Padangsidimpuan, InfoMu.co – Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) pada Minggu (25/6) mengadakan acara Dialog Publik yang mengundang tokoh nasional sebagai pembicaranya. Acara yang diselenggarakan di ruang Aula Kampus UM Tapsel itu membahas tentang Pemilu Beradab, Pilar Demokrasi Berkemajuan.
Mungkin kita pernah mendengar ungkapan seperti “Pembuat Hoax terbaik adalah penguasa”, atau yang paling menyinggung hal akademis adalah ungkapan “Ijazah tanda kita pernah sekolah, tapi bukan tanda kita pernah berfikir”. Ya itu adalah ungkapan-ungkapan yang pernah dilontarkan oleh Rocky Gerung, orang yang diberi gelar sebagai Presiden Akal Sehat.
Pada kesempatan kali ini, UM Tapsel berhasil mengundang tokoh tersebut untuk dapat memberi kuliah dan berdialog dihadapan para pegawai, dosen dan mahasiswa UM Tapsel dan juga masyarakat umum. UM Tapsel juga mengundang tokoh Sumatera Utara yang juga seorang dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar sebagai narasumber kedua.
Menurut Kepala Kantor Urusan Internasional dan Hubungan Masyarakat (KUI HUMAS) UM Tapsel Zulfitri Muhajir sebagai ketua penyelenggara kegiatan, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sebenarnya diagendakan sejak empat bulan yang lalu, namun baru dapat terlaksana pada bulan ini. “Kegiatan ini sempat tertunda beberapa bulan, karena Rocky Gerung berulang kali membatalkan rencananya hadir sebab beliau sedang berada di luar negeri, sehingga banyak kegiatan beliau yang akhirnya di jadwal ulang. Dan alhamdulillah, akhirnya beliau menyatakan siap hadir di UM Tapsel pada tanggal 25 (Juni) kemarin”, jelasnya.
Kegiatan tersebut lanjut Zulfitri, merupakan salah satu strategi promosi yang luar biasa bagi UM Tapsel dilihat dari antusias serta banyaknya peserta yang hadir dan juga istimewa karena tidak mudah mendatangkan tokoh nasional sekelas Rocky Gerung ke Padangsidimpuan. “Kita berharap semoga masyarakat khususnya yang berada di wilayah Tabagsel bisa sedikit terhibur dengan kedatangan tokoh nasional, terutama yang fans dengan Rocky Gerung dan ingin melihatnya dari dekat, dan juga berdampak masyarakat semakin mengenal UM Tapsel sebagai kampus yang terdepan di wilayah Tabagsel”, ungkapnya.
Sementara Rektor UM Tapsel Muhmad Darwis dalam sambutan dihadapan seluruh peserta menyampaikan selamat datang kepada kedua narasumber yang telah bersedia hadir di kampus UM Tapsel. “Dua tokoh ini sudah sangat terkenal bagi masyarakat terutama di kalangan akademisi. Bung Rocky Gerung yang punya gelar Presiden Akal sehat dengan slogan populernya yaitu “Dungu”, dan slogan lainnya begitu membuka “Akal Sehat” masyarakat. Sedangkan Pak Shohibul Anshor ini bisa dikatakan sebagai Rocky Gerungnya Sumatera Utara, karena fikiran-fikirannya yang cendrung mengkritik pemerintah baik di Sumut maupun nasional”, paparnya disambut senyum dan tepuk tangan peserta.
Darwis berharap setelah kehadiran dua tokoh tersebut, dapat membuka fikiran dan juga kesiapan masyarakat, khususnya yang berada di wilaya Tabagsel dalam menyambut pesta demokrasi yang akan berlangsung 2024 mendatang.

Pada statement di awal pembukaan Dialog Publik yang disampaikan oleh Rocky Gerung, beliau menganalogikan keadaan negara sekarang ini adalah seperti “Simago-mago” (satu nama daerah di Tapanuli Selatan yang juga dapat diartikan hilang-timbul). “Karena negara ini sedang kacau, rakyatnya sedang berjuang ditengah kesulitan ekonomi, pejabatnya banyak terlibat korupsi, sedangkan presidennya “cawe-cawe””, ucapnya diiringi tawa seluruh peserta.
Mengenai pemilu di Indonesia pada 2024 mendatang, Rocky menyatakan bahwa dirinya khawatir tidak akan berjalan jujur, adil dan transparan. “Demokrasi setengah hati yang dimainkan rezim melalui KPU sangat kelihatan. Bagaimana mungkin dikatakan demokrasi, artinya kebebasan ditangan rakyat, tapi rakyat mau mencalon dipasangin barier (threshold) 20%?. Yang harusnya calon itu banyak, tapi sekarang cuma ada tiga, dan cawe-cawenya Jokowi yang menghendaki cuma dua, ini menambah ketidakpercayaan warga bahwa pemilu nanti akan demokratis dan baik-baik saja”, paparnya.
Sementara narasumber kedua Shohibul Anshor Siregar lebih menyoroti kuatnya campur tangan partai politik (parpol) dalam menentukan calon mana yang akan menang dan juga politik transaksional yang masih menggantungkan kebutuhan akan materi yang besar sebagai modal bagi para politisi untuk bertarung pada setiap pemilu. “Berapa jumlah anggota dewan, dari semua level, dua kali lipat, setengahnya di pilih oleh partai politik, non pemilu. Terserah dia! Mau di bikin berapa harga satu suara, satu kursi. Harusnya gak usah diterusin yang seperti itu”, serunya.
Agar tidak terjadi, Shohibul memberikan solusi agar negara melalui lembaga penyelenggara pemilu dapat membantu masalah pendanaan bagi peserta pemilu, dalam hal ini partai politik, agar tidak ada lagi alasan untuk mematok dan meminta uang kepada peserta yang akan bertarung pada pemilu. “Beri setiap parpol 1 trilyun pertahun, agar setiap parpol memiliki kebebasan untuk berusaha dalam membesarkan partai dan menjalankan strategi dalam memenangkan pemilu”, ujarnya.
Acara Dialog Publik yang diikuti lebih kurang tiga ratusan peserta tersebut berlangsung sangat interaktif, dan para peserta terlihat sangat serius mendengarkan paparan yang disampaikan oleh narasumber. Selama kurang lebih tiga jam para narasumber saling berdialog dengan para peserta dan memberikan pendapatnya tentang persoalan pemilu di Indonesia yang akan datang.
Di akhir acara, Rocky Gerung dalam pamitnya mengungkapkan bahwa dirinya diundang oleh Walikota Padangsidimpuan dalam jamuan makan malam. “Saya diajak pak Walikota makan ikan, sepertinya enak. Dan ikan adalah hewan untuk dimakan, bukan di hafal nama-namanya, terimakasih”, tutupnya disertai tawa dan tepuk tangan dari seluruh peserta. (arifana)