Medan, InfoMu.co – Persoalan etnis Rohingya belum selesai. Warga yang eksosus terus terjadi. Ini artinya, persoalan penindasan etnis minoritas di Miyanmar itu tak jua tuntas.
Kali ini, satu kapal motor sarat penumpang Rohingya harus mendarat di Aceh Utara setelah gagal menuju Malaysia.
Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya (PIARA) melaporkan kondisi terkini pengungsi Rohingya yang diselamatkan masyarakat Desa Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis lalu. Berdasarkan data lembaga itu, jumlah pengungsi Rohingya asal Myanmar yang mengungsi di Eks Gedung Imigrasi, Puenthet, Aceh Utara secara keseluruhan mencapai 99 jiwa yang diantaranya 17 orang pria, 49 orang perempuan, 10 anak laki-laki dan 22 anak perempuan serta seorang bayi perempuan.
“Dalam satu kapal yang mereka tumpangi, jumlah warga yang selamat mencapai 99 orang, sementara 15 orang yang meninggal di kapal itu, jenazah yang meninggal ini di buang ke laut,” sebut sumber yang melakukan bantuan kepada pengungsi.
Perjalanan yang Sulit
Pengunsgi bercerita mereka berangkat dari Banglades, Maret lalu. Diperjalanan tentu saja mereka melalui proses yang sangat sulit, menyedihkan, seperti kekurangan makanan dan air minum. Banyak pengungsi yang sakit. Bahkan 15 orang diantaranya tidak dapat tertolong dan meninggal dunia dan kemudian jenazahnya dilarung ke laut.
Sumber infoMu.co, tujuan mereka adalah ke Malaysia namun di perairan mesin mereka mati dan kemudian kapal di bawa ombak atau angin ke perairan Aceh Utara.
Seorang pengungsi, Zaiburrahman atau Rahman (34) dari desa Maundu, Rohingnya. Rahman ikut terdampar ke Aceh bersama seorang adik perempuannya yang berusia 20 tahun. Sementara anak, istri, dan orangtuanya tinggal di Bangladesh. Keterangan lain, dari Karim (25), yang juga berasal dari etnis Rohingnya. Berbeda dengan Rahman, Karim berangkat sendiri menuju Malaysia yang kemudian terdampar di Aceh tanpa mengajak anggota keluarga lain untuk ikut serta.
Bantuan untuk pengungsi
Kini pengungsi Rohingya yang berada di Aceh Utara mendapat bantuan dari masyarakat dan berbagai lembaga kemanusiaan di Aceh. Bantuan mengalir beruapa perlengkapan pribadi perempuan dan anak-anak, kain sarung, sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, shampoo, serta makanan kecil utk anak-anak. Termasuk susu, buah-buahan, sayuran dan sejenisnya.
Bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai terbilang cukup banyak di posko pengungsian. “Pengungsi juga ada kemungkinan akan di pindahkan ke tempat yang lebih luas dan besar supaya mereka lebih nyaman,”
( shd/kps)