Medan, InfoMu.co – Serangan Covid19 semakin menakutkan. Setiap hari masyarakat dijejali dengan informasi angka pertambahan suspek baru, angka kematian dan angka penyembuhan. Curva naik Covid di tanah air yang tembus 100 ribu kasus dan Kota Medan tembus 2000 kasus jangan dipandang enteng. Gugus tugas harus bekerja lebih cermat, lebi smart lagi ‘perang’ terhadap wabah ini.
Penegasan itu disampaikan tiga dokter ‘Muhammadiyah’ yang tergabung dalam Muhammadiyah Covid19 Command Center (MCCC) Sumatera Utara dan Kotra Medan, kepada jurnalis infoMu, Selasa 28/7, seputar angka suspek yang tembus 100 ribu.
DR. dr. Kamal Basri Siregar menyampaikan kecemasannya atas pecahrekor covid 100 ribu itu. ” Wah, semakin ngeri saya,” Pemerintah jangan sampai lempar handuk. Persoalan dihulu harus ditangani secara serius. Persoalan di hulu adalah titik masalah. Kalau dibiarkan, masalahnya tidak akan selesai, jelas Kamal Basri Siregar dokter ahli bedah kanker itu.
Hal yang sama disampaikan Ketua MCCC Kota Medan, Dr. dr. Delyuzar Haris. Katanya, persoalan kediplinan masyarakat kita harus menjadi perhatian. Edukasi, pake masker yang benar, cucu tangan dengan sabut dan jaga jarak harus terus dibunyikan. Jangan kasih kendor. Nanti masyarakat kita lupa, kata Delyuzar yang paling aktif mengkampanyekan protokol kesehatan. Delyuzar sangat prihatin semakin banyak korban termasuk dari kalangan medis.
Sekretarus MCCC Kota Medan, dr. Elman Boy juga mengingatkan warga Kota Medan untuk waspada. Jangan pandeng enteng, karena Covid ada ditengah kita. Jaga diri, perkuat imunitas dan patuhi protokol kesehatan, tegas Elman Boy yang juga Dekan III Fakultas Kedokteran UMSU itu.
Masyarakat Sudah Apatis
Dr. dr. Kamal Basri melihat ada kecenderungan masyarakat di Sumatera Utara khususnya Kota Medan seakan sudah apatis dengan perkembangan Covid19. Sudah tidak peduli. Ini berbahaya, kata Kamal Basri, yang juga Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara itu.
Dipesankannya, agar warga menguatkan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi gizi yang baik, cukup istirahat (kalau tidak perlu keluar, di rumah saja), terus gunakan masker setiap keluar rumah. Dijelaskan Kamal Basri sesuai arahan WHO penularan bukan saja lewat droplet ( muncratan air liur) dan tapi juga airbone infectio ( udara ). Kemudian jaga jarak ( hindari kerumunan orang), cuci tangan. Dan tingkatkan ibadah dan perbanyak doa semoga wabah ini bisa diatasi.
Paramedis Korban
Dari catatan infoMu.co ada tujuh dokter di Sumatera Utara meninggal dunia akibat terpapar virus corona COVID-19. Tujuh dokter itu terdiri dari lima dokter spesialis dan dua dokter umum. “Tujuh dokter yang meninggal tersebut dua di antaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas di Medan..
Ia mengatakan bahwa ketujuh dokter tersebut sebagian besar bertugas melayani pasien COVID-19 atau di rumah sakit rujukan COVID-19 yang ada di Sumut. “Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan, kemudian di Asahan dan daerah lainnya,” ujarnya.
Rudi menyebutkan, saat ini masih ada dokter baik umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena dinyatakan positif COVID-19. Ia meminta agar hal ini perlu menjadi perhatian khususnya pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona. “Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien COVID-19 tidak diforsir,” katanya. ( shd )