Medan, InfoMu.co – Redaksi Podcast InfoMu.co kali ini mengundang seorang tokoh dari Muallaf Center, Aditya Vidiantara. Wawancara bersama Aditya berlangsung di Studio Media Center Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan SM Raja No.136 Medan. Seperti apa dakwah yang dilakukan Muallaf Center Regional Medan.
Aditya Vidiantara dari Muallaf Center Peduli Regional Medan menjelaskan kehadiran Muallkaf Center setelah melakukan proses pensyahadatan adalah menjaga ke-Islaman mereka. Sebagai muallaf tentu saja mereka harus dilakukan pendampingan agar keberagaman mereka terjaga dengan baik.
Muallaf Center adalah satu lembaga yang memiliki badan hukum. Adanya badan hukum itu diharapkan dapat menjadi satu kekuatan untuk semua kerja Muallaf Center. Karena sesungguhnya Muallaf Center tidak hanya persoalan pensyahadatan, tapi banyak hal, mulai pengkhitanan, penjemputan jenazah, persalinan, muallaf yang sakit, dll.
Adit bercerita bagaimana proses penjemputan jenazah yang muallaf. Ada seorang muallaf yang sudah Islam 30 tahun. Kemudian meninggal dan oleh keluarganya dilakukan proses pengebumikan dengan cara diluar Islam. Kemudian Muallaf Center bersama keluarganya yang lain, kembali mengambil-alih proses pengebumian itu dengan cara Islam. ” Alhamdulillah, semuanya mendapat pertolongan Allah dan urusan selesai,” jelas Adit yang juga menjadi pengurus Muhammadiyah di Kota Medan.
Ketika ditanya, apakah Muallaf Center sering mendapat teror. Adit mengatakan, pihaknya sering mendapat teror. Itulah perjuangan Muallaf Center. Karena mereka menganggap bahwa Muallaf Centerlah yang menjadi penyebab terjadi proses peralihan keimanan seseorang. Padahal tidak. Muallaf Center hanya membantu saja.
Terkait dengan kerjasama, Muallaf Center memiliki kerjasama yang baik pemerintah termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan. Hubungan yang baik itu sangat memudahkan muallaf center dalam operasionalnya. ” Alhamdulillah, MUI Kota Medan sangat memberikan support kepada Muallaf Center. Bahkan kalau ada orang yang ingin berpindah keimanan ( bersyahadat) maka MUI mendorong untuk dieksekusi muallaf center,” kata Aditya yang alumni Fakultas Perikanan UGM yang ‘tergelincir’ menjadi relawan Muallaf Center.
Dijelaskan Adit pada awalnya berpikir bahwa Muallaf Center hanya bertugas untuk mensyahadatkan seseorang, tapi nyatanya tidak. Muallaf Center kemudian masuk pada proses pendidikan ( penyadaran keberagamaan) dan banyak hal lain,” kata Adit.
Muallaf Center di Medan sudah ada di Medan sejak 2018 dan sudah mensyahadatkan lebih dari 300 orang. Tahun 2023 saja ada 125 orang dan tahun 2024 ada 92 orang. Jumlah ini tentu saja akan terus bertambah.
Menariknya, di lapangan Muallaf Center menemukan beberapa modus dimnana seorang muallaf menjadi Islam dengan latar belakang yang beragam. Ada karena pernikahan, ekonomi, dlsb. Tidak bisa diingkari dari ratusan muallaf ada yang kembali ingkar dan kembali ke agama awalnya. Tapi kasus seperti ini tidak terlalu banyak.
Adit menyampaikan rasa gembiranya, bahwa para muallaf setelah syahadat kemudian belajar dan akhirnya mereka ber-Islam dengan baik. ” Ada orang yang mencari Islam, sayangnya banyak yang sudah Islam, tapi meninggalkan Islam,” kata Aditya.
Terkait informasi Muallaf Center, Aditya menjelaskan dapat menghubungi mereka di Kantor Sekretariat, Jalan Amalian No. 9 Medan. Atau telepon Adit Vidiyantara +6282276857755 (Syaifulh/Bes Nugraha/ Abdi Hamdani)