Banda Aceh, InfoMu.co – Penyebaran Covid19 di Aceh semakin mengkuatirkan. Kini jumlah pasien terpapar Covid19 nyaris menerobos angka tiga ribu kasus dengan penyebaran yang nyaris merata di kabupaten dan kota di provinsi paling barat Indonesia itu. Jumlah korban yang meninggal dunia pun terus menambah daftar korban Covid19
Kondisi Covid Aceh harus ditangani lebih fokus. Banyak pihak mengkritik cara-cara kerja yang dirasakan demikian lambat. Apalagi ada kesan pemerintah Aceh lebih fokus pada urusn proyek.
Pengamat sosial dan politik Aceh Taufiq Abdul Rahim kepada InfoMu.co mengatakan, dengan semakin meningkatnya jumlah terinfeksi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Aceh, data terakhir sejumlah 2.891 orang. Bahkan sudah semakin mengancam semua kalangan serta pihak akan dapat terkena serta terkena wabah ini. Sementara itu, anggaran dana belanja Aceh refocusing mengatasi Covid-19 cukup besar fantastis sebesar Rp 2,3 triliun, berada pada posisi nomor empat di Indonesia, dengan perbandingan jumlah penduduk Aceh sekitar 5,38 juta orang.
Kata Taufiq , jumlah yang sudah terpapar sebanyak 2.891 orang dan diperkirakan akan terus bertambah secara signifikan dengan sangat cepat. Penyebaran ini sangat bergantung dari ketidak tegasan serta fokus pemerintah Aceh dalam mengambil kebijakan terhadap kasus pandemi Covid-19. Ini berhubungan dengan ancaman kesehatan masyarakat Aceh, mungkin saja tidak jauh lebih penting dari kunjungan proyek yang jauh bernilai triliunan lainnya di berbagai daerah di Aceh.
Pencitraan
Taufiq mengkritik kegiatan peninjauan proyek triliunan rupiah. Kegiatan itu hebat sebagai pencitraan, seolah-olah atas nama rakyat melihat serta meninjau proyek yang sangat menguntungkan secara ekonomi dan politik jauh lebih penting dari pada fokus menyelesaikan serta mengatasi Covid-19 yang dapat saja mengancam nyawa rakyat Aceh.
Sehingga dikesankan pemerintah Aceh tidak fokus terhadap kebijakan mengatasi serta mengantisipasi wabah pandemi, kata Taufiq. Tidak fokusnya mengatasi pandemi Covid-19, menganggap ini urusan bawahan dan pihak lainnya. Sehingga setiap orang, masyarakat dan perangkat Pemerintah Aceh lainnya diwajibkan melakukan “herd immunity”, karena Bapak-bapak Pejabat Aceh sedang sibuk mengurus proyek yang lebih menguntungkan secara ekonomi dan politik.
Dengan demikian rakyat dan masyarakat Aceh jangan terlalu berharap kepada Pemerintah Aceh, jika Allah SWT berkehendak serta menghendaki, segala sesuatu dapat saja berkaku di Aceh, termasuk dampak senakin tidak fokusnya Pemerintah Aceh dengan dana refocusing yang demikian besar tersebut. (shd)