Jakarta, InfoMu.co – – Pusat penyebaran Islam pernah berlangsung di sebuah kota tua yang bernama Harar. Kota ini disebut-sebut sebagai kota suci Islam yang keempat.
Harar merupakan sebuah kota yang terletak di Ethiopia timur, tepatnya di Pegunungan Ch’erch’er, pada ketinggian 1.800 meter. Sejarah mencatat, Harar berkembang menjadi pusat penting budaya dan perdagangan Islam pada abad ke-16, seperti dilansir dari Ensiklopedia Britannica.
Menurut suatu pendapat, Harar kemungkinan didirikan pada abad ke-7 oleh para imigran dari Hadramaut–sebuah wilayah yang terletak di pesisir Arab selatan. Sir Richard Burton, pengunjung Eropa pertama, mendeskripsikan kota Harar dalam First Footsteps in East Africa (1856) sebagai pedagang senjata dan amunisi.
Harar pernah menjadi ibu kota Kerajaan Harar pada tahun 1520-1568, seperti dilansir Timeless Ethiopia. Kota ini mencapai periode kemakmurannya sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam pada abad ke-16 hingga ke-19.
Harar dan sekitarnya menjadi emirat merdeka sebelum dikuasai oleh Mesir. Hingga akhirnya, Harar menjadi bagian dari Ethiopia pada tahun 1887.
Warisan Budaya Harar
Jantung Harar terletak dalam sebuah tembok kuno yang dikenal sebagai Harar Jugol. Tembok yang membentengi kota Harar ini telah masuk dalam situs Warisan Dunia UNESCO.
UNESCO mencatat, tembok yang mengelilingi kota suci muslim ini dibangun antara abad ke-13 dan ke-16. Tembok ini berfungsi sebagai penghalang dan perlindungan. Terdapat 82 masjid yang tiga di antaranya berasal dari abad ke-10, dan 102 tempat suci di sana.
Bagian paling spektakuler dari warisan budaya Harar dapat dilihat dari desain interior hunian kota. Arsitektur bangunan dan tata kelola kota dipengaruhi oleh tradisi Afrika dan Islam. Inilah yang menurut UNESCO menjadi karakter dan keunikan tersendiri dari Harar.
Ada lima gerbang bersejarah yang menghubungkan jalan utama kota dan berfungsi untuk membagi kota menjadi lima lingkungan. Namun, pembagian ini tidak lagi berfungsi. Pembangunan gerbang dari jalan-jalan utama sudah mulai dibangun.
Tata perkotaan saat ini mengikuti desain abad ke-16 untuk kota Islam yang berpusat pada bangunan komersial dan keagamaaan dan labirin gang-sang sempit dengan muka bangunan yang mengesankan. (dtk)