Tiga Solusi bagi Umat Islam di Masa Pandemi Covid-19
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.
Pendahuluan
Covid-19 (corona virus disease-19) telah muncul sejak Desember 2019, yang bemula dari daerah Wuhan di China, hingga saat ini (saat artikel ditulis Juli 2020) belum juga normal. Oleh karenanya, sebagai warga yang baik, khususnya umat Islam, mari patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI. Selalu cuci tangan dengan sabun, memakai masker jika keluar rumah, dan menjaga jarak (physical distancing) di tempat keramaian bahkan ketika di tempat ibadah. Ajaran Islam dengan dasarnya Alquran dan as-Sunnah, sebagai way of life-nya umat Islam mengajarkan pada saat tertimpa musibah, dalam hal ini pandemi covid-19 termasuk dalam kategori musibah, maka solusi yang dtawarkan adalah bersabar, menegakkan salat dan secara lisan mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sebagaimana ditegaskan dalam Q.S.al-Baqarah/2:153, 155-156.
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong mu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekura ngan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dari ayat ini dapat memberikan panduan dan pedoman bagi umat Islam, pada saat mendapat musibah, apakah dalam posisi ketakukan karena di-PHK, kelaparan karena penghasilan tidak ada, karena ekonomi hancur, kehilangan jiwa karena kematian saudara atau keluarga, dan kekurangan gizi karena kurangnya pasukan vitamin dalam tubuh akibat tidak adanya biaya untuk membeli buah-buahan atau vitamin dari apotek. Jika salah satu hal tersebut menimpa kita, maka solusinya ada 3 hal di atas, sebagai muhasabah kita kepada Allah swt, berikut ini akan dijelaskan ketiga hal tersebut secara rinci.
3 solusi tawaran Alquran kepada orang Mukmin pada saat tertimpa musibah
Sebagaimana di kemukakan di atas bahwa pandemi covid-19, termasuk dalam kategori musibah, maka Alquran menawarkan 3 hal secara terpadu untuk dilakukan oleh umat Islam. Mengapa hanya kepada umat Islam? Karena hanya umat Islam yang meyakini eksistensi Alquran, yang lain tidak.
1. Mengucapkan, Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun
Q.S. al-Baqarah/2:156 mengenaskan
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156)
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”
Ayat di atas menegaskan bahwa jika orang beriman menerima musibah, ucapannya adalah “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”Sesungguhnya kita milik Allah, dan akan kembali kepada-Nya.”
Makna yang terdalam atau substansi dari ucapan tersebut adalah bahwa apa yang ada di langit maupun di bumi, merupakan makhluq Allah swt, termasuk manusia, jadi maknanya makhluq makluq Allah itu adalah sebagai milik Allah swt, jika demikian, maka terserah Allah apa yang mau diperbuanya, karena Dia pemiliknya. Mau dibuat sakit atau sehat, mau dibuat kaya atau miskin atau ditarik dari peredaraan alias kematian ya terserah Allah swt, termasuk harta yang kita anggap milik kita, padahal hakikatnya milik Allah swt kapan saja bisa ditarik oleh Allah.
Sebagai ilustrasi, kalau kita menabung pada suatu Bank, maka suatu saat kita mau ambil uang tabungan kita, maka para pegawai Bank tidak boleh protes, sebab uang tabungan itu miliki kita. Itulah substansi mengapa kita mesti mengucapkan; “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Sebagai ungkapan pengakuan kelemahan kita dihadapan Allah swt, dan sebagai makhluq-Nya, kita tidak berkuasa dan berdaya, yang berkuasa hanya Allah swt. Pada akhirnya, akan menghilangkan sifat sombong dan angkuh pada diri kita.
2. Bersabar dalam menghadapai musibah
Pengertian Sabar secara istilah dimaknai dengan memelihara diri dari kehendak akal dan syara’ dan dari hal yang menuntut untuk memeliharanya. Bisa diartikan pula dengan menahan diri dari nafsu dari keluh kesah, meninggalkan keluhan atau pengaduan kepada selain Allah. Ada 74 kali kata sabar beserta turunannya disebutkan dalam Alquran. Penyebutan kata sabar yang sangat banyak itu menunjukkan bahwa sabar merupakan sesuatu yang sangat penting. Sabar merupakan masalah primer yang harus dimiliki setiap umat Islam untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik kualitas mental, moral, maupun spiritualnya.
