Rabu, 4 Oktober 2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Kabar

Dakwah Muhammadiyah dalam Pusaran Demokrasi dan Kemajemukan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
23 Juli 2020
in Kabar, Persyarikatan, Utama
A A
0
SHARES
63
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Semarang, infoMu.co – Berbicara tentang dakwah. Ia bukanlah sesuatu yang mudah di tengah masyarakat yang demokratis dan majemuk. Hal ini dikarenakan tidak sedikit masyarakat yang gagal paham terhadap dakwah, demokrasi serta adab kemajemukan yang relative terbatas. Segala sesuatu apa pun jika terbatas dalam memahaminya maka hasil yang didapat juga akan terbatas. Begitu pula sebaliknya.

Dalam hal ini Haedar Nashir mengibaratkan seperti orang buta yang mendeskripsikan tentang gajah. Saat orang buta tersebut memegang belalainya maka ia menggambarkan gajah adalah sebuah belalai. Tetapi ketika ia memegang ekornya, bisa jadi ia akan menyampaikan bahwa gajah itu panjang dan lain sebagainya.

Maka yang dibutuhkan adalah suatu pemahaman yang komprehensif dengan cara melihat gajah tersebut secara keseluruhan. Mulai dari anatomi tubuh hingga habitat hidupnya yang unik dan menarik.

“Jika yang dipahami hanya sebagian saja, maka tidak heran banyak orang bertengkar. Masing-masing memiliki cara pandang yang berbeda,” ujar Haedar dalam acara pengajian virtual yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bawean, Kabupaten Semarang (22/7).

Informasi datang secara bertubi-tubi setiap detiknya, mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Tidak jarang masuknya berbagai macam informasi tanpa ada penyaringan dan kemudian kita sebarkan kembali. Sehingga banyak terjadi distorsi dalam cara kita memperoleh informasi. Maka yang akhirnya terjadi adalah gagal paham.

“Yang diperlukan dalam menghadapi masalah ini adalah sikap dan jiwa ulil albab. Kita harus menjadi manusia yang menghidupkan hati dan pikiran agar mampu membaca serta menerima informasi, pemikiran, pengetahuan, pandangan, paradigma, dan perspektif yang bermacam-macam. Dan kemudian mengambal yang terbaik,” pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.

Dakwah merupakan suatu bagian penting dari kegiatan untuk menyebar luaskan agama Islam. Intinya adalah menyeru manusia kepada jalan yang benar. Menyeru, mengajak, dan menjamu merupakan tiga makna dasar dari kata “dakwah”. (Menyeru, mengajak, menjamu) tiga kata yang paling representatif dalam memaknai dakwah. Dari ketiga kata tersebut sudah menunjukkan betapa terbuka dan demokrasinya kata dakwah.

“Jika kita ingin menyeru dan seruan kita dapat didengar orang tentu cara menyerunya harus empatik, simpatik, dan demokratis. Mengajak itu lebih partisipatif. Dan menjamu adalah sesuatu yang paling disenangi orang. Kesimpulannya, kata dakwah itu sendiri mengandung jiwa demokratis,” ungkapnya.

QS. An-Nahl ayat 125, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Ayat ini sering kali terlewatkan dalam memaknai dakwah. Dalam pemahaman dan aplikasinya sering terkalahkan oleh diksi amar makruf nahi mungkar. “Ayat ini sangat populer namun dalam pengaplikasiannya selalu berhenti pada dakwah amar makruf nahi mungkar. Kadang juga dakwahnya yang hilang, tinggal amar makruf nahi mungkarnya yang kuat,” jelasnya.

Subtansi dari dakwah adalah menyeru kepada kebaikan, mencegah dari yang mungkar, dan mengajak kepada jalan Tuhan. Haedar menambahkan, demokrasi dalam konteks Islam bersenyawa dengan musyawarah. Soal sistem merupakan hasil dari musyawarah dan pilihan. Negara Pancasila sejalan dengan Islam. Urusan pengelolaan negara yang masih bermasalah, dimana pun dan apa pun bentuk negaranya akan selalu terjadi masalah dan itulah kehidupan.

