Alquran: Mendobrak Tradisi, Mengguncang Dunia
Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Alquran menjanjikan terwujudnya tatanan dunia baru yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Saat itu, masyarakat Quraisy bermoral rusak, punya peradaban rendah, dan penindasan sebagai bagian integral yang tak terpisahkan.
Hal ini terjadi karena pemberhalaan mengakar dan menjadi tradisi menyeluruh. Pada momentum ini, Islam tampil dengan menjanjikan perubahan masyarakat dengan berperadaban agung.
Bahkan Rasulullah menjanjikan bahwa Quraisy akan menjadi kekuatan besar yang menggilas dan meruntuhkan kekuatan besar pada saat itu, Romawi dan Persia.
Tatanan baru ini menjamin terciptanya masyarakat yang menempatkan Allah sebagai pemegang otoritas tertinggi.
Ketika menjadikan Allah sebagai pelindung, maka dalam waktu singkat Islam menjadi pusat peradaban dunia. Keluhuran akhlak dan budi pekerti menjadi simbol keutamaan generasi ini.
Keagungan Alquran
Nabi Muhammad telah tercatat sebagai manusia tercepat dalam melahirkan peradaban besar. Beliau diutus di tengah masyarakat Quraisy, yang memiliki orang-orang kaya-dermawan, para ksatria-pemberani, dan panglima perang yang tangguh.
Mereka memiliki tradisi menghormati orang yang lebih tua, serta memuliakan tamu, namun hidupnya bergantung pada berhala.
Mereka menyandarkan hidup pada kekuatan yang dianggap seperti tuhan. Berhala-berhala yang terbuat dari tanah liat atau batu dijadikan sebagai penentu nasib, kesuksesan, dan keberhasilan mereka.
Di tengah masyarakat seperti ini, Nabi Muhammad diutus untuk mengajak mereka secara persuasif meninggalkan berhala, dan beralih keyakinan dengan menggantungkan hidupnya kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
كَذٰلِكَ اَرْسَلْنٰكَ فِيْۤ اُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَاۤ اُمَمٌ لِّـتَتْلُوَا۟ عَلَيْهِمُ الَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ وَ هُمْ يَكْفُرُوْنَ بِا لرَّحْمٰنِ ۗ قُلْ هُوَ رَبِّيْ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِ لَيْهِ مَتَا بِ
“Demikianlah, Kami telah mengutus engkau (Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat, agar engkau bacakan kepada mereka (Alquran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” (QS. Ar-Ra’d : 30)
Dakwah Nabi untuk menegakkan tauhid benar-benar menemui jalan terjal. Mereka bukan hanya mendustakan ajaran Nabi Muhammad tetapi berupaya membunuh ajaran beserta pembawanya.
Namun penyerahan diri Nabi Muhammad secara total kepada Allah, maka semua kendala itu diselesaikan Allah.
Mengguncang Dunia
Dengan berpegang teguh pada Alquran, generasi sahabat membersamai Nabi Muhammad. Hal ini benar-benar mengguncang dunia.
Alqur’an dijadikan rujukan dalam kehidupan mereka, sehingga menggetarkan jiwa penduduk Makkah, termasuk pada pemuka dan tokohnya.
Para sahabat dengan keteguhan dan berharap cahaya Alquran berhasil membungkam hati mereka yang membatu karena kesombongan. Kesombongan itulah yang membutakan mata hati dan menutup telinganya.
Alquran mengilustrasikan bahwa ajaran yang bersandar pada Allah bisa mengubah sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin.
Campur tangan Allah benar-benar tak bisa dikendalikan oleh kekuatan apa pun. Dengan kata lain, siapa pun yang memusuhi ajaran agama ini akan ditindak langsung oleh Allah.
Alquran menggambarkan bahwa gunung-gunung dapat diguncangkan, bumi bisa terbelah, serta orang yang sudah mati dapat berbicara. Hal ini disebabkan oleh Alquran.
Hal ini digambarkan Allah sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰ نًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَا لُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَ رْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰى ۗ بَلْ لِّـلّٰهِ الْاَ مْرُ جَمِيْعًا ۗ اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ وَلَا يَزَا لُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَا رِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَا رِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَا دَ
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat diguncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Alquran). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.” (QS. Ar-Ra’d : 31)
Allah sudah memberi bukti sejarah bahwa Islam telah benar-benar ditegakkan dan berada di puncak keemasan di era sahabat.
Mereka mendampingi nabi selama 23 tahun untuk memperjuangkan tegaknya Islam di tanah Makkah hingga berlanjut di Madinah.
Alquran telah memandu mereka dalam mengguncang dunia dan menenggelamkan tradisi pemberhalaan patung.
Ketika Islam awal datang di Makkah, para sahabat dikucilkan. Mereka dikejar-kejar sebagai manusia yang rendah dan hina.
Mereka dipandang sebelah mata dan sinis. Para pemuka Quraisy memperlakukan umat Islam seperti budak, diperlakukan kasar, dan tidak pernah dipandang sebagai manusia normal.
Saat itu, mereka memperlakukan Nabi Muhammad seperti manusia berkelas rendah. Padahal beliau manusia berstatus sosial tinggi dan memiliki kedudukan terhormat.
Abdul Muthalib, kakek nabi, merupakan sosok yang sangat dihormati bangsa Quraisy. Begitu pula Abu Thalib, paman beliau, merupakan manusia yang disegani. Orang Quraisy tak berani menyentuh (mengganggu) fisik nabi selama Abu Thalib hidup.
Karena nabi dan para sahabat ingin membumikan Alquran di tanah suci, maka Allah menggerakkan tangan-Nya untuk mewujudkan hal itu.
Dengan keinginan suci ini, para sahabat diangkat derajatnya. Mereka benar-benar pengusung agama tauhid ini.
Ketika tertindas dan berjumlah minoritas, Nabi Muhammad pernah menjanjikan kepada para pembesar Quraisy akan hidup mapan serta menguasai Romawi dan Persia.
Nabi pun memastikan hal itu terwujud asalkan mereka mau meninggalkan sesembahannya. Mereka mencibir dan mengganggap Nabi Muhammad sebagai orang mengigau dan gila.
Namun setelah perjuangan dan kesabaran dalam menjalankan nilai-nilai Alquran, maka Allah menghadiahi para sahabat dengan kekuasaan yang membentang, hingga mampu menumbangkan kerajaan-kerajaan yang berorientasi pada kekuasaan dan kemewahan duniawi.
Janji Allah benar-benar terwujud, di mana ketika nilai-nilai Alquran diterapkan dengan benar, maka akan mengguncang dunia. (tabligh)