Jakarta, InfoMu.co – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui dari hasil penyelidikan, vaksin Sinovac mampu mencegah gejala pada orang yang terinfeksi Covid-19 hingga 51 persen dan efektif 100 persen dalam mencegah pasien rawat inap di rumah sakit.
Untuk ini, vaksin Sinovac yang diproduksi oleh Sinovac Biotech Ltd. akhirnya mendapat izin darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa 1 Juni 2021.
WHO mengakui bahwa vaksin Sinovac telah diterima dengan baik oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick mengatakan bahwa ini adalah bukti nyata bahwa vaksin yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada masyarakat adalah vaksin asli dan bukan vaksin sembarangan.
“Kami tentunya senang. Ini membuktikan bahwa pilihan vaksin impor yang kami lakukan bukan kaleng-kaleng, tapi vaksin beneran,” kata Erick Thohir.
Selain itu, kata Erick, ia berharap otorisasi WHO dapat mempermudah mobilisasi masyarakat Indonesia yang telah menerima vaksin, baik di dalam maupun di luar negeri.
Salah satunya, kegiatan umroh dan haji. Namun, Erick mencontohkan izin umrah dan haji itu menjadi pembahasan di Kementerian Luar Negeri.
“Paling tidak dengan Sinovac dan Sinopharm masuk list WHO kami berharap pemerintah Arab Saudi membuka diri karena kan semua vaksin yang sudah masuk list WHO mestinya friendly,” tutur Erick Thohir.
WHO akhirnya menyetujui izin penggunaan darurat Sinovac pada Selasa tanggal 1 Juni 2021 kemarin.
Dengan persetujuan tersebut, Sinovac menjadi vaksin China kedua yang menerima lampu hijau WHO setelah Sinopharm.
“WHO memvalidasi vaksin Sinovac-CoronaVac Covid-19 untuk penggunaan darurat,” kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP.
Otorisasi WHO ini menjamin bahwa Sinovac memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran, dan pembuatan.
Kepastian ini berlaku bagi negara, donor, lembaga pengadaan, dan masyarakat penerima vaksin.
Selain vaksin dari China, WHO juga telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin yang diproduksi oleh Pfizer / BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson dan AstraZeneca yang diproduksi di India dan Korea Selatan.
WHO merekomendasikan penggunaan vaksin Sinovac untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Selama waktu ini, interval injeksi antara dosis pertama dan kedua bervariasi dari 2 hingga 4 minggu. (*)