Jakarta, InfoMu.co – Pencarian korban terus dilakukan otoritas Jepang pasca gempa dahsyat dengan magnitudo 7,5 menghantam negara tersebut. Sebelumnya, gempa dengan tsunami itu menghantam Jepang 1 Januari 2024.
Dalam update terbaru, Kamis (4/1/2023), setidaknya 78 orang dilaporkan tewas akibat bencana alam itu. Sebanyak 330 orang juga dilaporkan terluka dengan 50 orang hilang.
Diperkirakan pula hingga hari ini lebih dari selusin komunitas yang terdiri dari ratusan orang masih terisolasi. Tanah longsor dilporkan menutupi akses para tim penyelamat Jebang.
Situasi di kota pesisir Anamizu, Prefektur Ishikawa, 46 kiloter (km) dari pusat gempa juga masih belum pulih. Mobil-mobil yang tertimpa reruntuhan beton dan seluruh fasad bangunan tiga lantai hancur.
“Ribuan tentara, pemadam kebakaran, dan polisi dari seluruh Jepang menyisir puing-puing rumah kayu yang runtuh dan bangunan komersial yang roboh untuk mencari tanda-tanda kehidupan,” tulis AFP lagi.
“Sekitar 29.000 rumah tangga di Prefektur Ishikawa di pesisir Laut Jepang tidak mendapat aliran listrik, dan lebih dari 110.000 rumah di Ishikawa dan dua wilayah tetangganya tidak memiliki air,” tambahnya.
Akses terhadap komunitas kecil di wilayah Semenanjung Noto yang terkena dampak paling parah juga mais terblokir. Dilaporkan 300 orang putus asa menunggu bantuan di sebuah sekolah di kota Ooya di wilayah Suzu.
“Di kota Nanao, polisi yang mengatur lalu lintas mengatakan kepada pengemudi bahwa salah satu jalan utama menuju Wajima, tempat kebakaran besar menghanguskan seluruh area rumah kayu tradisional, telah diprioritaskan untuk kendaraan darurat.,” tambah laporan itu lagi.
“Di sebuah pompa bensin terdekat, antrean panjang mobil menunggu di luar untuk membuka pompa bensin saat jam sudah lewat jam 8 pagi. Meskipun saat ini tidak ada kekurangan bahan bakar di stasiun tersebut, para pekerja di sana mengatakan tetap menjatah bahan bakar,” muat laman yang sama.
Kabar WNI
Sementara itu, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia Rabu malam, seorang WNI yang tinggal di Ishikawa Bambang Iriawan mengabarkan bagaimana situasi pasca gempa di sana. Menurutnya gempa susulan mesih terus terjadi.
Ia mengatakan makanan sudah diberikan, meski lambat. Namun air minum masih kurang.
“Kalau di daerah saya ada lima orang,” katanya mengabarkan jumlah WNI yang ada di sana.
“Listrik di sini belum dapat… air juga belum dapat… Pengungsian bergabung Jade satu di sekolah… Dari hari pertama gempa baru sore tadi mendapat makanan. Hari pertama dapat snack setelahnya baru tadi dapat bantuan makan dan air minum,” tambahnya.
Ia berharap lebih banyak bantuan datang. Termasuk pakaian, mengingat kini Jepang memasuki musim dingin.
“Jadi kami kedinginan dan kekurangan makanan juga,” ujarnya lagi.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mencatat sebanyak 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa. Kemlu berujar terus berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka.
Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan karena peraturan bangunan yang ketat yang diterapkan selama lebih dari empat dekade. Gempa bumi telah melanda wilayah Noto dengan kekuatan dan frekuensi yang semakin meningkat selama lima tahun terakhir.
Negara ini dihantui oleh gempa bawah laut berkekuatan 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang. Bencana ini juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah. (cnbc-I)