Pasca Muktamar Menata Skuad Ketigabelasan PP Muhammadiyah
Oleh: Khafid Sirotudin
Ibarat tim sepakbola yang mengikuti The FIFA World Cup 2022 di Qatar, kemenangan tim sangat ditentukan kerja berjamiyyah sebagai super-team. Dalam manajemen organisasi dikenal dengan kolektif- kolegial.
Selain manajemen dan pelatih, sebuah tim sepakbola yang baik harus bisa menata 11 pemain sesuai karakter, kecerdasan, ketrampilan dan posisi yang pas. Pemain ‘kidal’ lebih produktif bila ditempatkan pada gelandang kiri (left-midfielder) ketimbang gelandang kanan (right-midfielder). Seorang kiper (goal keeper) ditempatkan agar gawang tidak mudah kebobolan. Juga pemain belakang ‘bek’ dan beberapa ‘gelandang’ di posisi tengah.
Posisi gelandang ini paling banyak pemain. Ada yang berada di depan garis pertahanan (defensif midfielder), bertugas mencegah bola mencapai garis pertahanan. Ada gelandang tengah (central midfielder) yang bertugas mengatur tempo atau ritme permainan tim. Gelandang serang (attacking midfielder) yang lebih berorientasi menyerang dan menciptakan peluang bagi pemain penyerang (striker). Serta gelandang sayap (left/right midfielder) yang bertugas melakukan serangan dari sisi sayap. Pemain di posisi ini harus memiliki kemampuan yang baik untuk mengirimkan umpan lambung menyilang (crossing), baik dari sisi kiri atau kanan.
Sebuah Tim Tangguh
Sebuah tim tangguh membutuhkan beragam pemain yang memiliki adversity quotient (AQ). Sebuah perpaduan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Seorang pemain, sesuai posisinya, harus tahu diri dan bisa menempatkan diri untuk menyuguhkan permainan terbaik yang menggembirakan penonton dan membanggakan supporter.
Pemain yang diamanati menjadi kapten tim harus mampu menginspirasi, menyemangati, menata dan mengatur ritme permainan. Pemain belakang atau bek bertugas menghalau serangan dari tim lawan yang mendekati gawang. Bek membantu kiper dalam mempertahankan gawang agar tidak kemasukan bola lawan.
Menata Skuad Pasca Muktamar
Muktamar Muhammadiyah ke-48 telah menghasilkan 13 Pimpinan Pusat (Tim Formatur) yang bertugas menata kepemimpinan periode 2022-2027. Ibarat sebuah tim sepakbola, maka menempatkan seorang pemain berdasarkan the right man on the right place menjadi sebuah keniscayaan. Agar kesebelasan Muhammadiyah mampu membuat banyak goal dan meraih kesuksesan.
Sejak periode 1995-2000 hingga era 2015-2022 (2 tahun perpanjangan akibat pandemi Covid-19), sebagai warga persyarikatan saya merasa bahagia bisa melihat secara langsung bagaimana sebagai sebuah tim, PP Muhammadiyah mampu melewati dan memenangkan kompetisi kebangsaan dan keumatan sesuai jamannya.
Kita menikmati permainan “timMu” yang sangat memukau, sebab secara langsung bisa merasakan spirit tim dalam menghadapi laga pertandingan di berbagai kondisi keumatan dan kebangsaan. Keempat Ketua Umum (“kapten tim”) memiliki gelar profesor sesuai bidang ilmunya. Perbedaannya, 2 kapten mengabdi atau pernah terjun di jalur politik praktis, sedangkan 2 kapten mengabdi di persyarikatan dan isu kebangsaan.
Dua Ketum PP Muhammadiyah pada jamannya diisi oleh 2 pendekar dari Chicago, yaitu Prof. Dr. H. Amin Rais, MA (1995-1998) dan Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif (1998-2000 dan 2000-2005). Kemudian Prof Dr. H. Din Syamsudin, MA. (2005-2010, 2010-2015) dan Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si (2015-2022, 2022-2027).
Menarik untuk menilik posisi kapten tim di setiap periode. Ada yang mengambil sebagai pemain penyerang (striker), pemain bertahan atau bek, dan penjaga gawang (goal keeper) dalam sebuah tim sepakbola. Masing-masing peran tersebut tentu memiliki keunggulan, risiko dan konsekuensi tersendiri. Seorang striker bertugas untuk mencetak skor. Seorang bek bertugas menjaga pertahanan secara taktis dan tenang. Sedangkan seorang penjaga gawang adalah benteng terakhir dari nasib timnya.
Membentuk tim ketigabelasan PP Muhammadiyah yang handal, membutuhkan kalkulasi dan penempatan yang tepat atas 13 skuad yang terpilih muktamar, 39 skuad terpilih tanwir, serta skuad “pemain tambahan” lain yang memiliki rekam jejak pengabdian panjang, serta dinilai mampu, baik dan presisi untuk mengisi posisi pemain yang dibutuhkan tim. Harapan dan doa terbaik untuk Muhammadiyah.
*penulis adalah Ketua LHKP PWM Jawa Tengah