Medan, InfoMu.co – Muktamirin yang mengikuti perhelatan Muktamar di Solo pada 18-20/11 kemarin memanfaatkan kunjungan ke Masjid Kraton dan Pasar Klewer. Kenapa Masjid dan Pasar ?. Kosep pengembangan kawasan tempoe doeloe tak bisa lepas dari Istana (kraton), alun-alun, masjid dan pasar. Itulah kenapa masjid selalu berdampingan pasar dan alun-alun.
Muktamirin menyempatkan melihat dari dekat kondisi Masjid Kraton, baik di Solo maupun di Yoqjakarta. Di Solo, rombongan Aisyiyah Sumatera Utara yang terdiri dari PW Aisyiyah Sumut, PD Aisyiyah Medan dan PD Aisyiyah Padangsidimpuan, menyempatkan salat di Masjid di Kraton Surakarta. Selanjutnya menyempatkan berbelanja di Pasar Klewer yang lokasinya bersebelahan dengan masjid.
Masjid Agung dibangun oleh Sunan Pakubuwono III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768 . Hal ini dapat diketahui dari prasasti yang terdapat di dinding luar ruangan utama masjid. Masjid ini merupakan masjid dengan katagori masjid jami’ , yaitu masjid yang digunakan untuk salat berjemaah dengan jumlah jamaah banyak. Dengan status sebagai masjid kerajaan, masjid ini juga berfungsi mendukung segala keperluan kerajaan yang terkait dengan keagamaan. Semua pegawai masjid diangkat menjadi abdi dalem kraton, dengan gelar seperti Kanjeng Raden Tumenggung Penghulu Tafsiranom (untuk penghulu) dan Lurah Muadzin untuk juru adzan.
Sedangkan Pasar Klewer, adalah pasar tekstil terbesar di Kota Surakarta. Pasar yang letaknya bersebelahan dengan Keraton Surakarta ini juga merupakan pusat perbelanjaan kain batik yang menjadi rujukan para pedagang dari Yogyakarta, Surabaya, Semarang dan beberapa daerah di tanah air. Bangunan pasar dua lantai ini menampung 1.467 pedagang dengan jumlah kios sekitar 2.064 unit. Pasar Klewer tidak hanya sebagai pusat perekonomian, tetapi juga tujuan wisata dan simbol Kota Surakarta.
Di Pasar Klewer ini lah rombongan Aisyiyah Sumut menyempatkan berbelanja batik untuk menjadi oleh-oleh sekembalinya dari Muktamar. (Syaifulh)