Wawasan as-Sunnah Tentang Qurban dan Idul Adha (V)
Oleh Dr. Sulidar, M.Ag
Dosen Ilmu Hadis dan Hadis Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam serta Pascasarjana UIN SU Medan
Catatan Redaksi : Tulisan Terakhir dari Lima Edisi Tulisan seputar Ibadah Idul Adha
Pada Idul Adha atau Idul Fitri, Rasul saw menganjurkan para wanita untuk bersedekah:
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي زَيْدٌ هُوَ ابْنُ أَسْلَمَ عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ وَبِمَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ قُلْنَ وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ قُلْنَ بَلَى قَالَ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ قُلْنَ بَلَى قَالَ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا.
Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu Mar yam berkata, telah mengabarkan kepada kami Muham mad bin Ja’far berkata, telah mengabarkan kepadaku Zaid -yaitu Ibnu Aslam- dari ‘Iyad bin ‘Abdullah dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, “Rasul saw. pada hari raya ‘Idul Adha atau Fitri keluar menuju tempat salat, beliau melewati para wanita seraya bersabda: “Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekahlah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka.” Kami bertanya, “Apa sebabnya wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Kalian banyak melaknat dan banyak menging kari pemberian suami. Dan aku tidak pernah melihat dari tulang la ki-laki yang akalnya lebih cepat hilang dan lemah aga manya selain kalian.”Kami bertanya lagi,”Wahai Rasu lullah, apa tanda dari kurangnya akal dan lemahnya aga ma?” Beliau menjawab: “Bukankah persaksian seorang wa nita setengah dari persaksian laki-laki?” Kami jawab, “Be nar.” Beliau berkata lagi: “Itulah kekurangan akalnya. Dan bukankah seorang wanita bila dia sedang haid dia tidak sa lat dan puasa?” Kami jawab, “Benar.” Beliau berkata: “Itu lah kekurangan agamanya.” H.R.al-Bukhari. No. 293.
Rasul saw memakai pakaian istimewa.
من حديث ابن عباس مرفوعا بلفظ : ” كاَنَ يَلْبَسُ يَومَ الْعيدِ بُرْدَةً حَمْرَاءً ” وهو مخرج في ” الصحيحة ” ( 1279 )
Hadis lafalnya dari Ibn ‘Abbas secara marfu’: Adalah Rasul pada hari ‘Id, beliau memakai burdah merah. Hadis marfu’ ini ditakhrij dalam Silsilah as-Sahi hah (1279).
Bertakbir sesuai tuntunan Rasul saw:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُوِللهِ الْحَمْدُ
Berdasarkan asar sahabat:
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ ، قَالَ : حدَّثَنَا شَرِيكٌ ، قَالَ : قُلْتُ لأَبِي إِسْحَاقَ : كَيْفَ كَانَ تَكْبِيرُ عَلِيٍّ ، وَعَبْدِ اللهِ ؟ فَقَالَ : كَانَا يَقُولاَنِ : اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.[1] مصنف ابن أبي شيبة – (2 / 168)no. hadis 5696.
Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, berkata dia: Telah menceritakan kepada kami Syarik, berkata dia: aku berkata pada Abu Ishaq bagaimana ‘Ali dan Abdillah bertakbir (pada hari raya)? Maka dia berkata: Adalah mereka berdua mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Amal-amal Sekitar Qurban dan Bulan Zulhijjah
- Puasa sepuluh hari bulan Zulhijjah. Hukumnya Sunnah. Pelaksanaannya puasa dari tanggal 1-9 Zulhijjah. Dibenar kan puasa satu hari pada hari ‘Arafah, tanggal 9 Zulhijjah.
