18 November, ada apa? Selain Menjadi momentum sakral Milad Muhammadiyah, 18 November juga diperingati sebagai hari Pencegahan dan Pemulihan dari Eksploitasi, Pelecehan, dan Kekerasan Seksual Anak. Bahkan ini diperingati diseluruh dunia.
Data SIMFO-PPA menunjukkan angka 15.267 per Agustus 2024. Data ini mencakup berbagai jenis kekerasan yang dialami anak, termasuk kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, trafficking, hingga penelantaran. Menjangkau lebih jauh, ternyata Sumatera Utara masuk dalam 10 besar wilayah dengan jumlah kekerasan anak terbanyak. Miris !
Demikian disampaikan aktifis Pencegahan Kekerasan Anak dari IMM Sumatera Utara, Silvani Lika Damanik terkait dengan peringatan Hari Pencegahan dan Pemulihan dari Eksploitasi, Pelecehan dan Kekerasan Sesual Anak yang jatuh pada 18 Nopember. “Hal ini tentu menjadi fokus utama kita bersama, mengetahui penyebabnya, cara mencegahnya hingga memberi penyembuhan dan pendampingan secara berkala,” Kata Silvani.
Penyebabnya terjadinya kekerasan seksual pada anak, bermacam-macam, diantaranya ialah Faktor internal keluarga dimana peran keluarga yang disfungsional, Pendidikan seks yang minim sedari dini, Faktor Lingkungan yang kurang sadar akan keadaan sekitar, Akses teknologi yang memudahkan pelaku memanipulasi korban, Norma budaya yang membenarkan perkawinan anak, eksploitasi anak dalam pekerjaan, atau memandang anak sebagai objek seksual hingga Stereotipe gender yang tidak setara.
Jelas Silvani, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu faktor tunggal yang menyebabkan eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap anak. Biasanya, terjadi interaksi kompleks antara berbagai faktor.
Untuk itu, kata aktifis IMM Sumatera Utara itu, dibutuhkan upaya bersama untuk bisa mencegah hal tersebut agar tidak terjadi, diantaranya :
* Keluarga: Memberikan kasih sayang, perhatian, dan pendidikan seks yang tepat kepada anak-anak.
* Sekolah: Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan memberikan pendidikan tentang perlindungan diri.
* Komunitas: Membangun kesadaran akan masalah ini dan melaporkan setiap kasus yang mencurigakan.
* Pemerintah: Menegakkan hukum, menyediakan layanan perlindungan anak, dan memberikan dukungan kepada korban.
Katanya, bagi anak yang sudah menjadi korban, proses penyembuhan dan pendampingan sangatlah penting. Beberapa langkah yang bisa kita dilakukan:
* Dukungan: Berikan dukungan emosional kepada korban. Buat mereka merasa aman dan didengar.
* Konseling: Bawa korban ke konselor profesional untuk membantu mereka mengatasi trauma.
* Perawatan Medis: Jika ada luka fisik, berikan perawatan medis yang diperlukan.
* Keadilan: Laporkan kasus ke pihak berwajib agar pelaku mendapatkan sanksi yang setimpal.
* Pencegahan Ulang: Lindungi korban dari kemungkinan terjadinya kekerasan ulang.
Silvani Lika Damanik mengingatakan beberapa hal penting untuk diingat:
* Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan.
* Jangan menyalahkan korban.
* Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin baik proses penyembuhannya.
* Kerjasama semua pihak sangat penting. ((***)