Jakarta, InfoMu.co – Kementerian Agama (kemenag) kembali menerapkan dua skema layanan khusus, yakni murur dan tanazul, dalam penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi. Langkah ini diambil guna mengurai kepadatan jemaah dan menjaga keselamatan selama prosesi puncak haji berlangsung.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, mengatakan skema ini penting untuk menyesuaikan dengan keterbatasan ruang dan meningkatnya kebutuhan layanan khusus di Tanah Suci.
“Skema murur akan diterapkan kepada sekitar 52 ribu jemaah yang terdiri dari lansia, penyandang disabilitas, dan mereka dengan kebutuhan khusus,” ujarnya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (1/5/2025), dikutip dari Antara.
Dalam skema murur, jemaah tidak perlu turun dari kendaraan ketika melintasi kawasan Muzdalifah setelah wukuf di Arafah. Mereka langsung diarahkan menuju Mina.
Model layanan ini diambil untuk menghindari kemacetan dan meminimalkan risiko kesehatan, terutama di tengah cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah tersebut.
“Kami prioritaskan jemaah berkebutuhan khusus, termasuk yang menggunakan kursi roda, agar proses pergerakan lebih lancar dan aman,” kata Hilman.
Sementara itu, skema tanazul akan menyentuh sekitar 38.000 jemaah. Usai melontar jumrah di Mina, mereka tidak kembali ke tenda, melainkan langsung tinggal di hotel yang telah disiapkan di wilayah Syisyah dan Nawariyah.
Untuk mendukung skema ini, Kemenag telah menyiapkan kapasitas tempat tinggal bagi sekitar 100.000 jemaah.
“Ini bagian dari strategi agar sirkulasi jemaah lebih terkendali dan tidak menumpuk di satu titik,” lanjut Hilman.
Kendati kedua skema ini bukan hal baru dan telah diterapkan pada musim haji sebelumnya, Kemenag tetap menggencarkan sosialisasi kepada para pembimbing ibadah, petugas kloter, serta jemaah.
Sosialisasi dilakukan melalui berbagai saluran resmi demi memastikan pelaksanaan haji berjalan aman, tertib, dan sesuai prosedur. (kps)