Pakar militer dari Arab American University, Ahmad Rahhal menilai, tentara Israel (IDF) sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja setelah menjalani 150 hari perang melawan gerakan pembebasan Palestina di Gaza.
IDF, kata Rahhal, menderita kerugian besar di internalnya, merujuk pada tingginya korban jiwa personel dalam perang.
Bukan rahasia lagi jika IDF cenderung menutup-nutupi berapa personel militer mereka yang tewas, cacat permanen, dan luka-luka dalam perang tersebut demi menjaga moralitas pasukan.
Analisis Rahhal ini merujuk pada laporan surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth yang menyebut kalau Pasukan Pendudukan Israel saat ini membutuhkan sebanyak 7.500 perwira dan bintara untuk memperkuat pasukannya.
Padahal, idf menyatakan, ‘hanya’ sekitar 582 tentara IDF gugur dalam pertempuran melawan Hamas.
Namun, permintaan personel militer hingga ribuan itu menunjukkan kalau angka resmi yang dikeluarkan idf memang jauh dikurangi.
Laporan media tersebut menekankan kalau angka-angka yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menunjukkan besarnya guncangan yang terjadi di tubuh idf setelah menjalani 150 hari perang.
“Meskipun terdapat banyak korban sipil dan kehancuran besar di Gaza, IDF menderita kerugian besar di dalam jajarannya,” kata Rahhal dikutip dari JN.
Analis Militer IDF Lemah, Salah Perhitungan
Soal parahnya ‘kerusakan’ di internal idf, Rahhal menganalisis kalau lemahnya analis militer dalam meng-assesment situasi menjadi sebab utama kondisi tidak menguntungkan yang dilakukan oleh para petinggi militer Israel.
Dia menyoroti kesalahan penilaian analis militer idf terhadap kemampuan faksi-faksi perlawanan.
IDF juga salah perhitungan soal ketabahan dan ketahanan warga Gaza terkait dukungan dan keterlibatan mereka dengan faksi-faksi tersebut
“Kesalahan perhitungan ini telah memberikan kontribusi terhadap kemunduran signifikan yang dihadapi IDF di internal,” katanya.
Analisis Rahhal ini sepertinya tergambar pada beberapa keputusan mendasar IDF dalam langkah taktis mereka di Jalur Gaza.
Sejumlah keputusan penarikan pasukan dari wilayah yang dianggap sudah dinetralisir, nyatanya memang salah besar. Para faksi perlawanan Palestina, seperti Hamas dan PIJ, nyatanya masih memberikan perlawanan sengit di area-area yang dianggap IDF sudah aman. (tribun)