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.dan juga kesabaran itu untuk mempertebal iman. Q.S.al-Insan/76:24:
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا (24)
Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.
يَا أَيُّهَاالَّذِينَ آمَنُوااصْبِرُواوَصَابِرُواوَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. Q.S.Ali Imran/3:200:
Pada masa pademi covid-19 ini, maka umat Islam mestilah bersabar dengan menahan diri untuk tidak melakukan maksiyat. Artinya, jangan mengkambing-hitamkan covid-19 lalu melakukan maksiyat, misalanya; dengan menghalakan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun keluarganya. Ikutilah dengan sabar apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, melalui Alquran dan as-Sunnah. Insya Allah kita akan beruntung sebagaimana yang ditegaskan pada ayat di atas (Q.S.Ali Imran/3:200).
3. Menegakkan salat secara baik dan benar
Menegakkan salat maksudnya adalah tidak hanya sekedar melaksanakan salat, tetapi selain melaksanakan sesuai dengan tatacara (kaifiyat) yang dicontohkan Rasul saw, juga menegakkan nilai-nilai yang terkandung dalam salat. Contoh menegakkan nilai-nilai salat dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, ketika awal salat mengucapkan takbir Allahu Akbar, artinya Allah Maha Besar, maknanya dalam kehidupan kita tidak boleh sombong, anggkuh, membesarkan diri, kendatipun banyak yang kita miliki, misalnya, kekuasaan politik, harta, ilmu dan lainnya, sebab, hanya Allah-lah yang Maha Besar, Maha Kaya, Maha Berkuasa, dan Maha Agung. Kita, sebagai manusia hanya berharap dari-Nya, agar diberikan kekuasaan, kekayaan, harta dan ilmu serta keberkahan hidup.
Demikian pula di akhir salat kita mengucapkan “assalamu’alikum warahmatu llahi wabaraktuh”, maknanya dalam kalimat ini kita diajarkan agar mendoakan keselamatan dan kedamaian tidak saja kepada diri kita sendiri, tetapi kepada lingkungan di sekitar kita. Salah satu contoh melakukan kedamaian adalah memberikan makanan kepada yang membutuhkannya, seperti saat ini yang sedang ada pandemi covid-19, banyak masyarakat yang membutuhkan makanan karena di-PHK, ekonominya hancur, atau memang tergolong fuqara dan miskin. Tentang hal ini Rasul saw menegaskan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا اْلأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
“Wahai manusia, sebarkanlah kedamaian (salam), berilah makan, sambunglah tali persaudaraan (silaturrahim), salatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat. H.R.Ibn Majah, No. 3242.
Hadis di atas, tidak hanya ditujukan kepada umat Islam, tetapi kepada semua umat manusia, agar menyebarkan kedamaian dengan cara memberi makan dan menyambung persaudaraan atau kasih sayang (silaturrahim), khususnya bagi umat Islam juga dianjurkan untuk salat tahajjud, dengan dilakukan hal ini maka kita akan masuk surga dengan selamat atau damai (salam). Ajaran Rasul saw, sangat bermanfaat jika diimplementasikan pada saat pandemi covid-19 yang telah melanda tidak saja di Indonesia, bahkan tidak kurang 100 negara telah tersebar.
Penutup
Apa yang dijelaskan di atas, semoga membuat kesadaran umat Islam bangkit, untuk mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan as-Sunnah yang sekaligus ini mengimplementasikan nilai-nilai ketuhanan (Ilahiyah) dan nilai-nilai kemanusiaan (insaniyah), yang dalam bahasa Alquran lebih tegas disebut Hablum minallah wa hablum minannas. Jika 3 solusi tersebut, kita secara jamaah melakukannya maka, diharapkan akan terwujud masyarakat yang damai, harmonis, selamat, sejahtera dan bahagia. Wallahu a’lam bissawab.