Sekjen MUI: Sampaikan Penghargaan, Selamat atas Milad ke 112 Muhammadiyah
Labuhanbatu Utara, InfoMu.co – Resepsi Milad Muhammadiyah ke 112 yang dilakukan PDM Labura berlangsung khidmat di Aula Pemda Labuhan Batu Utara (23/11/24). Ketua PDM Taupik Hidayat mengatakan bahwa sejarah panjang Muhammadiyah telah membentuk alam pikiran masyarakat Indonesia sehingga kehadiran Muhammadiyah telah menjadi bagian dari wujud nyata untuk kemakmuran bangsa.
Hadir pada kegiatan Milad ke-112 itu, Bupati Labura sedang Cuti Dr. Hendriyanto Sitorus SE, MM wakil Dr.H.Samsul Tanjung, Ketua DPRD Rimba Bertuah Sitorus MM.
Pj Bupati yang di wakili sekda Labura Dr.Muhammad Suib, S.Pd., M.M mengatakan rasa terima kasih atas kerja nyata Muhammadiyah yang hingga kini berusia 112 tahun. Sejumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) telah memberikan karya nyata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saat yang sama sekjen MUI Amirsyah Tambunan dalam Tabligh Akbar menyampaikan terimakasih kepada Muhammadiyah atas pengabdiannya sehingga bisa melahirkan tokoh dan pahlawan nasional yang menjadi solusi terhadap problem hadapi bangsa saat ini yakni miskinnya keteladanan.
Muhammadyah dapat melahirkan Pahlawan bangsa pertama, pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, Lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1968. Ia memperoleh Pahlawan Nasional (1961) sesuai SK Presiden No.657; kedua, Hj. Siti Walidah, pendiri gerakan perempuan Aisyiyah. Sebagai Pahlawan (1971); ketiga, Fatmawati Soekarno, ibu negara pertama yang juga menjahit sang Saka Merah Putih meraih Pahlawan Nasional sesuai Keppres Nomor 118/TK/200 pada tanggal 4 (2000); keempat, Ir Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Soekarno sebagai proklamator dan tokoh Muhammadiyah; kelima, Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI yang aktif di organisasi Muhammadiyah; keenam, Ir Djoeanda, Perdana Menteri dan Menteri Keuangan zaman awal republik. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional dan aktif di Muhammadiyah; ketujuh, KH Fachrudin, sosok ulama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI no.16 tahun 1964; kedelapan, Buya Hamka, dikenal sebagai ulama, Ketua Umum MUI pertama, di kenal sebagai sastrawan. Ia termasuk Pahlawan Nasional dan gerilyawan saat masa revolusi.
Buaya Hamka, kata Amirsyah, adalah ulama yang disegani dan aktif di Muhammadiyah sampai akhir hayat. Kemudian, kesembilan, Gatot Mangkoepradja, pendiri pasukan Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA; kesepuluh, KH Mas Mansoer, ulama sekaligus negarawan. Ia merupakan anggota Badan Pengurus Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI); kesebelas, Ki Bagus Hadikoesoemo, anggota BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI); dua belas, Kasman Singodimedjo, Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (cikal bakal DPR), anggota BPUPKI dan PPKI. Ia juga merupakan Jaksa Agung Indonesia di zaman revolusi. Pada 2018, ia mendapat gelar Pahlwan Nasional dari pemerintah di era Presiden Jokowi; tiga belas, Abdul Kahar Muzakkir, Anggota Panitia Sembilan & ikut merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.
Jadi Muhammadiyah telah memiliki jejak rekam sejarah yang panjang mengelola Negara. Karena itu, Amirsyah Tambunan mengingatkan jangan ragu ketika tokoh-tokoh Muhammadiyah mengelola Negara. “Jika bangsa ini menyerahkan pengelolaan negara kepada Muhammadiyah sangat mampu. Tapi dengan sikap kenegarawan Muhammadiyah tentu lebih suka berbagi sebagai mana tema Milad Kemakmuran untuk semua”, sebut Amirsyah Tambunan. (***)