Dosen UMSU Gelar Pengabdian Masyarakat : Pemanfaatan Melati Air untuk Fitoremediasi Limbah Cair
Medan, InfoMu.co – Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Internal UMSU-LPPM yang didanai oleh ARB UMSU Tahun Anggaran 2024/2025. Kegiatan ini bertemakan “Pemanfaatan Melati Air (Echinodorus paleofolius) Sebagai Fitoremediasi Kadar COD
(Chemical Oxygen Demand) Limbah Cair” di Wisata Sawah Desa Pematang Johar
Kegiatan ini meliputi penyuluhan, sosialisasi, edukasi, serta praktik langsung menanam Melati Air dengan menggunakan limbah cair sebagai media tanamnya. Tim PKM yang dipimpin oleh Ir. Wizni Fadhillah, M.Agr., selaku ketua tim, bersama dosen Agroteknologi Rini Susanti, S.P., M.P., dan Wahyuni Umami Harahap, S.P., M.P., memberikan pengetahuan tentang potensi tanaman Melati Air yang selama ini banyak ditemukan di lokasi wisata
sawah.
Menurut Ir. Wizni Fadhillah, Melati Air yang melimpah di kawasan wisata sawah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai fitoremediator untuk mengatasi limbah cair dari industri dan domestik yang mencemari perairan. Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi, yang dapat terlihat dari warna air yang hitam dan bau yang menyengat, menunjukkan adanya pencemaran.
Oleh karena itu, pengolahan dengan teknologi murah dan bernilai ekonomis, seperti menggunakan Melati Air, dapat menjadi solusi yang efektif. “Melati Air merupakan produk yang mudah ditemukan dan memiliki nilai ekonomis, serta dapat berfungsi untuk memulihkan kualitas air yang tercemar,” ujar Ir. Wizni Fadhillah. Dia
berharap pengetahuan mengenai manfaat tanaman ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi petani dan masyarakat sekitar.
Pada kesempatan yang sama, Kader Posyandu Bu Sastri, yang mewakili Kepala Desa dan warga setempat, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan pengabdian ini. ” Kami merasa sangat beruntung mendapat kunjungan dari dosen UMSU yang telah memberikan paparan pengetahuan mengenai tanaman Melati Air.
Melati Air, yang sebelumnya hanya dianggap sebagai tanaman semak, kini menjadi sangat berharga setelah kami melihat manfaatnya dalam mengolah limbah cair yang berwarna hitam dan berbau menjadi air yang jernih dan
tidak berbau, ungkap Bu Sastri.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan solusi fitoremediasi berbasis tanaman air dapat terus berkembang dan memberikan manfaat dalam pengelolaan air limbah secara berkelanjutan.
Selain itu, penelitian lebih lanjut akan terus dilakukan untuk mengeksplorasi potensi tanaman lain yang dapat berfungsi sebagai pengolah limbah cair secara alami dan efektif. (Qomar)