Sorong, InfoMu.co – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan tahniah atas diselenggarakannya ideopolitor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Papua Barat Daya yang diselenggarakan di Unimuda Sorong.
Oleh karena itu, dalam bermuhammadiyah harus terlebih dahulu memahami prinsip dasar, pemikiran dan hal-hal yang bersifat ideologis sebagai pondasi bermuhammadiyah.
Dalam konteks memahami ideologi Muhammadiyah, Guru Besar Sosiologi ini meminta kepada kader, warga, dan lebih-lebih pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah untuk membaca, mendalami dan mengamalkan beberapa produk pemikiran di Muhammadiyah.
Selain falsafah, Haedar juga merekomendasikan rujukan lain yaitu 17 Pokok Himpunan Ayat-ayat Al Qur’an yang diajarkan Kiai Dahlan, pidato Kiai Dahlan tentang Tali Pengikat Hidup, serta kitab Aqaidul Iman.
Selain itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah yang prolifik dalam menulis ini juga merekomendasikan kepada pimpinan persyarikatan untuk membaca sejarah berdirinya tarjih pada 1927.
Selain itu juga membaca 12 Langkah Muhammadiyah tahun 1938, Muqaddimah Anggaran Dasar dan Rumah Tangga tahun 1962, Khittah Muhammadiyah mulai dari tahun 1956, 1969,1978 sampai dengan 2020 dan 2022.
“Dipahami juga dan dibaca kembali matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah tahun 69, gerakan jamaah dan dakwah jamaah tahun 69, kemudian setelah itu juga ada dakwah kultural tahun 2002 pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah tahun 2000,” katanya.
“Setelah itu juga ada Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad ke-2, visi karakter bangsa Indonesia Berkemajuan Negara Pancasila Darul Ahdi Wasy Syahadah dan yang terakhir Risalah Islam Berkemajuan,” sambung Haedar.
Produk-produk pemikiran Muhammadiyah harus menjadi rujukan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah, lebih-lebih untuk menghadapi politik lima tahunan. Dia berharap dengan rekomendasi rujukan bacaan tersebut, kader dan pimpinan tidak kehilangan arah.
“Dalam konteks ini maka pemahaman ideologi itu menjadi penting, karena itulah yang akan menjadi dasar dan orientasi para pimpinan, jangan sampai memimpin Muhammadiyah hanya dengan pikiran sendiri tanpa merujuk kepada pandangan keIslaman dan ideologi Muhammadiyah,” pesan Haedar.
Selain penyelenggaraan Ideopolitor, kegiatan tersebut juga dibarengkan dengan Baitul Arqom (BA) dan Pelatihan Intruktur (PI). Sebagai bentuk perhatian dan komitmen perkaderan di Indonesia Timur, kegiatan PI dan BA itu dikelola langsung oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah antara lain Bachtiar Dwi Kurniawan (Ketua), Mutohharun Jinan, (Wakil Ketua), Moch Irfan Islami (Wakil Ketua), Benni Setiawan (Ketua Divisi), Islamiyatur Rokhmah (Ketua Divisi), dan Muhammad Ali (Ketua Divisi). (muhammadiya.or.id)