Jumat, 22 September 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Kabar

Indonesia Bukan Benda Mati yang Boleh Dikuasai Oleh Satu Golongan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
7 Juni 2023
in Kabar
A A
0
SHARES
80
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, InfoMu.co – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menjadi pembicara kunci dalam seri ketiga gelar wicara Gagas RI  bertajuk “Ekonomi, Keadilan, dan Kemanusiaan.”

Gagas RI merupakan forum diskusi publik yang digagas oleh KG (Kompas Gramedia) Media bagi para pemikir bangsa untuk merenungkan ulang dan menyampaikan gagasan besar tentang Keindonesiaan yang bebas dari pragmatisme/kepentingan politik/ekonomi tertentu.

Dalam pemaparannya, Haedar mengatakan bahwa Indonesia bukanlah benda mati yang bebas diperebutkan dan dikuasai sepihak oleh siapapun. Indonesia, kata dia adalah negara milik semua dan benda yang bernyawa. Sebagai argumen, Haedar mengutip pandangan Soepomo, Soekarno dan Moh. Hatta.

Pada Sidang BPUPK, Soepomo menegaskan bahwa Indonesia yang akan dibangun setelah merdeka bukan sekadar ragat fisik, melainkan Indonesia yang bernyawa. Di forum yang sama, Soekarno mengatakan bahwa Indonesia adalah negara untuk semua, bukan negara milik satu golongan.

Sementara itu, Moh. Hatta menjelaskan Pasal 33 UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia disusun atas asas ekonomi kerakyatan yang terpimpin untuk mewujudkan kesejahteraan dan hajat hidup orang banyak.

Secara ideal, Indonesia kata Haedar seharusnya tidak memiliki masalah krusial terkait isu-isu kesejahteraan, keadilan sosial dan kemanusiaan. Sebab, kelahiran Indonesia berasal dari gagasan kritis yang teruji secara ketat melalui periode panjang dari masa pergerakan nasional, sidang BPUPK hingga Konstituante.

Rumitnya beragam masalah yang kini justru menyelimuti Indonesia seperti korupsi yang menggurita, hutang luar negeri, kemiskinan struktural, hingga oligarki bisnis dan politik yang semakin tak terkendali menurutnya adalah bekas dari kegagalan elit untuk berkomitmen dan setia pada fondasi yang diletakkan para pendiri bangsa.

“Problem kita sebagai bangsa sekarang adalah kita tidak punya kesinambungan dalam merajut gagasan-gagasan dasar yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa. Bahkan mulai ada kecenderungan distorsi (pemutarbalikan realitas), kencenderungan stagnasi (kemacetan), dan kecenderungan deviasi (penyimpangan),” ungkap Haedar.

Menjelang 78 usia kemerdekaan RI, Haedar mengajak para elit untuk merenungi kembali untuk apa Indonesia ini lahir. Dirinya melihat bahwa ada problem mendasar yang mengancam eksistensi Indonesia dan perlu dijadikan evaluasi bersama.

“Saya mengajak checklist, apakah praktek yang akumulatif dari fase ke fase pemerintahan itu sejalan dengan apa yang digagas oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh-tokoh pendiri Repulik ini? Saya yakin tidak sejalan, bertentangan. Tetapi bagaimana kita keluar dari oligarki ini,” tantangnya.

Sebagai modal, Indonesia menurut Haedar memiliki lima prinsip asas eksistensial mengapa Indonesia merdeka yang terangkum dalam konstitusi. Lima prinsip itulah yang menurutnya perlu untuk dipedomani dengan penuh amanah oleh para pemangku kebijakan.

Pertama Indonesia sebagai negara merdeka menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi. Kedua, Indonesia berhasil merdeka karena perpaduan rahmat Tuhan dan hasil perjuangan luhur rakyatnya, Ketiga, setelah merdeka Indonesia memiliki cita-cita nasional ingin melahirkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam arti yang sebenarnya.

Keempat, dasar negara yang dijiwai dalam segala tindakan adalah Pancasila. Dan Kelima, kewajiban konstitusional pemerintah RI sampai kapanpun adalah untuk menjaga tumpah darah bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, memajukan kehidupan bangsa dan menegakkan perdamaian dunia.

Selain lima prinsip asasi di atas, Indonesia juga memiliki tiga modal nilai untuk merawat anugerah kemerdekaan, yakni nilai Pancasila, nilai agama, dan nilai kebudayaan luhur.

“Lima prinsip ini sebenarnya nyawa dari Indonesia. Nah pertanyaan kita saat ini apakah para elit, penyelenggara negara, seluruh komponen bangsa termasuk rakyat menghayati betul prinsip dan nyawa Indonesia itu untuk kembali kita implementasikan dalam kehidupan kebangsaan? Ini perlu checklist dan kita melihat bahwa ada beberapa hal yang mengalami deviasi, beberapa hal yang mengalami stagnasi, dan beberapa hal yang mengalami distorsi,” tegasnya. (afn-muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: gagas ri

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Ekonomi

DPR Sahkan UU APBN 2024, Ini Perinciannya

22 September 2023
Kabar

Seleksi Guru PPPK 2023 Dibuka untuk 296.059 Formasi

22 September 2023
Kabar

Amirsyah Ajak Masyarakat Cegah Teror di Ruang Siber dengan Narasi Dakwah

21 September 2023
Ekonomi

PW Aisyiyah Sumut Terima Managemen Bank KB Bukopin dan Calon DPD-RI Rafdinal

21 September 2023
Kabar

UNESCO Tetapkan Kota Tua Jericho sebagai Situs Warisan Dunia, Israel Berang

21 September 2023
Kabar

UEA, Arab Saudi Kutuk Penyerbuan Israel ke Masjid Al Aqsa

21 September 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agus Taufiqurrahman Ungkap Tiga Langkah Sederhana Internasionalisasi Muhammadiyah

22 September 2023

Khutbah Jum’at : Filosofi Nyamuk bagi Kehidupan

22 September 2023

11 Fakta Kaum Ad yang Ingkari Dakwah Nabi Hud dan Dibinasakan Allah SWT

22 September 2023

DPR Sahkan UU APBN 2024, Ini Perinciannya

22 September 2023

Seleksi Guru PPPK 2023 Dibuka untuk 296.059 Formasi

22 September 2023
Shamsi Ali

Kolom Shamsi Ali : Memelihara bumi itu amanah!

22 September 2023

PT BNA Batalkan Putusan PN STR terkait Hak Atas Tanah

21 September 2023
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com