Jakarta, infoMu,co – Kisruh Program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan, ‘memaksa’ Mendikbud Nadiem Makarim harus menyambangi Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62, Jakarta. Kedatangan Nadiem ke markas Muhammadiyah itu tentu saja terkait kisruh POP yang ramai dijagatmaya. Tiga organisasi besar di tanah air ( Muhammadiyah, NU dan PGRI) yang memiliki jasa paling besar di dunia pendidikan harus ‘OUT’ dari program POP karena dinilai banyak kejanggalan.
Terkait ketidaknyamanan banyak pihak, terkhusus Muhammadiyah, NU dan PGRI, membuat mendikbud ‘nyerah’ dan akhirnya menyampaikan permintaan maafnya. Permintaan maaf disampaikan melalui video yang diunggah pada Selasa (28/7) kemarin. Dan kemudian Nadiem hadir di Menteng Raya 62 hari ini, Rabu (29/7). Di Menteng Raya, Nadiem diterima Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti beserta jajaran.
Saat keluar dari Gedung Dakwah itu, Nadiem coba dicegat wartawan yang menunggunya diluar. Tapi Nadiem tak memerdulikannya dan langsung saja masuk ke mobil dinas yang sudah menunggu dan meluncur meninggalkan Menteng Raya 62. Sejauh ini belum diketahui apa yang disampaikan Nadiem kepada PP Muhammadiyah. Namun dapat dipastikan adalah prihal POP yang kisruh itu. Nadiem menjelaskan POP dan mengajak Muhammadiyah untuk ikut bersama pemerintah membangun dunia pendidikan.
Video Nadiem Beredar
Dijagatmaya beredar video Nadiem seputar permintaan maafnya kepada Muhammadiyah, NU dan PGRI.
Dalam video itu juga ia mengapresiasi masukan dari organisasi yang selama ini banyak berkontribusi dalam pendidikan di Indonesia yakni NU, Muhammadiyah, dan PGRI. Sebagaimana diketahui, dalam POP, ketiga organisasi tersebut justru mengundurkan diri.
“Ketiga organisasi ini telah berjasa di dunia Pendidikan – bahkan jauh sebelum negara ini berdiri. Tanpa pergerakan mereka dari Sabang sampai Merauke, identitas, budaya, dan misi dunia Pendidikan di Indonesia tidak akan terbentuk. Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna,” katanya.
Berikut ini pernyataan lengkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Saya ingin memulai dengan menyatakan terima kasih atas semua saran dan juga masukan yang disampaikan oleh berbagai pihak terkait dengan program organisasi penggerak. Saya memutuskan melakukan penundaan sementara dan evaluasi lanjutan minggu lalu, namun polemik serta kebingungan masih terjadi di masyarakat, yang terus saya cermati dan akan selalu saya upayakan untuk menjawab secara langsung.
Niat kami sejak awal adalah untuk bermitra dengan para penggerak Pendidikan, dan menemukan inovasi-inovasi yang bisa dipelajari oleh pemerintah serta diterapkan dalam skala nasional. Itulah makna dari Program POP, agar Kemdikbud bisa belajar dari masyarakat pergerakan pendidikan. Hanya satu misi program kami, mencari jurus dan pola terbaik untuk mendidik penerus negeri ini.
Setelah mendengar semua masukan masyarakat, kemdikbud juga telah berkomunikasi dengan pihak Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Foundation, dan menyepakati bahwa partisipasi mereka dalam kolaborasi dengan Kemdikbud, tidak akan menggunakan dana dari APBN sepeserpun. Mereka akan mendanai sendiri aktifitas programnya tanpa anggaran dari pemerintah.
Harapan kami, ini akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan.
Saya juga ingin menyatakan apresiasi sebesar-besarnya atas masukan dari Pihak NU, Muhammadiyah, dan PGRI mengenai POP yang juga telah dikomunikasikan langsung kepada Kemdikbud. Ketiga organisasi ini telah berjasa di dunia Pendidikan – bahkan jauh sebelum negara ini berdiri. Tanpa pergerakan mereka dari Mabang sampai Merauke, identitas, budaya, dan misi dunia Pendidikan di Indonesia tidak akan terbentuk.
Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna.
Besar harapan kami agar tokoh dan pimpinan NU, Muhammadiyah dan PGRI dapat turut serta menyempurnakan program ini, Bersama. Tanpa dukungan dan partisipasi semua pihak, mimpi kita bersama menciptakan Pendidikan berkualitas untuk penerus bangsa akan sulit tercapai. Kami siap mendengar, kami siap belajar.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mendikbud
Pernyataan Maaf Mendikbud itu semoga dapat diambil hikmahnya. Bahwa persoalan pengelolaan pendidikan bukan persoalan bisnis, ada masalah yang lebih serius di dalamnya. Nadiem harus lebih banyak belajar dan menjadi persoalan ini evaluasi serius bagi program yang dijalankannya. ( syaiful hadi)