Medan-InfoMu.co- Bagaimana cara aman ampuh untuk mengurangi Covid1-19. Wakil Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, dr Corona Ristawan berbagi tips.
“Kita tahu cara senjata untuk mengurangi penyakit atau wabah Covid-19 yakni social distancing dengan menghindari kegiatan keramaian, kerumunan sebisa mungkin. Jika harus melakukan kegiatan keramaian dan kerumunan sebisa mungkin menjaga jarak, 1,5 meter hingga 2 meter, memakai masker, rajin cuci tangan dan membawa hand sanitizer,” kata Corona Ristiawan saat Kajian Virtual yang digelar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PW Muhammadiyah Sumut, PW Muhamamdiyah Sumut dan MCCC Sumut, Sabtu, 6 Juni 2020.
Dia menegaskan, terkait memakai masker ditemukan masyarakat salah dalam penggunaannya. Banyak masyarakat pakai masker tapi di bawah hidung, di bawah daku. Tujuan masker adalah satu mencegah agar tidak tertular. Jika kita tidak sampai tertular maka bisa tidak menulari orang lain.
Sedangkan rajin cuci tangan atau hand sanitizer karena virus ini tidak bisa dibunuh dengan air. Makanya disebut Corona atau mahkota. Mahkota itu yang melindungi, mahkota mudah hancur dengan pelarut lemak, seperti alkohol, deterjen.
“Kita harus merujuk pada konsep-kosep ini. Kita sempat berdiskusi, walaupun dilakukan kegiatan beribadah, tetapi tetap harus menjunjung tinggi konsep-konsep ini. Pemerintah menyebut aman dan kembali berproduktir,” ujarnya.
Beribadah dalam konteks aman, lanjutnya diprioritaskan untuk daerah-daerah hijau. Alasannya, tidak diinginkan masjid menjadi pusat penyebaran. Meski status daerah hijau yang bisa membuka masjid tetapi dengan protokol ketat, jarak diatur, masuk masjid wajib pakai maskerj dan harus cuci tangan sebelum masuk. Itu artinya, hal-hal yang harus dipahami dalam konsep Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) tentang menghindari mudharat dan menghindari penyebaran.
Zona hijau ini dinamis, yang hijau tidak selama hijau, dalam konteks antardaerah tidak berisoliasi baik. Maka bisa saja yang tadinya hijau bisa merah. Contonya, Maret episentrum di Jakarta, lantas menyebar, dan keseluruhan daerah. Kini, Jawa Timur menjadi episentrum, merah gelap. “Yang hijau tetap hijau dengan cara-cara diimbau, dan termasuk dalam hal kegiatan beribadah. Istilah konsep kembali berproduktif secara aman, dilakukan bersama. Ada banyak jargon, tetapi bagaimana masjid-masjid ini sudah siap dengan protocol kesehatan, membutuhkan sumber daya, alat cuci tangan, butuh sabun, butuh thermometer untuk cek subuh. Ini harus ditanggung dan menuju keamanan kita dalam beribadah kita semua,” katanya.
Pemantik diskusi, Sekretaris PW Muhammadiyah Sumut, Irwan Syahputra menyatakan, pembicaraan new normal sangat kompleks, dan kini mulai digaungkan. Tetapi, menyikapi cadra hidup saat bencana, semua diatur sedemikian rupa dan aturan mengikuti putusan-putusan persyarikatan. Bagaimana menyikapi kehidupan itu. Memandang edaran-edaran selama ini dibuat PP Muhammadiyah yakni mempedomani PHIWM. Mengapa di tengah pademi kesadaran mempedomani PHIWM belum dilaksanakan secara utuh oleh warga persyarikatan bahkan di tengah pimpinan sendiri itu dirasakan. “Kita masih jauh dari apa yang dituntut PHIWM,” katanya mengawali diskusi sebagai pemantik.
Ketua PW Muhammadiyah Sumut, Prof Hasimsyah Nasution, MA mengatakan, new normal dan bagaimana menyikapinya dan memersiapkan mental. Selanjutnya dari diskusi ini disosialisasikan ke warga Muhammadiyah. “Perlu adanya pedoman-pedoman yang mungkin selama ini tidak dijumpai, Muhammadiyah memiliki lembaga kajian persoalan untuk keagamaan dan kebangsaan. Tetapi untuk persoalan ini sepertinya tidak dipersiapkan, soal mudharat lebih luas. Ini sangat menarik, saya mengapresiasi kajian virtual ini. Pokok-pokok pikiran yang berguna kita teruskan. Selamat berdiskusi,” ucapnya.
Ketua MPI PW Muhammadiyah Sumut, Syaiful Hadi mengatakan kajian virtual menjadi solusi dalam kondisi Covid19. “Dengan kajian virtual dapat terus terbangunnya spirit keberagamaan. Diharapkan kajian virtual kerjasama MPI SU dan MCCC Sumut dapat terus dilanjutkan menjadi tradisi baru karena pesertanya bisa menjangkau kawasan yang luas,” katanya.
Peserta sangat antusias, terbukti dengan diskusi, sejumlah peserta menyampaikan pertanyaan dan menyampaikan pendapat. (Muhammad arifin)