Medan, InfoMu.co – Kantor Pos Kota Medan adalah salah satu bangunan yang telah menjadi cagar budaya. Namun, bangunan yang berdiri sejak masa kolonial Belanda ini tak lagi hanya sebagai sarana surat menyurat tetapi kini jadi pusat kuliner milenial.
Dosen Antropologi di Universitas Negeri Medan (Unimed) Erond Damanik menjelaskan bangunan yang berlokasi di Jalan Bukit Barisan ini dibangun pada tahun 1911. Bangunan itu dirancang sejak tahun 1909 oleh Kepala di Departemen Pekerjaan Umum Belanda, J Snuyf.
Fungsi kantor pos pada masa kolonial ditujukan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa. Selain itu juga bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda.
“Gaya arsitektur adalah Art Deco dengan banyak jendela untuk mengkondisikan suhu di dalamnya. Pendirian gedung itu sebagai kantor pos, melayani setiap kiriman dari Deli ke Eropa, khususnya Belanda atau sebaliknya,” kata Erond kepada detikSumut, Kamis (8/2/2024).
“Sangat terkenal di zamannya, di mana kantor pos memiliki fungsi vital saat itu untuk pengiriman paket seperti surat, wessel, koran, dan lain-lain,” tambahnya.
Erond pun menjelaskan bahwa di depan kantor pos pada dasarnya ada dibangun tugu air mancur untuk memperingati Jacob Neinhuis yang berjasa besar mengembangkan Tembakau Deli. Namun tugu yang disebut Niehuijs Fountain pada akhirnya dibongkar pada 2003 lalu dan diganti dengan Tugu Bank Sumut.
Belakangan Tugu Bank Sumut ini dibongkar pula pada tahun 2023 dan sejalan dengan program revitalisasi Lapangan Merdeka menjadi Merdeka Walk di masa kepemimpinan Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution.
“Kantor pos itu, sebenarnya melengkapi estetika Lapangan Merdeka sebagai The Heart Of Medan City. Menarik garis ke Javasche Bank (bank Indonesia), lalu ke De Boer (Inna Hotel) akan membentuk segitiga sama sisi. Format segitiga itu adalah titik nol (ground zero) Kota Medan,” ucapnya.
Ia menerangkan bahwa di masa kini hampir seluruh kantor pos di Indonesia nyaris tutup. Penyebab utamanya ialah tidak mampu bertransformasi. Dahulu kantor pos menjadi sarana vital untuk pengiriman beragam paket. Tapi kini harus gulung tikar karena banyak perusahaan kurir swasta yang lebih tepat waktu.
“Makanya sekarang gedung itu sebagian besar dipakai menjadi Pos Bloc, sebagai pusat kuliner yang ramai dikunjungi anak milenial. Terlepas dari itu semua, berdirinya Kantor Pos di Medan menandai era modern dalam kurir layaknya di Eropa,” ucapnya.
“Kantor pos saat itu begitu penting untuk prangko, wesel, kartu natal, surat berharga lainnya, bahkan koran dan aneka paket barang. Tapi kini, semua itu padam. Bentar lagi, kantor pos hanya memori dan memori itu terawat bila kantor pos masih berdiri,” tutupnya. (dtk)