“Spirit Ramadhan Menuju Zulhijjah”
Oleh: Syahbana Daulay (Majelis Tabligh PWM Sumut)
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَلَّذِيْ أَنْزَلَ الْقُرْآنَ خَلَقَ اْلإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلاَهُ، أمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَتُمْ مُسْلِمُونَ.
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah…
Kita baru saja meninggalkan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Bulan di mana kita dilatih untuk menahan diri, memperbanyak amal, dan memperkuat hubungan horizontal dan vertical. Namun perjuangan kita tidak berhenti di akhir Ramadhan. Datangnya bulan Syawal bukanlah akhir spirit Ramadhan, melainkan awal dari pembuktian hasil gemblengan Ramadhan.
Puasa enam hari Syawal adalah kelanjutan spirit Ramadhan. Enam hari Syawal adalah bentuk kesinambungan ibadah, tanda bahwa Ramadhan tidak berlalu sia-sia, dan menjadi indikator menjaga semangat Ramadhan.
Secara logis, Syawal adalah momen evaluasi. Ramadhan telah melatih jiwa kita, dan Syawal menjadi ladang pembuktian hasil latihan tersebut secara konsisten.
Bukan hanya kesinambungan dalam berpuasa, tapi juga kesinambungan dalam ibadah dan amal shalih yang lain seperti shalat berjamah lima waktu, bersedekah, mentadarus al-Quran dan yang lainnya.
Meraih ketakwaan tidaklah bisa kecuali dengan konsisten menjalankan amal kebaikan. Konsistensi merupakan kunci pencapaian kesuksesan dan keberhasilan hidup, termasuk dalam hal ibadah. Ibadah terbaik adalah bila kita konsisten melakukannya.
إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten (melakukannya) sekalipun sedikit.” (Riwayat Imam Muslim).
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah…
Di antara kelanjutan spirit Ramadhan adalah kesiapan saudara-saudara kita di bulan Syawal ini mempersiapkan diri untuk ibadah haji yang titik puncaknya di bulan Zulhijjah yang akan datang.
“Haji itu pada bulan-bulan tertentu, yaitu bulan-bulan yang telah dimaklumi.”
(QS. Al-Baqarah: 197)
Menurut mayoritas ulama, yang dimaksud dengan bulan-bulan haji adalah Syawal, Zulqa’dah, dan sepuluh hari pertama dari Zulhijjah. Maka, Syawal adalah gerbang menuju puncak spiritual tahunan ini.
Ibadah haji membutuhkan biaya tidak sedikit, kesehatan fisik dan ruhani, kerelaan meninggalkan keluarga sanak famili. Ini tidak mudah, kecuali setelah terbina dan tertanam mental keikhlasan dan kekuatan spiritual selama Ramadhan yang lalu.
Ibadah haji dengan wukuf di padang Arafah sebagai rukun haji yang utama adalah manifestasi puncak dari penghambaan total. Sedangkan qurban adalah simbol ketundukan dan kecintaan sejati kepada Allah, sebagaimana ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as. dan putranya Ismail.
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
(QS. Al-Hajj: 37)
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah…
Bagimana hubungan logis antara Ramadhan, haji, dan qurban…
- Ramadhan adalah proses penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan latihan ruhani dengan berpuasa dan pengendalian hawa nafsu agar jiwa kita lebih mudah mendekat kepada sang Pengasih Penyayang.
- Syawal adalah masa pembuktian dan kelanjutan komitmen setelah Ramadhan yang dibuktikan dengan konsisten melanjutkan semua amal baik selama Ramadhan.
- Musim Haji dan Qurban adalah puncak dari manifestasi ketundukan dan pengorbanan seorang hamba kepada Allah, sebagai bukti hasil tempahan jiwa selama Ramadhan yang lalu.
Dari sini kita pahami, bahwa Islam tidak mengenal stagnasi dalam ibadah. Selesai satu momen ibadah besar, datang momen lainnya. Ini membentuk ritme ruhani tahunan seorang muslim, dari Ramadhan menuju Syawal, lalu ke Zulhijjah dengan haji dan qurban.
Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah…
Mari kita jaga semangat Ramadhan dalam Syawal ini. Kita lanjutkan dengan ibadah puasa Syawal, memperbanyak amal shalih, bersiap menyambut Zulhijjah dengan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, dan spirit qurban sebagai bentuk ketakwaan dan keikhlasan kepada Allah SWT.
Semoga Allah menerima semua amal kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan dan ibadah-ibadah besar lainnya di masa depan. Aamiin.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ الْفَائِزِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِى عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ .وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أشهدُ أنْ لاَّ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. أمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
أللّهُمَّ اَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَاَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَاَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى إِلَيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَّنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَّنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سختك والنار، اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عنا يا كريم.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّ يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لله رَبِ الْعَالَمِيْنَ.