Banda Aceh, InfoMu.co – Tekologi Informasi dengan aplikasi Zoom menjadi pilihan bagi PW Pemuda Muhammadiyah Aceh untuk melaksanakan Musyawarah Wilayah. Musywil yang sempat deadlock di Kota Langsa beberapa waktu lalu akan dilanjutkan pada Sabtu (26/9) di Kota Banda Aceh. Tentu saja, Musywil ini sangat menarik karena proses regeneasi ditubuh PWPM Aceh berlangsung alot.
Dua kandidat kuat yang menjadi pilihan peserta Musywil Pemuda Muhammadiayh Aceh, seperti juga yang terjadi di Langsa, adalah dua kandidat terbaik yang dimiliki Pemuda Muhammadiyah yakni Budi Ardiansyah dan Taufik Riswan. Budi adalah, Sekretaris PWPM Aceh sedangkan Taufik adalah Ketua PDPM Banda Aceh.
Kepada Jurnalis infomu di Banda Aceh, mantan Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah Aceh 2014-2018, Budi Ardiansyah, siap memimpin PW Pemuda Muhammadiyah Aceh apabila diberikan amanah dalam Musywil
yang akan diselenggarakan pada tanggal 26 September ini. “Kalau Allah berkehendak, saya siap mengemban amanah sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Aceh di periode mendatang” ungkap Budi.
Budi Siap Memimpin
Lebih lanjut, ia menyatakan “apabila terpilih (sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Aceh), saya akan berusaha merapikan segala lini organisasi, memperkuat jejaring Pemuda Muhammadiyah di akar rumput,
memperkuat kapasitas para kader, dan siap berkolaborasi dengan semua pihak serta memaksimalkan potensi para kader untuk berkontribusi dalam pembangunan politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya di Aceh,
seperti yang diamanatkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, dan para senior PW Pemuda Muhammadiyah Aceh sebelumnya.
Kegiatan ini merupakan agenda lanjutan Musywil di Kota Langsa, 8-11 November 2019 yang lalu setelah sebelumnya terjadi deadlock saat masuk ke proses pemilihan. Musywil ini akan menentukan formatur yang akan
dipilih sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022.
Mekanisme pemilihan dilakukan secara daring, namun dipusatkan di masing-masing lokasi Pimpinan Daerah di 20 Kabupaten/Kota, kecuali Aceh Tenggara, Gayo Lues dan Aceh Barat Daya. Mekanisme ini pertama
kali digunakan dalam Musywil Pemuda Muhammadiyah di Indonesia. Karena itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sebagai penyelenggara agenda lanjutan ini dituntut untuk dapat mempersiapkan
sistem pemilihan dengan benar, bebas, adil dan transparan.
Menurut mantan ketua Panlih Musywil Langsa, Ihwan Zulmi, “Musywil Pemuda Muhammadiyah Aceh kali ini diikuti oleh 350 peserta dari 20 Pimpinan Daerah dan puluhan Pimpinan Cabang, serta jumlah formatur
berjumlah 37 orang. Tiap peserta akan memilih 11 orang calon formatur. 11 formatur terpilih kemudian akan bermusyawarah untuk menentukan siapa Ketua Pemuda Muhammadiyah Aceh ke depannya.”
Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi kepemudaan terbesar dan tertua Indonesia. Organisasi ini telah hadir di tahun 1932 sesuai dengan rekomendasi Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar. Di Aceh, organisasi ini hadir sejak tahun 1960an dan para kadernya telah terbukti mampu memberikan warna dalam berbagai konstelasi politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya di Aceh. (Agusnaidi)