Ponorogo, InfoMu.co – Prof. Taufik Kasturi, S.Psi.,M.Si, Ph.D menyebutkan bahwa Perspektif Psikologi Islam adalah melihat segala sesuatunya dengan konsep Islam dalam hal ini adalah pandangan dari Al Qur’an dan As Sunnah. Psikologi Islam menggunakan sumber – sumber rasional dan sumber – sumber kitabiah yang empiris untuk mempelajari hal – hal fisik dan metafisik, yaitu bersumber Al Qur’an dan Sunnah.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut pada gelaran Seminar Internasional Psikologi Islam yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Sabtu (27/2).
Menyambung Prof Taufik, Dr. Rania Awaad, Stanford Muslim Mental Health La, menyampaikan pada berabad-abad sebelum munculnya psikologi di Eropa, cendekiawan muslim mempelajari, mendokumentasikan dan mempraktekkan psikoterapi holistik, manajemen medis untuk gangguan, perawatan psikiatri, dan perawatan kognitif.
“Secara historis, bagi cendekiawan muslim, inspirasi, motivasi, dan penelitian berdasarkan bukti empiris dan kitab suci,”terangnya.
Lebih dalam, Ia menjelaskan bagaimana motivasi beragama seorang muslim, inspirasi Islami, faktor sosio-politik, kontribusi dan warisan para ilmuwan Islam, dan Psikologi Islam modern saat ini.
Tidak hanya tentang sejarah Psikologi Modern saja. Dr. Sophian, Peneliti di Universiti Malaysia Sarawak membahas mengenai pola – pola otak pada saat mendengarkan dan membaca Al Qur’an, dan membandingkan perbedaan keadaan otak ketika mata ditutup tanpa mendengarkan apa-apa dengan ketika mendengarkan ayat dalam Al Qur’an.
Ia memaparkan hasilnya adalah gelombang Alpha dan Theta lebih aktif pada saat mendengarkan dan membaca Al Qur’an. Gelombang Alpha muncul ketika seseorang sedang berada kondisi yang tenang. Semua kecemasan yang ada pada gelombang Delta dan Theta akan menghilang ketika seseorang dapat mengatur gelombang Alphanya dengan baik.
Hal itu juga didukung dengan pemaparan pemateri dari UMPO, Dr. Syarifan yang menyampaikan psikologi belajar Islam menggunakan perspektif Al Qur’an yaitu memandang manusia sebagai gabungan fitrah – fitrah nafsani.
Fitrah nafsani yang dimaksud yaitu kalbu (fitrah Ilahiyah, sebagai aspek supra kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya emosi / rasa), Akal (fitrah Insaniyah, sebagai aspek kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya kognisi / cipta), dan Nafsu (fitrah Hayawaniyah, sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia yang berfungsi sebagai daya konasi/ karsa).
Menurut Dr. Syarifan, prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran berkaitan dengan Fungsi – fungsi yang diberikan pada manusia seperti terdapat dalam Q.S. An Nahl yaitu pertama, Al–sama/ telinga berfungsi menangkap suara, memahami pembicaraan, dalam Al Qur’an sering dihubungkan dengan penglihatan dan qalbu. Kedua Al–Bashar/ mata berfungsi mengetahui atau melihat sesuatu dan merenungkan apa yang dilihat. Dan ketiga, Al–Fu’ad/ hati/ qalbu merupakan pusat penalaran yang harus difungsikan dalam kegiatan belajar.
Seminar Internasional Psikologi Islam ini merupakan awal dan terus akan dikembangkan sebagai bentuk peran dan kontribusi Prodi Psikologi Islam UMPO terhadap khazanah keilmuan Psikologi Islam tingkat dunia. Tantangan kedepan pasti makin komplek, tim dan segenap civitas Prodi Psikologi Islam akan selalu mencoba menyiapkan segala kompetensi terbaik dalam menyambut masa depan dunia yang berkemajuan.