SOP (Standart Operating Procedure) Ibadah Dalam Perspektif Alquran dan As-Sunnah (Bagian ke III)
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.
3. Ibadah mesti Ikhlas
Di antara pengertian ikhlas adalah, ikhlas ada lah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepa da Allah, juga pembersihan diri dari pamrih kepada makhluk Allah (manusia). Dengan kata lain, ikhlas adalah semata-mata ibadah hanya kepada Allah swt, dan minta balasan hanya kepada Allah swt.
Orang-orang yang berperilaku ikhlas memiliki jiwa yang tenang dan damai, kendatipun dipuji atau di rendahkan baginya tidak membuat perubahan jiwanya, sehingga tidak bergejolak. Selanjutnya orang-orang yang berperilaku ikhlas tidak suka mengeluh, tidak su ka mengungkit-ungkit kebaikan atau jasa yang diberi kan, dan tidak suka mengkambing hitamkan sesuatu atau seseorang, jika menghadapi kesulitan dan musi bah. Orang yang ikhlas jika mendapat nikmat ia ber syukur, dan jika mendapat musibah ia bersabar. Perintah ikhlas terdapat dalam Q.S.al-Bainat/98 : 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyem bah Allah dengan memurnikan (mengikhlas kan) keta atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menu naikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Selanjutnya, ikhlas bukan berarti tanpa pamrih, tetapi pamri (minta balasan) dimohonkan kepada Allah swt, yang Maha Kaya dan Maha Berkuasa. Se bab, yang memerintahkan kita untuk beribadah dan beramal saleh adalah Allah swt. Jadi, siapa yang me nyuruh, maka upahnya tentu minta kepada yang nyu ruh atau yang memerintahkan, yakni Allah swt.
erilaku ikhlas, tidak mudah dilakukan, sebab pada umumnya, manusia melakukan amal kebaikan meminta balasan dari sesama manusia, padahal, yang memberikan balasan hanya Allah swt. Jika, seseorang memberikan sesuatu kebaikan kepada seseorang lain nya, dan orang yang diberikan kebaikan itu tidak ber buat baik kepadanya, bahkan sebaliknya, lalu orang yang memberikan kebaikan itu kecewa, maka inilah yang disebut tidak ikhlas. Pemberian ikhlas adalah betul-betul murni mengharap kepada Allah swt., dan Allah swt Maha Tahu dalam membalas ganjaran ke pada hamba-Nya, jadi tidak boleh ragu dalam mela kukan kebaikan. Setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, demikian juga kejahatan dibalas dengan ke jahatan. Perhatikan Q.S.al-Isra’/17:7:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا…
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri…jugaQ.S.ar-Rah man/55:60:
هَلْ جَزَاءُ اْلإِحْسَانِ إِلاَّ اْلإِحْسَانُ (60)
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
Iblis, bosnya setan tidak berdaya kepada orang-orang yang berperilaku ikhlas, Q.S.Shad/38 :82-83:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ َلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلاَّعِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-ham ba-Mu yang ikhlas (mukhlis) di antara mereka.
Gambaran orang yang berperilaku ikhlas:
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ الأَزْرَقُ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ الْحَسَنِ وَابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ.
Telah bercerita kepada kami Al-Hasan bin ash-Shob bah telah bercerita kepada kami Ishaq Al-Azraq telah bercerita kepada kami ‘Auf dari Al-Hasan dan Ibnu Si rin dari Abu Hurairah ra. dari Rasul saw. bersabda: “Ada seorang wanita pezina yang diam puni dosanya disebabkan (memberi minum seekor anjing). Ketika dia berjalan ada seekor anjing dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi ham pir mati kehausan. Wanita itu segera melepas sepatu nya lalu diikatnya dengan kerudungnya kemudian dia mengambil air dari sumur itu. Karena perbuatannya itulah maka dia diampuni dosanya”.H.R. al-Bukhari. No. 3074.
Hadis di atas, adalah sahih, yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari. Jika, ditelaah, maka dapat dika takan pelacur tersebut melakukan secara ikhlas, menga pa? Pertama, di padang pasir yang tidak ada orang yang melihatnya, sehingga kerjanya tidak bisa dipa merkan pada orang lain. Kedua, yang ditolong bina tang, yang tidak bisa berbicara pada manusia untuk melaporkan kebaikan sang pelacur. Ketiga, jika diukur dengan matematika, dia melakukan amal salih 1 tetapi dikali dengan nilai tak terhingga, hasilnya tak terhing ga. Nilai tak terhingga itulah rahmat Allah, sehingga diampuni oleh Allah swt semua dosanya.
Sebaliknya, jika seseorang melakukan amal sa lih yang kalau dikonversi dengan uang nilainya 50 triliun, tetapi dikali 0(nol), maka hasilnya juga 0 (nol). Oleh karena itu, jangan pernah sepele dengan semua amal salih atau amal kebaikan. Sebagai contoh, apa yang ditegaskan dalam Alquran bila bersedekah yang diiringi dengan riya, maka pahala sedekahnya adalah nol atau sia-sia.
Perhatikan Q.S.al-Baqarah/2:264:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (264)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut -nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), se perti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu se perti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia ber sih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir
Beberapa karakteristik Ikhlas
1. Tidak suka mengeluh atas kewajiban yang diberi kan Allah dan Rasul-Nya. Berperilaku arif.
2. Tidak suka mengbangkit-bangkit pemberian jasa atau kebaikan kepada orang lain.
3. Tidak suka menyalahkan orang lain ketika tertimpa suatu musibah, orang ikhlash akan bersabar.
4. Sama saja jiwanya, dipuji atau dihina, orang ikhlas tidak terpengaruh dengan penilaian manusia.
5. Senantiasa bergegas dalam berbuat kebaikan.
6. Bahagia melihat saudaranya bahagia, dan prihatin serta muncul empati lalu menolong jika melihat sau daranya tertimpa musibah apapun.
7. Senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya.
8. Orang ikhlas jiwanya tenang, stabil, sebab imannya mantap, ucapan dan perbuatannya senantiasa bernilai maslahat, bermanfaat tidak saja kepada dirinya sendiri tetapi juga kepada orang lain. ( BERSAMBUNG)