Medan, infoMu.co – Persaingan dua ‘NASUTION’ untuk kursi Medan-1 semakin terang benderang. Dua marga nasuTion akan bertarung pada Pilkada 2020, Desember mendatang. Tentu saja pertarungan dua nasution ini akan menarik karena secara identitas akan membelah marga nasution. Yang lebih menarik adalah, secara kepartaian keduanya akan membelah warga akar rumput Partai PDIP.
Akhyar yang kader tulen PDI yang akhirnya dipecat oleh partainya maju menjadi kandidat balon Walikota Medan dari Parai PKS dan Partai Demokrat dengan 11 kursi. Sentara Bobby Nasution diusung oleh beberapa partai besar. Selain PDI, ada Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai PAN, Partai Hanura, dan PBB.
Akhyar rencananya maju berpasangan dengan Ustadz Salman Alfarisi dari PKS. Sedang Bobby belum menentukan calon wakilnYa, apakah dari PDIP atau dari Gerindra. Saat ini mash terjadi negoisasi yang alot antara PDIP dan Gerindra. Perhitungan ril baru bisa dilakukan setelah wakil Bobby dapat dipastikan.
Pemecatan Akhyar Nasution
Pemecatan Akhyar Nasution dari keanggotaan PDIP serta majunya ia sebagai calon wali kota dari PKS dan PD, diperhitungkan membawa dampak kepada proses penetapannya sebagai wali kota definitif dari status Pelaksana Tugas (Plt).
Akhyar diperkirakan akan terganjal mendapatkan status wali kota dan akan tetap sebagai Plt hingga ia menjalani cuti kampanye pada Oktober 2020. Padahal keputusan inkrah kasus Dzulmi Eldin telah dikeluarkan PN Medan 16 Juli lalu.
Sementara tahapan Pilkada Medan pada 4-6 September memasuki pendaftaran calon. Pengumuman pasangan calon tetap oleh KPU dilakukan 24 September .
Menanggapi proses tersebut sejumlah relawan pendukung Akhyar mengaku pasrah dan tak begitu mempersoalkan status Akhyar yang terganjal menjadi wali kota. (syaiful hadi)