras dengan etika Islam. Hindari transaksi yang melanggar hukum atau prinsip-prinsip moral Islam, seperti riba, penipuan, atau bisnis yang merugikan orang lain.
Pendidikan dan Pengembangan Diri
Teruslah belajar dan berkembang untuk menghadapi tantangan baru. Edukasi tentang teknologi dan perkembangan terkini akan membantu Anda tetap relevan dalam dunia kerja, sambil tetap menjalankan kewajiban agama. Pendidikan dan pengembangan diri tak berakhir setelah kita selesai dari bangku sekolah atau kuliah. Pendidikan dan pengembangan diri harus dilakukan setiap waktu untuk meningkatkan diri kita ke arah yang lebih baik. Mengambil sisi positif dari era disrupsi yang sifatnya mudah mendapatkan informasi maka pendidikan dan pengembangan diri dapat dilakukan dengan mudah dan cepat tentunya.
Pemberdayaan Komunitas
Manfaatkan teknologi untuk memperkuat komunitas Islami dan berkontribusi pada kebaikan umat. Anda bisa menggunakan platform online untuk berbagi pengetahuan Islami, mengadakan diskusi, atau mengorganisir kegiatan sosial yang membantu masyarakat. Banyak sekali komunitas atau kelompok tertentu yang dapat diakses melalui kemudahan berteknologi di era disrupsi. Misalnya mengikuti aksi peduli lingkungan bersama teman –
teman, ikut pengajian, atau bahkan ikut kelas kesehatan yang dapat mengarahkan diri lebih aktif dan tentu saja islami.
Kelola Waktu dengan Bijak
Penggunaan teknologi seringkali membuat kita mudah teralihkan dari hal-hal penting seperti ibadah dan waktu bersama keluarga. Rencanakan dan kelola waktu Anda dengan bijak agar Anda dapat tetap menjalankan kewajiban agama dan sosial dengan seimbang. Aktivitas penggunaan teknologi ini harus dibatasi dan memiliki target penggunaan per hari agar tidak mengganggu kuantitas dan kualitas dalam beribadah.
Bijak dalam Bermedia Sosial
Media sosial adalah alat yang kuat untuk menyebarkan pesan positif tentang Islam. Gunakan platform ini untuk berbagi informasi yang bermanfaat, menginspirasi, dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam. Jangan sampai malah sebaliknya. Menggunakan media sosial sebagai ajang untuk mengujarkan kebencian,
menyebarkan berita palsu sehingga pemanfaatan teknologi di era disrupsi ini tidak dapat berjalan dengan positif dan akan mendegradasi nilai – nilai islami yang ada.
Menjaga Keselamatan dan Kesehatan
Teknologi juga dapat digunakan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan diri dan keluarga. Gunakan aplikasi atau perangkat yang membantu Anda memantau gaya hidup sehat, menjaga pola makan halal, dan mematuhi aturan kebersihan. Karena hidup sehat merupakan anjuran dalam agama islami. Kemudahan teknologi ini seharusnya dapat membantu agar hidup yang dijalani lebih sehat dan berharga.
Doa dan Tawakal
Pada akhirnya, tetaplah mengandalkan doa dan tawakal kepada Allah dalam setiap langkah yang Anda ambil. Ingatlah bahwa semua upaya yang dilakukan harus selaras dengan ajaran Islam dan niat yang tulus. Apapun ikhtiar yang dilakukan tanpa adanya doa di dalamnya maka akan terkesan sia – sia. Mintalah sesuatu kepada Allah agar hidup yang dijalani dapat berjalan dengan baik, atau jika tidak berjalan dengan yang sesuai kita inginkan paling tidak berdoa dapat membantu kita meyakini bahwa kita kuat dalam menjalankan halangan dan
rintangan yang ada di kehidupan ini.
Ingatlah bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan relevan untuk semua era. Menjadi Islami di era disrupsi teknologi adalah tentang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam semua aspek kehidupan, termasuk penggunaan teknologi, pekerjaan, bisnis, dan interaksi sosial.
*** Penulis, Adam Chairivo, Alumni FEB-UMSU, Jurnalis InfoMu.co