Kekendoran Sesama Ikatan di Cabang
Oleh : Ahmad Rody Nasution, Aktifis IMM FAI UMSU
Hubungan yang mengacu pada melemahnya sebuah ikatan di antara anggota menyebabkan turunnya solidaritas perubahan sosial dan menjadikan tidak sekuat sebelumnya, faktor ini mempengaruhi intraksi dan keterhubungan antar kader di ikatan tersebut. Prawacana ikatan merujuk pada tahap atau proses awal dalam pembentukan atau
pengembangan ikatan antar kader dan kelompok. Melibatkan pertimbangan guna dasar yang kuat untuk hubungan yang sehat dan berkelanjutan di masa depan. Fase tersebut merupakan elemen-elemen yang mendasari hubungan atau ketertarikan sedang dikembangkan sebelum hubungan tersebut benar-benar terbentuk. Kader juga dalam memandang kehidupan realitas sosial merupakan cerminan dari kerangka pikir yang dibangun berdasarkan dialektika diri dengan lingkungannya. Dialektika tersebut, melahirkan suatu kebudayaan yang beragam dalam menyikapi alam atau realitas. Kebudayaaan dalam kerangka ini, secara sederhana terbagi menjadi dua macam yakni kader sebagai subjek sekaligus objek dari alam.
Melihat berbagai persoalan tersebut, kelahiran ikatan merupakan suatu keniscayaan. Keniscayaan ini, dapat dilihat dalam sumbangsi ikatan pada proses kebangsaan, digali dari doktrin yang merupakan simbol yang selama ini melekat dalam ikatan dalam mengawal perubahan sosial. Bentuk transformasi sosial yang dilakukan oleh ikatan merupakan pengejawantahan dari paradigma yang terbangun sejak awal berdirinya ikatan sampai
sekarang. Melihat pentingnya doktrin ikatan, mari kita lihat apa yang menjadi gerakan ikatan dalam melaksanakan tugas kemanusiaan.?
Beberapa faktor melatar belakangi kekendoran ini terjadi dimana antara lain: Interaksi yang berkurang, Keterlibatan kader yang rendah, Kepercayaan antar kader yang tidak meyakinkan, Dukungan yang terbatas, Dinamika antar ikatan, Perubahan struktur, dan rusaknya pimpinan. Mengatasi kekendoran ikatan ini memerlukan upaya bersama dari kader dan pimpinan. Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung intraksi, partisipasi, dan rasa saling percaya.
Penggambaran realitas yang ideal ini menjadi tujuan dalam melakukan segala perjuangan baik yang dilakukan secara kolektif dalam organisasi ataupun seorang kader ikatan. Tujuan merupakan gambaran reflektif dari para pendiri dalam menyikapi realitas yang ada pada saat itu dan mimpi terhadap realitas yang ideal di masa depan yang akan datang. Pengungkapan kondisi dalam gerakan yang diinginkan adalah kesetaraan dan tidak adanya
kesinambungan harusnya dimana tidak ada yang paling kuat dan lemah.
Ikatan merupakan suatu ortom dari organisasi sosial kemasyarakatan muhammadiyah, maka yang dilakukan oleh ikatan adalah mencerminkan dari muhammadiyah itu sendiri. Oleh sebab itu harus sejalan juga dengan tujuan IMM yang sesuai dengan AD IMM dalam Bab II pasal 6 adalah “Mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang ber-akhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah”. Dari sini, tujuan ikatan merupakan cita-cita dari personal kader dan organisasi secara kolektif menjadikan spirit dalam diri untuk berproses dalam menjalankan kehidupan serta jalannya roda organisasi. Ikatan sebagai pionir muhammadiyah dalam hal keilmuan serta penerus tradisi pembaharuan (tajdid), hal ini dikarenakan tujuan serta basis massa dalam ikatan merupakan masyarakat akademis yang bepikir rasional dan ilmiah.
Melihat dari tujuan serta harapan muhammadiyah terhadap ikatan bahwa yang dilakukan oleh ikatan adalah gerakan ilmu amaliah dan amal ilmiah untuk mencapai masyarakat ilmu. Selayaknya ikatan dalam realitasnya memiliki simbol, juga memiliki ruh dalam menggerakkan ikatan. Simbol dalam ikatan menjadi ciri khas seperti warna merah dan semboyannya penggunaan warna merah dan semboyan dalam sejarahnya memiliki makna
filosofis yang tinggi untuk kader yang baru mengenal ikatan.
Sekarang kondisi yang dimaksud dalam tulisan ini yang mengarah ke sisi negatif dimana berbalik arah sama penerangan diatas. Penurunan hubungan ketertarikan kader ini sangat merugikan sebuah ikatan yg kian waktu megalami perubahan ke arah yang kurang solid dan erat. Tapi tidak dapat dipungkiri juga yang dominannya disini membuat kekendoran sebuah ikatan itu paling utamanya dinamika kepercayaan, karna ini melibatkan sebuah perasaan setiap kader yang sangat sulit diorganisir. Relaksasi juga bila di tulis secara latar belakang berdampak, karna mengacu pada pimpinannya kurang ketat memimpin memberikan keeratan itu tersebut.
Solidaritas kebersamaan menggambarkan kondisi dimana kerjasama paling diutamakan dalam berikatan biar saling terhubung satu sama lain. Upaya rangkai daya itu semua kembali ke tujuan dan simbol ikatan dalam mewujudkan mimpi keterhubungan yang sebenar-benarnya. Kepribadian yang berlaku pada kader ini, mencerminkan kebudayaan yang dimilikinya.
Akhir kata penulisan ini dalam ikatan itu fungsi pentingnya ialah pemeliharaan, dimana semua mencakup segala aspek didalamnya baik kekendoran maupun kebaikan ikatan tersebut. Oleh sebab itu sesuai dengan pepatah mengatakan: Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Artinya kekuatan ikatan kita akan lebih besar jika kita bersatu dan bekerja sama sedangkan perpecahan akan membuat kita lemah.
Persatuan dan kebersamaan memberikan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan bekerja sendirian. (***)