Jakarta, InfoMu.co – Setelah KFC sekarang giliran Pizza Hut Indonesia Yang Menyusul tutup Gerai karna Boikot dan Sepi. Pizza Hut Tutup Dan PHK 371 Karyawanya gegara Merugi Rp 96,71 Miliar. Gerakan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Zionis Israel terus berlanjut.
Ekonomi Sulit jualan di pasar sepi. Lapangan pekerjaan semakin sulit daya beli makin turun. Apalagi usaha yg menengah kebawah, sedang usaha besar mapan aja merasakan impacknya.
Pizza Hut Indonesia menutup 20 gerai selama Januari hingga September 2024. Sebanyak 371 karyawan diputus hubungan kerja (PHK).
Dikutip dari detikFinance, dalam laporan keuangan kuartal III 2024 yang belum diaudit, jumlah gerai Pizza Hut pada September 2024 sebanyak 595 atau lebih rendah dibandingkan pada September 2023 sebanyak 615. Artinya ada pengurangan 20 gerai dalam setahun terakhir.
“Sampai dengan tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, Perusahaan mengoperasikan masing-masing 595 dan 615 gerai Pizza Hut di Jakarta dan kota lain di Indonesia,” tulis perusahaan dalam laporan keuangan kuartal III-2024 dalam ke
Penutupan itu pun diiringi dengan pengurangan karyawan sebanyak 371 sampai September 2024. “Pada tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 4.651 dan 5.022 karyawan tetap (tidak diaudit),” terang laporan keuangan tersebut.
Penjualan neto restoran siap saji itu juga tercatat mengalami penurunan. Pada kuartal III 2024 ini penjualan Pizza Hut tercatat Rp 2,03 triliun atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,75 triliun.
Pizza Hut juga membukukan rugi bersih sebesar Rp 96,71 miliar per kuartal III 2024. Angka itu membengkak dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu Rp 38,95 miliar.
Direktur Operasional PT Sarimelati Kencana Boy (pemegang lisensi Pizza Hut di Indonesia) Ardhitya Lukito bicara mengenai kondisi perusahaan saat ini. Dia menerangkan perusahaan menghadapi dua tekanan bisnis, pertama ekonomi kelas menengah yang turun berdampak pada penurunan daya beli.
“Tidak hanya memengaruhi Pizza Hut, tapi juga industri bisnis lainnya, itu dari ekonomi menengah yang turun kelas,” kata dia dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11/2024).
Tekanan kedua adalah tensi geopolitik. Dampaknya ke restoran cepat saji itu adalah bagaimana respons masyarakat terhadap perusahaan. Namun, dirinya tidak menyinggung secara langsung soal boikot.
Tetapi, seperti diketahui beberapa merek restoran cepat saji memang menghadapi boikot karena dinilai mendukung Israel dalam penyerangan ke Palestina. Restoran cepat saji yang masuk dalam boikot salah satunya Pizza Hut, dan beberapa lainnya seperti KFC dan McDonald’s.
“Jika dampak geopolitik bisa dilihat dari social reasoning, kami memang sudah ada penurunan dari waktu awal itu,” terang dia.
Boy menuturkan pihaknya tidak bisa mengukur antara dua tekanan itu mana yang paling besar menekan perusahaan. Menurutnya kedua tekanan tersebut menghantam perusahan dalam waktu bersamaan.
“Tentu saja karena itu sudah tercampur makanya kami tidak bisa pisahkan mana yang lebih besar dan mana yang tidak,” tuturnya.
Pizza Hut tidak berencana untuk menambah gerai lagi dalam waktu dekat. Boy menyebut dengan jumlah saat ini 595 gerai sudah cukup besar, meski di bawah KFC yang memiliki 715 toko. Gerai Pizza Hut disebut masih lebih banyak dibandingkan McDonalds yang hanya memiliki 300 gerai dan kurang dari 30 provinsi.
“Jadi kalau secara ekspansi menurut hemat kami, kami tidak akan fokus ke ekspansi,” terangnya. (dtk)