- Menjual Kulit Qurban apakah dibolehkan.Dalam hadis Na bi memang menjual kulit qurban dilarang. Hanya saja, lara ngan menjual kulit hewan qurban tersebut ditujukan kepada Sohibul Qurban, karena dikhawatirkan akan adanya kei nginan memiliki uang dari hasil penjualan kulit tersebut un tuk kepentingan pribadi. Berkaitan dengan pengelolaan he wan qurban berikut penyembelihan dan pendistribusian da gingnya ditangani secara kepanitiaan, sehingga akan terkum pul kulit hewan qurban dalam jumlah yang banyak. Dalam kon disi seperti ini, maka kulit hewan qurban dapat dijual dan uangnya bisa dibelikan daging lalu dibagikan lagi kepa da fakir miskin atau bisa digunakan untuk kemaslahatan aga ma (Islam).
- Tidak ada dalil baik Alquran maupun al-Hadis qurban atas nama orang yang meninggal.
- Hadis-hadis Nabi tentang hal ini, setelah dipahami, maka bagi orang yang berqurban (Shahhibul Qurban) dilarang mencukur rambut, bulu dan memotong kuku, sejak tanggal 1 Zulhijjah sampai waktu penyembeli han Qurban.
- Orang yang qurban melebihi dari ketentuan jumlahnya se bagaimana dalam hadis Rasul. Tidak ada dalil baik Alquran maupun al-Hadis.
- Menggilirkan nama qurban dalam keluarga.Qurban adalah atas nama Kepala Keluarga yang berqurban, karena suami atau kepala keluarga memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya.Jika berqurban lebih dari satu,dibolehkan, un tuk pendidikan (littarbiyah) atas nama istri atau anaknya.
- Memulai Takbir Idul Adha pada Subuh hari ‘Arafah (9 Zul hijjah),dan terakhir pada waktu setelah Asar pada 13 Zulhij jah.[2] ( Habis )
BIBLIOGRAFI
Al-Imam al-Hafiz Muhammad bin ‘Isa bin Saurah at-Tirmiziy, Sunan at-Tirmiziy, ma’a Ahkami al-Al-Baniy, ar-Riyadh: Maktabah al-Ma’arif lin-Nasyr wa at-Tauzi’, tt
Imam al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Beirut : Dar al-Fikr, 1401 H/1981 M.
Imam Muslim,Sahih Muslim,Beirut:Dar al-Fikr,1414H/1993 M.
Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam at-Tirmizi, Sunan at-Trimizi, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam An-Nasa’i, Sunan as-Nasa’i. Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1995 H.
Imam Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Beirut : Dar al-Fikr, 1415 H/1994 H.
Imam Malik, Muwatta’, Beirut: Dar al-Fikr, 1409 H/1989 M.
Imam Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, Kairo : Dar al-Hadis: 1416 H/1996 M.
Imam ad-Darimi, Sunan ad-Darimi. Beirut : Dar al-Fikr, T.Th.
Imam asy-Syafi’i, Al-Umm. Kairo : Dar al-Ma’rifah, T.Th.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, Nopember 2011.
Mausu’ah al-Hadis asy-Syarif al-Kutub as-Sittah, Dar as-Salam lin-Nasyr wa at-Tuzi’, al-Mamlakah al-‘Arabiyah as-Su’udiyah, Riyad, 2000.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tuntunan ‘Idain da Qurban, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2014.
Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tahun 2010.
[1] Ibn Abi Syaibah, al-Musannaf Lil-Imam al-Hafiz Abi Bakr ‘Abdillah bin Muhammad bin Ibrahim Ibn Abi Syaibah, juz 3, ar-Riyad: Maktabah ar-Rusyd an-Nasyirun, 1425H/2004.,h. 18.
[2]No. 1 s/d 7, surat edaran hasil keputusan sidang Majelis Tarjih dan Tajdid PWM SU Periode 2010-2015, tentang Tata cara Ibadah Qurban dan Idul Adha, No. 08/EDR/II.1/E/2013, Medan, 1 Zulhijjah 1434 H/5 Oktober 2013 M. Ditandatangani oleh: Prof.Dr.Nawir Yuslem, MA dan Dr. Sulidar, M.Ag.