Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti: Pendidikan itu Wajah Muhammadiyah
Semarang, InfoMu.co – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti , M.Ed. pada sesi malam sekitar pukul 20.30 Wib WIB menyampaikan materi pencerahan di hadapan peserta Rakornas (Rapat
Koordinasi Nasional) Majelis Pendidikan dan Pnf PP, Wilayah, Daerah, dan beberapa kepala sekolah se Indonesia. Rakornas ini berlangsung mulai 31 Mei s.d. 3 Juni 2024 di BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Jawa Tengah, di Semarang.
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. dalam penencerahannya menyampaikan bahwa wajah Muhammadiyah saat ini, salah satunya adalah pendidikan. Oleh karena itu menurut beliau, Majelis Dikdasmen dan PNF dan semua unsur pendidikan harus dapat mewujudkan pendidikan yang unggul dan berkemajuan. Salah satu caranya, pendidikan itu harus dinamis, senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Jadi di wilayah pendidikan Muhammadiyah, tidak ada yang boleh berpikir stagnan, tidak mau berubah sesuai tuntutan zaman.
Selain itu menurut Abdul Mu’ti, pendidikan itu juga harus memberikan layanan terhadap kebutuhan masyarakat. Saat ini masyarakat, selain membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, juga butuh siraman rohani berupa nilai-nilai ibadah. Dalam Muhammadiyah, semua ini sudah tersedia, tinggal bagaimana semua pihak dapat bersama-sama bersinergi menerapkannya. Sehingga semua lulusan sekolah Muhammadiyah, selain memiliki keterampilan dan pengetahuan, juga sikap relegius dan sosial, akhlak yang baik. Karena itu menurut beliau, semua pihak harus dapat berkolaborasi dalam mewujudkan ini.
Abdul Mu’ti yang malam itu tampil dengan gayanya yang humoris juga menekankan bahwa sekolah-sekolah Muhammadiyah harus memiliki keunikan dan branding yang dapat dijual ke masyarakat. Tidak perlu khawatir dengan berbagai perbedaan dalam membangun branding. Sebagai contoh, ketika masyarakat dihebohkan dengan kenaikan biaya UKT, Universitas Muhammadiyah di Maumere tiba-tiba muncul dengan branding-nya menerima UKT dengan bahan alam seperti pisang, kelapa, dan sebagainya. Ini sangat menarik. Yang paling penting menurut beliau, apapun keunikan tersebut harus tetap dengan pondasi Islam dan Kemumuhammadiyahan.
Pada bagian akhir, Abdul Mu’ti juga mengajak warga pendidikan Muhammadiyah agar tidak tabu dengan kritik. Sebab menurut beliau, kritik adalah salah satu pintu masuk untuk sebuah kebaikan.
Lebih kurang pukul 22.30 Wib, Abdul Mu’ti meninggalkan lokasi rakornas menuju stasiun kereta api
untuk kembali ke Jakarta. (SL)