Medan, InfoMu.co – Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMSU yang juga bendahara PW Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Muhammad Qorib MA bicara seputar dakwah kultural yang dikembangkan Muhammadiyah. Pasca Pengajian PP Muhammadiyah di Joqjakarta dan Jakarta belum lama ini, cerita seputar dakwah kultural menggelinding kencang. Selain dakwah kultural, Muhammadiyah juga memiliki pola dakwah lain, yakni dakwah komunitas.
Dr. Muhammad Qorib menjelaskan pada sesi terakhir dari Pengajian Ramadan PW Muhammadiyah Sumatera Utara di Pesantren Modern Muhammadiyah Kuala Madu, Langkat, pekan kemarin. Muhammad Qorib dan Muhammad Basir Hasibuan membahas topik yang sama tapi dalam bingkai yang berbeda.
Muhamamd Qorib memberi apresiasi kepada PP Muhammadiyah yang telah menyelenggarakan pengajian Ramadan di Yogyakarta dan Jakarta. Dari pengajian di dua lokasi itu, jelas Qorib, Dakwah Muhammadiyah harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan jamannya. Maka pola dakwah Muhammadiyah harus lebih kreatif dan inovatif. Selain itu, para dai Muhammadiyah harus memahami peta dakwah yang akan dijalani.
Muhammad Qorib mengingatkan agar para dai dapat melakukan evaluasi terhadap proses dakwah yang sudah dijalankan, apa kelebihan dan kekurangannya.
Dakwah Virtual
Dr. Muhammad Qorib juga menyinggung terkait dakwah melalui dunia virtual ( dakwah digital ). Katanya, Muhammadiyah Sumatera Utara memberi perhatian pada dakwah digital ini. Pengajian PP Muhammadiyah yang berlangsung di Yogyakarta dan Jakarta itu kemudian dikaji kembali guna menyesuaikan dengan kondisi ril Sumatera Utara, kemudian dikomunikasikan kepada semua level pimpinan di tingkat wilayah dan daerah. ” Sumatera Utara kan punya kearifan lokal, kita harus mengakomodasi itu,” tegas Qorib Dekan FAI UMSU itu.
Diharapkan pengajian yang berlangsung selama dua hari di Pesantren Muhammadiyah Kwalamadu itu dapat mendorong perubahan dan peningkatan kualitas dakwah Muhammadiyah ke depan. Beberapa hal yang penjadi point penting adalah. Dakwah Muhammadiyah itu lebih cair, lebih longgar dan jeli dalam melihat peta perkembangan masyarakat tapi tidak kehilangnya substansinya. ” Tidak pula agar dakwah kita diterima tapi kita mengorbankan identitas diri, identitas persyarikatan.
Kemudian, Muhammadiyah dan dainya harus mampu merumuskan strategi dakwah kultural ( revitalisasi dakwah Muhamamadiyah) ditengah masyarakat.
Muhammadiyah Sumatera Utara saat ini terus mengembangkan pola dakwah virtual melalui muhammdiyah sumut channel di platform youtube. Berbagi konten dakwah terus diproduksi dan diharapkan girah mengembangkan dakwah digital itu akan diikuti oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sumatera Utara melalui Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) yang ada di daerah. ( Syaifulh )