Medan-InfoMu- Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Muhyarsyah menegaskan, ada 30 persen sekolah Muhammadiyah di Medan terkendala selama pandemi Covid-19 ini.
“Sampai saat ini informasi yang didapat hampir 30 persen sekolah di Medan terkendala pada masa pandemi Covid-19 ini,” kata Muhyarsyah kepada InfoMu, Senin (2/6).
Dia menjelaskan, terkendala sekolah Muhammadiyah karena memang posisinya di bawa rata-rata di sisi income maupun sumber dana yang lain. Sementara sekolah yang baik dan survive sampai hari ini tidak ada kendala. Walaupun tingkat tunggakan siswa untuk membayar biaya SPP cukup tinggi.
“Di Medan tidak semua sekolah pengelolaan sekolah dibawah nauangan PDM. Ada yang dibawa cabang dan ranting. Maka Majelis Dikdasmen Kota Medan berkoordinasi kepada cabang dan ranting supaya mengambil langkah-langkah,” katanya.
Adapun langkah-langkah, lanjut Muhyarsyah di antaranya menggali potensi dana seperti mencoba mencari donator atau mungkin mengkaitkan LazisMu dan sebagainya. “Itu yang kita sarankan,” ucapnya.
Sedangkan sekolah yang dibawah naungan PDM ada empat sekolah dan selama ini pengelolaan dananya terpusat satu rekening. Maka sekolah yang kurang berkemampuan disubsidi sementara, yang sifatnya pemakaian dana dari sekolah. Misalnya secara prinsip dananya tidak cukup untuk menggaji guru maka sekolah yang besar mensubsidi.
“Itu yang kita lakukan khususnya sekolah yang langsung dibawah naungan PDM dan sampai hari ini, katanya penggajian untuk bulan Mei sudah selesai. Tidak ada kendala. ,” ucapnya.
TETAP
Terkait tahun ajaran baru, Muhyarsyah menyampaikan sampai saat ini belum dapat informasi jelas. Berdasarkan yang dapat informasi media sosial yang Presiden Jokowi menyebutkan untuk sekolah jadwalnya tahun ajaran baru tetap. Artinya, tahapan proses ajaran baru tetap. Hanya saja proses pembelajaran pembelajaran seperti yang lama belajar dalam jaringan (daring) atau online.
“Kalau saya melihat selama pandemi ini. Guru dituntut bisa menguasai teknologi dan sangat penting untuk segera dilakukan dan tentunya harumengakomodir capaian pembelajaran pada setiap tingkatan. Diperlukan Kerjasama guru dan orangtua, karena tidak seluruhnya mampu memahami teknologi disebabkan faktor ekonomi maka dilakukan tahapan-tahapan dan penugasan pada siswa yang tentunya capaian pembelajaran harus diperhatikan,” ucap dia. (Muhammad arifin)