“Muhammadiyah telah menetapkan bahwa negara Indonesia adalah negara pancasila, Darul Ahdi wa Syahadah. Maka orang Muhammadiyah dan anak muda jangan berpikir lain tentang bentuk negara, entah negara khilafah apalagi negara sekuler,” tegas Haedar.

Tugas kita dalam berdakwah adalah meluruskan kiblat bangsa dengan cara hikmah, dialog, dan juga edukasi. Kita (Muhammadiyah) tidak menggunakan cara-cara politik atau gerakan politik. Muhammadiyah mengambil peran sebagai gerakan dakwah, kemasyarakatan. Koridor ini sangat penting bagi Muhammadiyah. “Dengan demikian maka dalam cara membaca realitas perlu bayani, irfani, dan burhani. Cara ini tidak hanya dipakai untuk membaca hal-hal keagamaan, namun juga dipakai dalam membaca realitas keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta,” paparnya.

Menanggapi hal tersebut maka warga Muhammadiyah harus memperkaya literatur dakwah, demokrasi serta literatur keumatan dan kebangsaan. Agar kita dapat menggunakan tradisi iqra’ untuk membaca realitas kehidupan. Di situlah inti kita membuka perspektif baru dalam berdakwah, berdemokrasi, dan menghadapi kemajemukan. “Jika kita tidak terus belajar, kita akan ketinggalan,” tutupnya.

Shamsi Ali, Ulama sekaligus Aktivis Dakwah di Amerika Serikat menyampaikan, new normal adalah konsep yang harus disikapi secara kritis. Sebab ada yang mendefinisikan bahwa new normal adalah jalan untuk kembali kepada kehidupan yang lama. Jika kita memasuki new normal maka harus ada sesuatu yang baru untuk dibangun. Karena Muhammadiyah adalah gerakan pembaharuan atau tajdid.

Al-Qur’an menjelaskan, setiap kali Allah Swt mengirim para Nabi lalu mendapatkan penentangan yang tinggi dari suatu kaum, maka kemudian Allah menghancurkan kaum tersebut dan kemudian Allah datangkan generasi yang baru (qornan akharin). “Mudah-mudahan setelah corona berlalu kita menjadi generasi yang baru bukan secara fisik, tapi dari mindset intelektualitas dan keruhanian kita,” ujarnya. (dikosuara muhammadiyah)

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: dakwahdemokrasimuhammadiyah

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Persyarikatan

Syahrul Amsari Pimpin LazisMu Sumatera Utara Periode 2022-2027

3 Oktober 2023
Kabar

1,3 Juta Warga Sumut Terpapar Narkoba, Pj. Gubsu Hassanuddin Prihatin

3 Oktober 2023
Ekonomi

Pemuda Muhammadiyah Aceh, Ikuti UKMK Sawit Go Internasional di Palembang

30 September 2023
Persyarikatan

Aisiyiyah Padangsidimpuan Gelar Program Bersama di Desa Purwodadi Batunadua

30 September 2023
Kabar

Ketua DPP IMM: Pengelolaan SDA Indonesia Masih Bergantung Asing

30 September 2023
Persyarikatan

Songsong Pemilu 2024, LHKP Agendakan Konsolidasi Politik di Yogyakarta

29 September 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komimnfo Sumut Ingatkan Perlunya Standarisasi Aplikasi Layanan Pemerintah

4 Oktober 2023

Rektor UMSU Sambut Tim OIC Alumni Laiden University Belanda dan Lepas Mahasiswa IISMA ke Malaysia

4 Oktober 2023

KPT : Advokat Harus Meningkatkan Integritas dan Profesionalitas

4 Oktober 2023

Hagia Sophia dan Palestina

4 Oktober 2023

Hadiri Simposium di Amerika Serikat, Sekum PP Muhammadiyah Beberkan Masalah Kebebasan Beragama di Indonesia

4 Oktober 2023

DEEP Dorong Diaspora Kader Persyarikatan Selamatkan Demokrasi Indonesia

4 Oktober 2023

Taqwaddin, Hingga September 2023 PT BNA Telah Periksa 544 Perkara Permintaan Banding

4 Oktober 2023
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com