Medan, InfoMu.co – Apa bedanya antara UJUB dan RIA ? Ternyata berbeda tapi bagi kebanyakan orang mungkin akan sulit untuk membedakannya. Bisa setipis kulit bawang. Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA menjelaskan perbedaan antara UJUB dan RIA itu secara sederhana dan sangat konprehensif. Begini penjelasan, Ketua PW Muhammadiyah Sumut yang juga guru besar di UNISU – UMSU itu.
UJUB itu perasaan Kagum akan diri sendiri. Merasa diri hebat, dan lalu bangga akan diri sendiri . Terpesona akan kehebatan diri.
Beda dengan RIYA. Kadang kita bisa menghindar dari riya’. Tapi ‘ujub ternyata masih muncul dan bersarang di hati . Misalnya, tengah malam, kita ber-Tahajjud. Tak ada yang tahu dan tentu kita pun tak akan bercerita tentang ini ke orang lain, sehingga kita terhindar dari riya’. Hanya Allah yang tahu . Namun, ketika amaliyah ini sudah jadi istiqomah kita, kadang terbersit di hati, “Lumayan hebat juga diriku ini, Bisa bangun setiap malam, untuk Tahajjud di saat orang lain pada tidur pulas”. Nah, Itulah ‘ujub . Meskipun orang lain tidak tahu .
‘Ujub itu penyakit hati paling lembut . Perasaan ‘ujub bisa datang setiap saat . Tanpa kita sadari dan tanpa bisa kita kontrol sebelumnya .
Orang yang rajin beribadah, suatu saat bisa merasa kagum akan ibadahnya sendiri . Orang berilmu bisa kagum akan kehebatan ilmunya itu . Sama halnya dengan perempuan cantik yang mengagumi kecantikannya . Makna ‘ujub mirip dengan istilah yang kini populer di kalangan anak muda : narsis .
Para dermawan atau para ahlu dalam berkhidmah bukan tidak mungkin suatu saat kagum akan kebaikan dan kelebihan atas apa yang telah dilakukannya. Para juru dakwah juga bisa kagum dengan cara dakwah dan karya yang telah dilakukannya. Kata Al Imam Sufyan Ats Tsauri Dawuh : ‘Ujub itu perasaaan kagum diri, sehingga merasa dirinya lebih mulia, merasa lebih tinggi darjahnya.
Min Ba’dhil Ulama’ berkisah : “Suatu malam, aku tertidur pulas hingga malam itu aku lalui tanpa Tahajjud . Dan paginya aku terbangun dalam keadaan menyesal . Akan tetapi kemudian aku tersadar bahwa itu lebih baik ketimbang aku bertahajud, tapi sementara di hatiku merasa kagum dengan amalan Tahajjudku”.
Al Imam Abu Ubaidah Al-Jarrah, setelah selesai menjadi Imam Sholat, beliau berkata : “Setan ini tak henti henti menghasutku supaya aku merasa bahwa diriku lebih hebat daripada orang orang yang berbaris di belakangku . Sebab itu, aku tak akan mau lagi jadi Imam sholat, sampai kapanpun” .
Al Imam An Nawawi RA, Dawuh : Keikhlasan niat itu bisa rusak oleh penyakit Ujub . Orang yang ‘ujub atas amalnya sendiri, baginya, catatan kebaikan amalnya akan hangus sia sia”
Penjelasan beda antara UJUB dan RIA ini diharapkan menjadi referensi bagi kita semua dalam meningkatan dan menjaga ibadah kita kepada Allah Swt. (Syaifulh)