Medan, InfoMu.co – Kabar dua berpulangnya Buya Prof. Malik Fajar (81) cepat memenuhi laman media sosial. Kanal media milik Muhammadiyah pun ramaidengan pesan-pesan duka dan informasi seputar berpulangnya tokoh pendidik yang meninggalkan banyak kenangan dan prestasi itu.
Di Medan, Sumatera Utara para tokoh saling melakukan komunikasi. Jurnalis infoMU pun mendapatkan kabar itu lebih cepat dari tokoh PW Aisyiyah Sumatera Utara, Hj. Elynita yang mendapatkan info dari kanal media PP Aisyiyah. Seperti apa pendapat dan pandagan tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah atas berpulang Prof. Dr. Malik Fajar MSc itu? Berikut tim infoMu.co melakukan wawancara khusus dengan Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA, Ketua PW Aisyiyah Sumut Hj. Elynita Koto, Wakil Ketua PW Muhammadiyah yang juga Korbid Dikdasmen Prof. Ibrahim Gultom dan tokoh muda Muhammadiyah yang juga Dekan Fakultas Agama Iskamn (FAI) Dr. Muhammad Qorib MA.
Hasyimsyah : Malik Fajar Inovatif dan Konsisten
MALIK FAJAR sang guru inovatif dan konsisten. Saya mulai mengenalnya 15 tahun terakhir. Kesimpulan saya mengenai almarhum adalah pada pribadinya yang kuat pada prinsif dan tegas pada kebenaran serta pekerja keras. Perbincangan menarik di luar arena Tanwir Muhammadiyah di Lampung tahun 2007 membawa saya pada kesimpulan itu.
Kecintaan pada kebenara akan ajan membuka wawasan luas dan inovatif. Prinsif ini terus diyakininya karena itu tidak heran kalau setiap perhelatan Muhammadiyah di tingkat PPM, beliau diberi kesempatan mengutarakan pikiranya yang briliant dan mungkin inilah yang mengantarkannya dipercaya sebagai Menterìi Pendidikan dan Menteri Agama serta Menko Kesra.Mari kita warisi keteladanan tersebut sebagai amal dan ilmu yang terus mengalir untuk almarhum menuju keridhaan dan jannatun na’im
Hj. Elynita Koto : Kebapakan dan Mengayoni
MALIK FAJAR adalah tokoh yang sulit untuk digantikan. Ia tokoh yang sangat kebapakan dan sangat mengayomi. Malik Fajar punya rasa humor yang tinggi tapi tegas dengan prinsif. Cara-cara Malik Fajar menyampaikan gagasannya sangat taktis dan mudah dipahami. Pantas ia sukses dilingkungan Muhammadiyah dengan membangun Universitas Muhammadiyah Malam ( UMM) dan sukses pula sebagai pemimpin negara sebagai Menteri dan Menko hingga terahkir menjabar sebagai anggotra Wantimpres.
Kepada jurnalis infoMu.co, Hj. Elynita berharap Muhammadiyah akan memiliki kander-kader pengganti semumpuni dan sekuat Malik Fajar dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Semoga Buya Malik Fajar husnul khatimah dan ditempatkan Allah ditempat terbaik.
Ibrahim Gultom : Tokoh Bangsa dan Tokoh Muhammadiyah
Prof. Dr. Ibrahim Gultom, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara yag juga Koorbid Dikdasmen, menyampaikan rasa kehilangan atas berpulangnya Buya Malik Fajar. Malik Fajar tokoh bangsa dan tokoh Muhammdiyah dengan segudang prestasi. Semua kita sudah melihat prestasi beliau baik dilingkungan Muhammadiyah maupun prestasi beliau selama menjadi pejabat negara.
Khusus di perguruan tinggi Muhammadiyah, Malik Fajar menjadi sumber inspirasi sekaligus sebagai contoh dalam pengembangan universitas/sekolah tinggi muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Muhammad Qorib : Sosok Pemikir dan Pengamal
Kata Qorib, sosoknya yang humanis dan pluralis, menciptakan jalan terang tersendiri. Bukan saja dicintai oleh berbagai kalangan, ia bahkan sangat disegani. Sosoknya mampu mengabdi sebagai menteri di dua departemen berbeda dan cenderung sensitif, yaitu kementerian agama dan kementerian pendidikan nasional.
Sosok Prof. Malik Fajar satu dari sederetan guru bangsa yang hidupnya sederhana dan penuh dedikasi. Muhammadiyah bahkan Indonesia kehilangan sosok bersahaja ini. Selamat jalan Prof. Malik Fajar.