Banda Aceh, InfoMu.co – Peningkatan yg jumlah signifikan dari hari ke hari warga positif di Aceh sebelumnya maksimal hanya 100an kasus/hari kini telah mancapai 150an/hari. Peningkatan yang signifikan itu harus dijawab dengan kerja yang fokus, terarah dan taktis dalam melokalisir penyeberannya.
Pengamat kebijakan publik Aceh, Dr. Nasrul Zaman M.Kes kepada InfoMu.co mengatakan, saat ini kita tidak usah lagi melihat mengapa ini terjadi tapi saatnya sekarang mencari jalan keluar bagaimana melokalisir kasus positif covid-19 di Aceh sehingga angka nya perlahan lahan bisa diturunkan.
kata Nasrul Zaman, Pemerintah Aceh harus menganggarkan pembelian laboratorium swab PCR di seluruh rumah sakit daerah. Saat ini harganya relatif murah hanya Rp.1.5-2 milliar/unit. Kita tidak mau lagi mendengar cerita seperti kasus di Aceh Tenggara yg di swab tgl 31 agustus 2020 namun baru mendapat hasilnya 12 September 2020 dan ditemukan 18 warga yg diperiksa ternyata positif covid-19.
Akibatnya, demikian Nasrul, keterlambatan itu hanya membuat penyebaran covid-19 melalui transmisi lokal meningkat tajam sekali. Bayangkan secara eksponensial 1 warga dari 18 kasus itu saja perharinya minimal menyebarkan melalui interaksi pada 20-50 warga lainnya dan itu dilakukan oleh 18 warga Aceh Tenggara selama 12 hari pula.
” Oleh karena itu sudah sangat mendesak agar pemerintah Aceh segera menyediakan laboratorium swab PCR di seluruh RSUD yang ada di Kabupaten Kota se-Aceh,” tegas Nasrul Zaman. Hal itu diperlukan daerah untuk dapat dilakukan percepatan lokalisasi dan isolasi cluster terpapar sehingga menekan angka penyebaran nya di daerah. (syaifulh)