Rektor UNMUHA, Ajak Jama’ah Tauladani Nabi Ibrahim AS
Banda Aceh, InfoMu.co – Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) Dr. H. Aslam Nur M. A., menjadi khatib sholat Idul Adha di mushalla taqwa ranting Muhammadiyah Sukaramai – Blower. Jamaa’ah Sholat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 H, Padat. sehingga panitia menyiapkan dan menutup badana jalan menuju lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh. Rabu (28/06/2023).
Bertindak sebagai imam Ust. Agusnawan Linu Ibrahim SP., M. Si. Dari amatan jurnalis dijalan Pattimura, kecamatan Sukaramai – Blower nomor 37 kompleks SDM 2, Kota Banda Aceh, banyak dari para jama’ah yang sudah berusia lanjut sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh untuk melakukan sholat idul adha tersebut, sehingga pimpinan Ranting Muhammadiyah menginisiasi untuk melakukan sholat idul adha 1444 H di Kompleks SDM 2 tersebut.
Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) Dr. H. Aslam Nur M. A., yang juga salah seorang Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh dalam khutbahnya menyampaikan “kita bersyukur kepada Allah SWT, atas nikmat yang diberikannya untuk bisa merayakan idul adha dengan berbagai macam ibadah yang begitu besar ibadahnya yang ada di bulan Zukhijjah ini.”
Mudah mudahan saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji dimekah mendapatkan haji mabrur, serta kita yang berada di luar negeri mekah yang melaksanakan puasa arafah, sholat idul adha dan qurban, mudah-mudahan ibadah kita di terima oleh Allah SWT.
Pada saat ini kita hidup didalam situasi krisis keteladanan, ada orang di hargai karena posisinya tetapi dia tidak mencerminkan keteladanan yang bisa kita ambil keteladanan sebagai contoh suri tauladan, sulit bagi kita untuk saat ini mempercayai, ini lah yang disebut dengan istilah Post Truth era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, caranya dengan memainkan emosi dan perasaan kita, dan sebaliknya.
Kita bersyukur kepada Allah SWT, kita di beri kesempatan untuk bertemu dengan bulan Zulhijjah dan setiap kali kita berada di bulan ini nama nabi Ibrahim as pasti akan tersebutkan, dalam surat Muntaha ayat 4, “Sungguh didalam kehidupan nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan nabi Ibrahim ada Huswatun Hasanah (keteladanan), bagi kaum yang beriman,” Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kehidupan nabi Ibrahim as dan orang – orang yang bersamanya.
Nabi Ibrahim as adalah nabi yang sangat cinta kepada kebenaran, dia mencari kebenaran yang sebenar-benarnya, saat ini banyak kebenaran yang palsu tetapi nabi Ibrahim mecari kebenaran yang betul betul benar yang datang dari Allah sang pencipta langit dan bumi. Dalam surat Al-Aman, Allah SWT melukiskan bagai mana perjalanan spiritual nabi Ibrahim as dalam mendekat kepada Allah SWT.
Masyarakatnya pada masa itu ada yang menyembah bintang sebagai bulan, ada yang menyembah bintang sebagai tuhan, namun nabi Ibrahin tidak ikut, dia mengatakan tidak mungkin tuhan itu bisa hilang disiang hari. “Aku mohon petunjuk dari Allah, dan kalau Allah tidak memberi petunjuk kepadaku, aku pasti akan sesat seperti orang-orang yang menjadikan bulan sebagai tuhan.”
Banyak kebodohan kebodohan yang muncul pada masa itu namun semuanya itu nabi Ibrahim tidak mengikutinya, ia mengatakan “aku melepas diri dari apa yang kamu sekutukan itu, tidak mungkin tuhan itu adalah mata hari.” Akhirnya nabi Ibrahim mengatakan “ya Allah, aku hadapkan wajahku kepada sang pencipta langit dan bumi, agama yang lurus” kometmen memegang kebenaran.
Saat ini kita hidup pada masa yang banyak aliran dan ediologi dan islam bahkan banyak istilah-istilah yang dilekatkan kepada agama islam, kerena itu kita yang merayakan hari ini rasullurah sudah mewasiatkan “aku tinggalkan kepadamu dua hal, Al-Quran dan Sunah, berpegang teguhlah kepada dua hal ini maka kamu tidak akan sesat.”
Oleh karena itu, dalam berqurban ini sudah ada sejak jaman Adam as dilanjutkan dengan Nabi Ismail terus para rasul melakukan kurban sampai dengan ummat Muhammad saw, “Sholatlah kamu, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Dan ber qurbanlah kamu.” Kami mengingatkan, pelajaran yang di ajarkan oleh putra Nabi Adam as, Habil dan Qabil itu melakukan kurban tetapi hanya qurban Habil yang diteriam sementara qurban Qabil tidak di teriama oleh Allah SWT. Kenapa?, karena “ Allah SWT hanya menerima, ibadah qurban dari hamba-hambanya yang bertaqwa.” Tutup Aslam Nur. (Agusnaidi B)