Jakarta, InfoMu.co – Berangkat dari kekhawatiran tentang belum optimalnya pengetahuan ekonomi dan tingkat kemampuan berbisnis masyarakat Indonesia khususnya bagi yang beragama muslim, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas memaparkan tentang strategi optimalisasi dalam meningkatkan perekonomian umat dan bangsa pada acara Seminar Ekonomi Nasional, “Optimalisasi Potensi Umat dalam Membangun Kemandirian Bangsa” yang diadakan pada Sabtu (02/11) di Jakarta Pusat.
Anwar menyebut bahwa dalam hal berbisnis dan berdagang, kita sebagai masyarakat muslim yang juga merupakan mayoritas di Indonesia, jangan sampai kalah dengan yang lain.
”Jangan biarkan ekonomi di negara kita ini dikuasai dengan segelintir orang,”tegas Anwar.
Berdasarkan hal tersebut, maka Anwar menjelaskan bahwa dari 10 pintu rezeki, maka 9 diantaranya berasal dari tijarah (berdagang atau berniaga). Pernyataan tersebut Ia kutip berdasarkan hadist yang menjelaskan bahwa kegiatan berdagang dan berniaga merupakan hal besar yang dapat membuka pintu rezeki.
Maka dengan berdasar hadist tersebut, Anwar menekankan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya para muslim di Indonesia perlu untuk terus mempelajari dan memiliki jiwa entrepreneurship. Maka, untuk membenahi hal tersebut, Anwar mengutip perkataan dari seorang insinyur sekaligus pengusaha properti sukses di Indonesia yaitu Ciputra yang menyebut umat harus memiliki 3 hal penting yaitu rumah tangga (orang tua), masyarakat, dan guru yang bisa membimbing kedalam hal-hal yang consent dengan ekonomi dan bisnis sehingga hal tersebut dapat dijadikan strategi jitu dalam mencetak generasi-generasi entrepreneur di negara kita.
Pada poin berikutnya, secara garis besar Anwar menekankan bahwa terdapat dua mentality yang terkait dengan permasalahan kualitas sumber daya manusia yaitu employee mentality dan entrepreneur mentality. Pada poin tersebut Anwar menyebut bahwa masyarakat yang memiliki employee mentality cenderung menghindari risiko dan entrepreneur mentality adalah mental yang cenderung berani melawan risiko.
“Untuk saat ini, umat islam atau penduduk asli ini mayoritas masih dominan dengan employee mentality. Untuk itu, mari kita kembangkan mental masyarakat kita agar bisa lebih berkembang dan berani. Dalam entrepreneur mentality, maka terdapat istilah high risk, high return atau yang dapat disebut dengan risiko yang semakin tinggi, maka pendapatan (return/profit) yang di peroleh pun juga berpotensi semakin tinggi,”jelasnya.
Oleh karena itu, dengan kondisi masyarakat yang masih dominan pada employee mentality, menurut Anwar hal tersebut lah yang membuat kita masyarakat muslim kurang berperan secara signifikan dalam pembangunan ekonomi bangsa walaupun kita sangat unggul secara kuantitas (mayoritas).
Terakhir, Anwar mengatakan bahwa tingkat kualitas SDM dalam pembangunan ekonomi bangsa ini merupakan tugas yang berat yang harus diatasi secara bersama. Nabi telah mencontohkan cara mulia agar umat nya (pada saat itu) yang bermula dari umat yang tidak menentukan menjadi umat yang menentukan dan berdampak besar bagi peradaban muslim. (bhisma/muhammadiyah.or.id)