Medan, infoMu-co – Jelamg Dzuhur tadi, ratusan karib seperjuangan Prof. Dr. H. Ali Yakub Matondang melepas kepergian Guru Besar Ilmu Tafsir itu ke pakamannya. Proses berlangsung khidmat dengan beberapa kata sambutan, mulai dari Ketua MUI Sumut Prof. Abdullah Syah MA, Ketua PW Muhammadiyah Sumut Prof. Hasyimsyah Nasution sampai Rektor UMSU Dr. Agussani MAP.
Seperti apa sosok Buya Ali Yakub Matondang dimata sahabatnya. Ketua PW Muhammadiyah Hasyimsyah Nasution kepada infoMu.co menjelaskan, bahwa Prof. Dr. Ali Ya’kub Matondang MA adalah Sarjana Muda (BA) dari FIAD UMSU, kemudian menjadi Guru Agama Islam (UGA) pada salah satu madrasah Muhammadiyah di Medan. Beliau orang yang senang Ilmu dan berdakwah sehingga pada tahun 1980an termasuk muballigh Muhammadiyah yang populer di Medan.
Ketika ada kesempatan belajar ke Universitas Azhar di Mesir, dia manfaatkan dengan baik, dan sepulangnya dengan gelat Lc. ia beralih menjadi Pegawai/Dosen pada Fak. Ushuluddin IAIN-SU. Namun karena kecintaan kepada ilmu , ketika ada kesempatan melanjutkan studi ke Program Pascasarjana (PPS, S2 dan S3) IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, tidak disia-siakannya dan selesai tepat waktu.
Kata Hasyim, yang pernah sama mengajar di UINSU, sepanjang bergaul dengan almarhum ada beberapa hal yang menarik dan perlu diteruskan, antara lain, jiwa optimisnya dalam mengerjakan suatu pekerjaan dan ia yakin betul karena diawali dengan niat dan keikhlasan pastilah Allah SWT akan membantunya, hal itu tak perlu disangsikan.
Hal lain, adalah keramahannya ketika bertemu dan kata-kata-nya yang santun, walaupun terhadap bahawannya, demikian juga dalam berdiskusi. Pada tahun 1980an isu tentang bid’ah di Medan masih sangat kuat diperbincangkan, seperti Apakah ada Haji Akbar dan acara-acara tradisonal ketka hajatan. Dengan dalil-dalil yang bernas ia mengajukan pikirannya sebagai alumni Timur Tengah (baca: al-Azhar) yang bergengsi, dengan memilkih kalimat yang apik dan logis serta menghindari emosional apalagi memojokkan orang dengan kata-kata kasar.
Buya Ali Yakum Matondang juga dikenal sangat rajin bersilaturrahmi, baik ketika Ketua PWM SU periode 2000-20005 maupun ketika menjadi Rektor di IAIN dan UMA. Pada bahagian lain, almarhum. sangat piawai dalam mengemukakan humor-humor segar, bahkan dalam rapat-rapat serius akan muncul uangkapannya yang menarik.
Tentu dengan usia 74 tahun banyak orang mengenalnya terutama karena ia telah menabur kebaikan dan ilmu pengetahuan.
Dalam pesannya kepada infoMu.co, Prof. Hasyimsyah Nasution menuliskan doa untuk almarhum: Ya Allah tempatkanlah hambaMu ini pada Jannatun Na’im dan beri kami kemampuan untu meneruskan perjuangannya dalam mencintai ilmu pengetahuan yang mencerahkan menuju umat dan bangsa yang berkemajuan. Amin. (syaiful hadi)
