Ibnul Qayyim berkata : Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya.
Melalui lisan : berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat.
Melalui hati: berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah.
Melalui anggota badan : berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).
Lawan kata Syukur adalah Kufur yaitu mengingkari nikmat Allah .
Pada kenyataannya banyak diantara kita hanya bersyukur secara lisan saja. sementara hati dan anggota badan kita belumlah menampakkan rasa syukur .
Sungguh Allah , telah memerintahkan kepada kita untuk selalu bersyukur dan melarang untuk mengingkari nikmat NYA.
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. BERSYUKURLAH kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)
Dalam ayat lain Allah bahkan mengancam mereka yg ingkar
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu berfirman “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya adzab Ku sangat pedih”.( QS Ibrahim 7)
Lalu bagaimanakah caranya agar kita menjadi orang yang pandai bersyukur ???
Didalam hadits diceritakan bahwa pada dasarnya manusia tidak pernah puas dan selalu merasa kurang .
Rasulullah bersabda :
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ
“Seandainya anak Adam memiliki 2 lembah emas maka dia akan mencari lembah yang ke-3 dan dia tidak akan berhenti kecuali kalau pasir sudah dimasukkan dalam mulutnya.”
( HR. Bukhari no. 6436 )
Karenanya Rasulullah memberi nasehat tentang bagaimana caranya agar kita pandai bersyukur .
Dijelasksn dalam hadits sbb ;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
*”Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian, dan janganlah kalian melihat orang yang lebih tinggi dari kalian, sesungguhnya hal itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.”*
(HR Ibnu Majah no 4142 )
Lalu Rasulullah juga memberikan contoh bagaimana menunjukkan rasa syukur atas nikmat yg Allah berikan .
Diceritakan dalam hadits riwayat Aisyah , ia berkata :
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ، إذا صلَّى ، قام حتى تفطَّر رجلاه . قالت عائشةُ : يا رسولَ اللهِ ! أتصنعُ هذا ، وقد غُفِر لك ما تقدَّم من ذنبك وما تأخَّرَ ؟ فقال ” يا عائشةُ ! أفلا أكونُ عبدًا شكورًا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. Lalu Aisyah bertanya: ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda:
“Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no. 1130 )
Dari ayat dan hadits -hadits diatas maka mengambil pelajaran tentang bagaimana caranya agar menjadi hamba Allah yg pandai bersyukur dan terhindar dari kekufuran .
Demikian saudaraku , semoga tulisan ini bermanfaat. (*)

