Hutapadang Ulupungkut, InfoMu – Pimpinan Muhammadiyah Ranting Hutapadang, Ulupungkut, Mandailing Natal melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Sepakbola, Rabu (10/4) lalu. Bertindak sebagai imam Ustadz Amru Hasibuan dan Khatib Ahmad Syukri Batubara SAg. Pelaksanaan salat berlangsung dalam suhu udara yang dingin karena pada malamnya turun hujan yang cukup lebat hingga membasahi area lapangan.
Jamaah salat Idul Fitri menjadi meriah karena shaf banyak dihadiri para perantau dari berbagai kota yang ‘mudik’ ke kampung halaman. Termauk imam dan khatib salat Id, adalah putra Hutapadang yang mudik dari Pematang Siantar dan Kota Medan. Kehadiran perantau pada hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha menjadikan desa itu tampak ramai. Sepanjang ruas jalan utama desa itu dipadai dengan kendaraan dari luar kota.
Khatib salat Idul Fitri Ahmad Syukri SAg pada khutbahnya menjelaskan bahwa manusia sesungguhnya tidak pernah lepas dari masalah. Jangankan manusia, rasul saja menghadapi masalah. Masalahnya, banyak orang yang tengah menghadapi masalah tidak mengadukan masalahnya kepada Allah. ” Sesungguhnya Allah-lah adalah tempat kita mengadu, Allah-lah menjadi deking kita dalam kehidupan ini, Allah tempat kita minta untuk menyelesaikan masalah. InsyaAllah semua akan selesai,” kata Ahmad Syukri, yanng juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pematang Siantar.
Ahmad Syukri Batubara menjelaskan, umat Islam yang baru menyelesaikan bulan ibadah Ramadan dan meraih predikat taqwa, maka ada beberapa ciri yang dapat kita lihat. Salah satunya adalah semakin baik ibadahnya. Sayangnya, banyak orang yang telah menyelesaikan Ramadan, tidak ada perubahan pada dirinya. Kualitas ibadah salatnya pun masih seperti biasa saja. Bukan cuma itu, banyak pula dari mereka melaksanakan salat tapi ia tidak memahami apa yang dilakukannya.
Ahmad Syukri juga mengingatkan kepada jamaah untuk mengintensifkan komunikasi kepada Allah, terutama dalam salat. Perbaiki komunikasi kita agar ibadah kita semakin berkualitas.
Pembangunan Masjid Taqwa
Pada kesempatan itu, usai salat Idul Fitri, jurnalis infoMu.co Syaiful Hadi, melakukan wawancara khusus dengan Ketua Ranting Muhammadiyah Hutapadang, Ulupungkut, Baniyamin Lubis, terkait dengan perkembangan Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1939 itu. Desa Hutapadang memiliki banyak kader persyarikatan yang berdiasopra di berbagai daerah di tanah air. ” Angkata Muda Muhammadiyah di sini, selalu berangkat untuk sekolah keluar daerah. Selesai pendidik mereka biasanya tidak kembali,” jelas Baniyamin Lubis. Akibatnya, Muhammadiyah Hutapadang kekurangan kader.
Muhammadiyah Ranting Hutapadang memiliki beberapa amal usaha ekonomi, seperti memiliki kebun dan sawah, tapi belum dikelola secara optimal. Saat ini, kata Baniyamin Lubis, Muhammadiyah sedang menyelesaikan pembangunan Masjid Taqwa. Pembangunan Masjid yang sudah menelan dana Rp 1,2 miliar itu memang belum selesai sempurna namun sudah menjadi fasilitas ibadah yang cantik, indah dan bersih. Kata Baniyamin, beberapa fasilitas masih sedang menjadi perhatian, diantaranya ruang pustaka masjid yang diharapkan dapat menggerakkan ghirah persyarikatan menjadi lebih baik.
Pemerintahan Desa Support Kegiatan Muhammadiyah
Sementara itu, Kepala Desa Hutapadang Sya’ban Sazli Nasution memberikan dukungan dan supportnya pada aktifitas Muhammadiyah di sana termasuk pembangunan masjid taqwa Muhammadiyah yang menjadi pusat kegiatan dakwah. Sya’ban mengatakan, desa Hutapadang menjadi salah satu lumbung pertanian seperti kopi, beras dan kulit manis. Hutapadang juga menjadi penghasil kopi yang arabica dan robusta yang berkualitas. Kopi adalah tanaman turun-temurun dari orangtua dan saat ini memiliki pasar yang cukup menjanjikan.
Selain kopi maka sawah menjadi produksi utama penopang ekonomi masyarakat Hutapadang. Desa itu memiliki sekitar 40 hektar sawah dengan pola tanam dua kali setahun, menjadikan produksi padi dapat dipasarkan ke luar daerah, jelas Sya’ban.
Bulan Nopember kemari, desa ini mengalami musibah banjir bandang yang cukup parah selain merusak areal pertanian, banjir bandang itu juga merusak taliair ( irigasi ) persawahan di desa. Saat ini penduduk desa Hutapadang sedang melakukan recovery untuk menjaga produksi padi. (Syaifulh)